Ponaryo Astaman Akui Sulit Hindari Kontak Fisik di Sepak Bola

21 Juni 2020 14:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ponaryo Astaman (GM APPI) saat dalam acara APPI Awards. Foto: Ferry Adi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ponaryo Astaman (GM APPI) saat dalam acara APPI Awards. Foto: Ferry Adi/kumparan
ADVERTISEMENT
Salah satu cara untuk meminimalisir risiko penyebaran virus corona adalah menjaga jarak dengan orang lain alias menerapkan physical distancing. Namun, apakah mungkin penerapan physical distancing dilakukan di olahraga seperti sepak bola?
ADVERTISEMENT
General Manager Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI), Ponaryo Astaman, mengakui bahwa menghindari kontak fisik di sepak bola adalah hal yang sulit dilakukan.
“(Beberapa) liga di Eropa kan sudah dimulai, jadi teman-teman yang bermain atau latihan di sini banyak mengadopsi protokol kesehatan yang ditunjukkan di televisi. Pakai masker, berjabat tangan dengan siku, dan tak berpelukan saat selebrasi,” kata Ponaryo dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta Timur, Minggu (21/6/2020) pagi WIB.
“Namun, memang, kadang kalau sudah bermain itu lupa, kadang kontak fisiknya itu juga yang bikin seru,” lanjut eks kapten Timnas Indonesia tersebut.
Ponaryo Astaman Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Kontak fisik memang akan selalu menjadi bagian dari sepak bola. Coba tengok liga-liga di Eropa. Meskipun para pemain menjaga jarak di bangku cadangan, mereka tetap akan bersentuhan setelah menjejak lapangan.
ADVERTISEMENT
Tekel, duel udara, dan marking membuat penerapan physical distancing menjadi hal yang mustahil di pertandingan sepak bola. Dari situ, Ponaryo mewajarkan apabila hal-hal tersebut dilakukan meski ada imbauan untuk menjaga jarak.
Meski demikian, Ponaryo menyatakan bahwa untuk pertandingan yang sifatnya non-profesional, melayangkan tekel sebaiknya tak dilakukan dulu sampai situasinya jauh membaik.
“Untuk tekel memang situasional dan kadang-kadang tak terpikir terlebih dahulu. Memang, akan janggal (tak ada tekel), tetapi sebisa mungkin dihilangkan dulu," jelasnya.
“Kalau di match liga mungkin masih tak mengapa. Namun, kalau di match sesama teman mungkin bisa dihindari dulu,” pungkas Ponaryo.
Dari situ, Ponaryo kembali menekankan betapa pentingnya untuk menghindari kontak non-esensial di sepak bola. Namun, pria berusia 40 tahun itu menegaskan bahwa tak mungkin pertandingan sepak bola dilaksanakan sembari mengenakan masker.
GM APPI, Ponaryo Astaman, serahkan 1500 APD ke BNPB. Foto: Youtube/BNPB Indonesia
“Kalau sepak bola memang tak bisa dimungkiri bahwa aktivitasnya tinggi. Kalau pakai masker, akan ada dampak terhadap jumlah karbondioksida yang kembali terhisap.”
ADVERTISEMENT
“Intinya, yang penting bagaimana menjaga jarak dilakukan sebisa mungkin. Tidak berjabat tangan, tidak usah membantu kawan atau lawan yang jatuh. Dalam selebrasi juga tak perlu berpelukan. Namun, kalau untuk masker, memang tak bisa digunakan dalam pertandingan,” pungkas Ponaryo.
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona. Yuk, bantu donasi atasi dampak corona.