news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Persebaya: Dari Takut WO hingga Bus Diserbu Bonek

4 Juni 2018 20:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Maskot Persebaya Surabaya. (Foto: Twitter @Liga1Match)
zoom-in-whitePerbesar
Maskot Persebaya Surabaya. (Foto: Twitter @Liga1Match)
ADVERTISEMENT
Laga pekan ke-12 Go-Jek Liga 1 yang mempertemukan Persija Jakarta vs Persebaya Surabaya memang urung terlaksana. Keamanan yang tak kondusif menjadi faktor utama pertandingan yang dihelat di Stadion Sultan Agung, Bantul, Minggu (3/6/2018) lalu itu urung terlaksana.
ADVERTISEMENT
Bagi Persebaya, ini jelas merupakan kerugian. Sebab, jelang pertandingan menghadapi Persija, para pemain telah melakukan persiapan khusus. Demikian pernyataan yang diutarakan oleh salah satu pemain mereka, Rendi Irwan.
"Kemarin kami sebenarnya belum tahu apa-apa. Sebelum berbuka puasa, waktu itu, dan selepas buka puasa, kami melakukan meeting dengan staf pelatih dan juga pemain," ujar Rendi saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Senin (4/6/2018).
"Ternyata sehabis meeting kami mendapat pemberitahuan bahwa Persebaya jangan berangkat dulu karena lagi ada kerusuhan di luar. Tetapi kami akhirnya tetap berangkat setelah menunggu hingga pukul 19:00 malam," kata dia menambahkan.
Persebaya Surabaya (Foto: Dok. PT Liga Indonesia Baru)
zoom-in-whitePerbesar
Persebaya Surabaya (Foto: Dok. PT Liga Indonesia Baru)
Rendi menjelaskan, merujuk aturan regulasi yang ditetapkan oleh PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) selaku operator kompetisi Liga 1, setiap tim harus sudah berada di stadion pukul 19:00 WIB. Akan tetapi, karena persoalan kerusuhan, dikatakan Rendi, membuat perjalanan menjadi tertunda.
ADVERTISEMENT
Di tengah perjalanan, lanjut kapten Persebaya ini, bus yang ditumpangi Persebaya menuju ke Stadion Sultan Agung menggunakan kawalan Brimob harus terhenti. Sebab, di tengah perjalanan, bus yang ditumpangi diserbu para Bonek.
"Jadi kami terhalang ke sana, kami menunggu sekira 30 menit dan akhirnya kami mendapat kabar bahwa laga diputuskan untuk tidak jadi menggelar pertandingan," kata dia.
"Di sisi lain kami juga bingung karena kami harus mematuhi regulasi makanya tetap berangkat ke stadion, jika tidak bisa dinyatakan Walk Out. Di satu sisi lainnya soal nyawa juga, keselamatan juga yang harus diperhitungkan," kata Rendi menjelaskan.
Rendi sendiri enggan lebih detail untuk buka suara terkait batalnya laga. Pemilik nomor punggung 12 di Bajul Ijo ini hanya bisa pasrah menyerahkan urusan ini kepada pemangku kepentingan kompetisi yakni PT LIB.
ADVERTISEMENT
"Cuma kalau kami dari pemain, waktunya bertanding, kami siap, tetapi kondisi di lapangan malah demikian adanya. Dan itu yang buat mental sedikit agak jatuh lah, ya, istilahnya."
"Karena begini, kami sudah mempersiapkan, dari latihan, memperkuat segi mental, sampai kami ikut kelas psikolog dan semuanya, tetapi di hari H tidak tahu apa yang terjadi," kata Rendi menutup.
Kejadian kerusuhan sendiri melibatkan kedua kelompok suporter pendukung Persija dan Persebaya, Jakmania dan Bonek. Imbasnya, pihak kepolisian yang bekerja sama dengan panitia pelaksana pertandingan memutuskan untuk menghentikan pertandingan.