Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Perkenalkan: Juan Carlos Unzue, Calon Suksesor Luis Enrique
22 Maret 2017 19:06 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Nama Juan Carlos Unzue mendadak tenar sebulan terakhir setelah Luis Enrique memutuskan untuk mundur akhir musim ini. Status Unzue sebagai asisten pelatih Barcelona membuat namanya masuk bursa calon pelatih pengganti Enrique.
ADVERTISEMENT
Meski ada nama-nama lain yang jauh lebih tenar, seperti Ernesto Valverde dan Ronald Koeman, peluang Unzue disinyalir yang paling besar. Pengalamannya duduk di kursi pelatih serta kedekatannya dengan pemain Barcelona menjadi alasan mengapa dia difavoritkan duduk di kursi tersebut.
Fakta di atas didukung oleh salah satu pemain senior Barcelona, Andres Iniesta. Menurut Iniesta, Unzue tahu semua hal tentang Barcelona. “Unzue mengetahui semua hal dengan begitu baik. Dia tampak siap, termotivasi, dan memiliki kapabilitas,” kata Iniesta.
Apa yang dikatakan oleh Iniesta bukan omong kosong. 31 tahun yang Unzue habiskan dalam dunia sepak bola, mayoritas diisi oleh Barcelona. Jabatan mulai dari pemain hingga pelatih pernah dirasakan oleh pria asli Pamplona tersebut di Barcelona.
ADVERTISEMENT
Unzue didatangkan oleh Johan Cruyff sebagai pemain pada 1988. Berstatus sebagai pemain muda, Unzue dididik untuk menjadi pengganti kiper Barcelona saat itu, Andoni Zubizarreta. Kendati demikian, kariernya di Barcelona tak lama. Dia memutuskan hijrah ke Sevilla dua tahun kemudian.
Perjalanan baru Unzue di Barcelona dimulai ketika dia dipilih oleh Frank Rijkaard untuk menjadi pelatih kiper Barcelona, tak lama setelah dia memutuskan gantung sepatu pada tahun 2003. Keberhasilan Barcelona menjadi juara pada musim 2005/06 membuat namanya ikut melambung.
Berakhirnya kontrak Rijkaard pada akhir musim 2007/08 tidak membuat namanya ikut pergi dari Barcelona. Kemampuannya yang dinilai memuaskan membuat pelatih baru Barcelona, Pep Guardiola, mempertahankannya dan juga pelatih fisik, Paco Seirul·lo.
Gelar demi gelar yang didapatkan oleh Guardiola membuat curriculum vitae-nya makin enak untuk dilihat. Tak ayal, ketika dia memutuskan untuk keluar, tawaran melatih pun banyak berdatangan. Salah satunya dari CD Numancia, yang pada akhirnya dia ambil pada 2010.
ADVERTISEMENT
Karier Unzue sebagai pelatih kepala di Numancia tidak berjalan sesuai keinginannya. Semusim menangani Numancia, dia memutuskan untuk kembali ke Barcelona. Namun, jalan Unzue dan Barcelona kembali tak beriringan setelah dia ditunjuk menjadi pelatih Racing Santander pada 2012.
Lagi-lagi, persoalan taktik menjadi problem Unzue untuk melenggang menjadi pelatih besar. Kariernya di Santander tidak bertahan lama. Baru dua bulan duduk sebagai pelatih kepala, Unzue dipecat.
Keberuntungan Unzue dimulai saat itu juga. Kebutuhan Enrique untuk memperbaiki nasib sialnya di AS Roma membuat namanya dipilih untuk menjadi staf inti Celta Vigo. Perlahan, namanya kembali ikut naik seiring menanjaknya nama Enrique.
Jurnalis senior dan kolomnis sepak bola asal Spanyol, Guillem Balague, menjelaskan bahwa Unzue adalah sosok penting Barcelona musim ini. Tugasnya berkaitan dengan situasi bola mati, baik itu sepak pojok dan tendangan bebas, hingga bertahan maupun menyerang. Tidak hanya itu, dia juga bertanggung jawab soal taktik yang digunakan untuk mematikan permainan lawan.
ADVERTISEMENT
Tugas tersebut dilakukan oleh Unzue dengan baik. Dibandingkan dengan kedatangannya ke Camp Nou 2014/15 lalu, Barcelona menjadi kesebelasan yang paling efektif soal memanfaatkan bola mati, terutama soal cara memanfaatkannya menjadi sebuah gol.
Hal lain yang membuat nama Unzue layak difavoritkan adalah faktor pergantian pelatih Barcelona ke asisten yang berjalan mulus. Keberhasilan Tito Vilanova menjuarai La Liga pada musim perdananya menjadi contoh bagaimana pergeseran tongkat kepelatihan ke asisten pelatih tak selalu buruk.
Melihat apa yang terjadi pada Barcelona musim ini, Unzue memang layak untuk ditunjuk. Dalam beberapa pertandingan, tampak cukup terlihat bagaimana Unzue mulai memberikan komando langsung ke pemain, seperti yang dilakukan oleh Vilanova dulu.
Pertandingan leg II melawan Paris Saint-Germain pada babak 16 besar Liga Champions lalu menjadi contohnya. Dia tampak begitu percaya diri melakukan tugas ini. Tak tampak keraguan sedikit pun soal apa yang diucapkan. Hasilnya: Barcelona lolos dengan cara yang tak biasa.
ADVERTISEMENT
Proses ini pergantian pelatih memang merupakan hal yang pelik bagi sebuah kesebelasan. Salah ambil langkah, Barcelona harus siap menerima segala risikonya.