Polandia vs Portugal: 'No Ronaldo, No Problem'

11 Oktober 2018 14:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cristiano Ronaldo bersama pelatih Timna Portugal, Fernando Santos. (Foto: Yuri CORTEZ / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Cristiano Ronaldo bersama pelatih Timna Portugal, Fernando Santos. (Foto: Yuri CORTEZ / AFP)
ADVERTISEMENT
Untuk kedua kalinya, Portugal akan melakoni laga kedua di UEFA Nations League Liga A Grup 3 tanpa Cristiano Ronaldo. Kali ini, giliran Polandia yang akan mereka hadapi, Jumat (12/10/2018) dini hari Wib di Stadium Slaski.
ADVERTISEMENT
Kabar buruknya, Ronaldo adalah tumpuan utama Portugal. Di Piala Dunia teranyar, misalnya. Pemain berjuluk CR7 itu menyumbang 4 dari total 5 gol yang dibuat timnya. Angka tersebut tak lepas dari kebebasan yang diberikan kepada Ronaldo untuk melepaskan tembakan. Menurut Whoscored, dia melepaskan rata-rata 5 tembakan di tiap pertandingan, dua kali lipat lebih banyak dari Ricardo Quaresma, di bawahnya, yang cuma mengemas 2 tembakan.
Sisi positifnya, Portugal perlahan bisa merehabilitasi candunya akan figur Ronaldo dengan memaksimalkan potensi pemain lainnya, apalagi bila mengingat usia Ronaldo kini telah menginjak 33 tahun. Kendati belum mengisyaratkan pensiun, Fernando Santos harus memproyeksikan mesin gol anyar dalam timnya.
Dalam urusan mencetak angka, Santos bisa menyerahkannya kepada Andre Silva. Pendar penyerang berusia 22 tahun itu sedang terang-terangnya. Sudah 7 gol dibuatnya dalam 8 pekan La Liga sejauh ini, sebiji gol lebih banyak dari Lionel Messi.
ADVERTISEMENT
Arsitek Sevilla, Pablo Machin, memang tak terlalu bertumpu pada satu pakem saja. Dengan skema tiga beknya, Silva terkadang diturunkan sebagai penyerang utama atau ditandemkan dengan Wissam Ben Yedder di garda terdepan.
Saat berhadapan dengan Real Madrid, misalnya. Machin mengandalkan format 3-5-2 dengan Silva dan Ben Yedder di sektor depan. Hasilnya tokcer, Silva mencetak dwigol dan Ben Yedder menyumbang satu gol.
Kuncinya terletak pada pergerakan dinamis Silva yang tak hanya horizontal, tetapi juga vertikal. Sedikit berbeda dengan Ben Yedder yang intens bergerak di sisi kanan, melengkapi manuver Jesus Navas dari tepi yang sama.
Andre Silva merayakan gol saat Portugal menghadapi Italia. (Foto: Francisco Leong/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Andre Silva merayakan gol saat Portugal menghadapi Italia. (Foto: Francisco Leong/AFP)
Nah, skema demikian yang telah diterapkan Santos untuk mempertajam agresivitas Portugal. Saat menaklukkan Italia pada UEFA Nations League A Grup 3 September lalu, Santos mengaplikasi formasi dasar 4-3-3.
ADVERTISEMENT
Silva melakoni peran sebagai penyerang tengah, diapit Bruma dan Bernardo Silva. Nama yang disebut belakangan berfungsi identik dengan Ben Yedder, untuk aktif melancarkan penetrasi dari sisi kanan. Sementara Bruma --meski tak sekreatif Navas-- berperan untuk menciptakan ruang dari tepi kiri.
Nyatanya serangan Portugal lebih menyengat dengan jumlah 6 tembakan tepat sasaran, tiga kali lipat dari torehan Italia. Gol kemenangan Selecao das Quinas yang dicetak Silva juga tercipta dari kolektivitas, kecairan di lini depan.
Ada total empat pemain dalam kotak penalti Italia sebelum gol tercipta. Alasannya, ya, karena fluiditas tiga penyerang Portugal dan Silva, mengambil peranan penting dalam skema demikian. Jadi, tanpa Ronaldo pun, Portugal kali ini tak akan kerepotan.
ADVERTISEMENT