Pochettino dan Nestapa Pelatih Argentina di Final Liga Champions

2 Juni 2019 16:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ekspresi kekesalan Mauricio Pochettino usai Liverpool mencetak gol kedua ke gawang Tottenham Hotspur. Foto: REUTERS/Susana Vera
zoom-in-whitePerbesar
Ekspresi kekesalan Mauricio Pochettino usai Liverpool mencetak gol kedua ke gawang Tottenham Hotspur. Foto: REUTERS/Susana Vera
ADVERTISEMENT
Epos Mauricio Pochettino berakhir antiklimaks. Tak ada perayaan bagi sosok 47 tahun itu setelah Tottenham Hotspur menuntaskan final Liga Champions di Stadion Wanda Metropolitano, Minggu (2/6/2019) dini hari WIB.
ADVERTISEMENT
Dalam pertandingan bertajuk All English Final tersebut, Spurs menelan kekalahan 0-2 dari Liverpool akibat gol Mohamed Salah (2'-p) dan Divock Origi (87'). Alhasil, Pochettino hanya melintasi podium hanya untuk menerima medali runner-up alih-alih mengangkat trofi.
Bagi Pochettino, kegagalan di final Liga Champions musim ini adalah kali pertama. Karena belum pernah dia mencicipi laga puncak kompetisi antarklub Eropa paling elite itu sebelumnya.
Beda cerita jika menautkan torehan Pochettino dengan kiprah pelatih-pelatih Argentina di final Liga Champions. Maka, semakin panjanglah rantai kegagalan juru taktik Negeri Tango di laga puncak.
Diego Simeone di laga Atletico vs Girona. Foto: REUTERS/Sergio Perez
Kalau hanya mencakup era Liga Champions sejak musim 1992/93, ada lima laga final yang menghadirkan pelatih Argentina. Semuanya berakhir dengan kegagalan mengangkat trofi.
ADVERTISEMENT
Hector Cuper menjadi alfa. Dia mengantarkan Valencia mencapai final Liga Champions dua kali secara beruntun pada 2000 dan 2001. Los Che gagal merengkuh 'Si Kuping Besar' setelah takluk 0-3 dari Real Madrid serta kalah adu penalti dari Bayern Muenchen.
Setelah Cuper, giliran Diego Simeone yang menambah nestapa pelatih Argentina di final Liga Champions. Dia menuai kegagalan bersama Atletico Madrid pada 2014 dan 2016. Yang mengesalkan, sang penakluk adalah rival sekota mereka, Real Madrid.
Kegagalan Pochettino teraktual juga memiliki pertautan dengan catatan sebelumnya. Pasalnya, Pochettino harus mengakui keunggulan Juergen Klopp yang berkebangsaan Jerman. Seperti halnya ketika Cuper menelan kegagalan gara-gara tangan dingin Ottmar Hitzfeld, pelatih Jerman yang menangani Bayern pada 2001.
ADVERTISEMENT
Klopp berpesta bersama Liverpool. Foto: REUTERS/Carl Recine
Nah, jika Pochettino melanjutkan daftar kegagalan pelatih Argentina, Klopp justru sebaliknya. Dia masuk jajaran pelatih elite Jerman lewat kesuksesan menjuarai Liga Champions.
Sejak musim 1993/94, hanya ada dua pelatih Jerman yang pernah memenangi Liga Champions, yakni Hitzfeld dan Jupp Heynckes. Selain pada 2001, Hitzfeld juga meraih kesuksesan bersama Borussia Dortmund pada 1997. Adapun, Heynckes menjuarai Liga Champions saat menukangi Real Madrid (1997/89) serta Bayern Muenchen (2012/13).