CVR, Timo Werner

Posisi Ideal Timo Werner di Chelsea: Dua Opsi untuk Memaksimalkannya

19 Juni 2020 14:06 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Timo Werner beraksi untuk RB Leipzig dalam pertandingan melawan Freiburg. Foto: AFP/Pool
zoom-in-whitePerbesar
Timo Werner beraksi untuk RB Leipzig dalam pertandingan melawan Freiburg. Foto: AFP/Pool
Dicabutnya embargo transfer oleh FIFA membuat Chelsea jadi seperti anak hartawan yang masuk ke toko mainan. Tunjuk sana, tunjuk sini, dan apa yang mereka inginkan bisa mereka dapatkan.
Tanda tangan Hakim Ziyech sudah berhasil diamankan sejak Hari Valentine 2020. Selang empat bulan, Chelsea pun sukses mendatangkan Timo Werner dari RB Leipzig.
Transfer kedua pemain itu menunjukkan satu hal. Yakni, bahwa Chelsea menginginkan penyegaran besar-besaran di lini depan. Ini diperkuat dengan makin santernya kabar kepergian Pedro Rodriguez dan Willian Borges.
Chelsea sebenarnya juga digosipkan bakal mendatangkan Kai Havertz dari Bayer Leverkusen. Namun, lupakan sejenak rumor itu. Di sini, mari kita bicara soal pemain-pemain yang sudah pasti datang saja.
Bagi Chelsea, merekrut Ziyech adalah sebuah langkah logis jika mereka memang berniat melepas Pedro dan Willian.
Pemain asal Maroko itu biasa beroperasi di sisi kanan lini depan Ajax. Perannya memang tidak atau penyerang sayap, melainkan pengatur serangan. Akan tetapi, Ziyech pun memiliki kapabilitas untuk mencetak gol.
Selama memperkuat Ajax, Ziyech tampil dalam 165 pertandingan dan dari sana dia bisa mencatatkan 48 gol serta 82 assist. Sebagai pemain nomor sepuluh yang beroperasi dari sisi tepi, statistik itu mencerminkan gaya main serta kualitas Ziyech.
Frank Lampard, dalam musim pertamanya sebagai pelatih Chelsea, paling sering memainkan pola dasar 4-3-3. Sementara itu, pola dasar favoritnya yang kedua adalah 4-2-3-1.
Dalam dua pola dasar itu, keberadaan pemain sayap mutlak dibutuhkan. Ziyech bakal bermain di sisi kanan, sementara sisi kiri dipasrahkan kepada Christian Pulisic.
Ziyech dan Pulisic akan mengapit Tammy Abraham sebagai target man. Jika Lampard menggunakan pakem 4-3-3, N'Golo Kante, Jorginho, dan Mateo Kovacic kemungkinan besar akan jadi pilihan utama. Namun, di formasi 4-2-3-1, salah satu dari mereka akan digantikan oleh Mason Mount.
Hakim Ziyech bakal perkuat Chelsea musim depan. Foto: AFP/John Thys
Sampai situ tidak ada masalah.
Masalah muncul ketika Werner masuk dalam hitungan. Sebab, jebolan akademi Stuttgart itu tidak bisa tampil optimal sebagai penyerang tunggal.
Saat ini, situasi kontrak Abraham tengah bermasalah. Chelsea ingin memperbarui kontrak Abraham yang tinggal tersisa dua musim tetapi tawaran gaji mereka dianggap terlalu kecil. Dengan kata lain, ada kemungkinan cukup besar Chelsea bakal kehilangan Abraham.
Yang jadi persoalan, Werner tidak bisa menjadi pengganti Abraham. Justru, Werner butuh Abraham untuk mengeluarkan kemampuan terbaiknya dan, jika kedua pemain itu dipasangkan, Lampard tak lagi bisa menggunakan dua formasi kesukaannya.
Di Leipzig musim ini, Werner tampil luar biasa. Dia telah mencetak 32 gol di Bundesliga, Liga Champions, dan DFB-Pokal. Raihan itu pun masih bisa bertambah lagi.
Selama berkarier secara profesional, itulah raihan terbaik Werner dan catatan tersebut tak bisa dipisahkan dari keberadaan Yussuf Poulsen sebagai tandemnya.
Poulsen-Werner adalah kombinasi klasik besar-kecil di lini depan. Sebagai target man, Poulsen bertugas menahan bola sekaligus menjadi pemantul. Werner, sementara itu, akan merangsek dari kedalaman untuk menerima bola pantulan dari Poulsen dan mencetak gol.
Pelatih Leipzig, Julian Nagelsmann, menjelaskan kombinasi bagaimana kombinasi itu membuat Werner jadi sangat tajam.
"Kami menempatkannya (Werner) lebih ke dalam. Kami tidak mau dia berada di garis terdepan karena dia butuh ruang dan waktu untuk memaksimalkan kecepatannya di lapangan," katanya dalam wawancara dengan situs resmi Bundesliga.
"Ketika dia berada di garis terdepan, dia akan terjebak. Dia butuh ruang. Dari kedalaman, dia pun bisa lebih terlibat dalam build-up serangan."
Timo Werner bakal memaksa Frank Lampard melakukan perubahan formasi. Foto: AFP/Odd Andersen
"Dalam beberapa tahun terakhir, momen-momen terbaiknya berasal dari masa transisi. Sekarang, dia juga bisa menunjukkan kemampuan terbaik lewat kombinasi. Sentuhan bolanya meningkat dan dia bisa tampil lebih baik menghadapi tim yang bermain defensif," papar Nagelsmann.
Ketidakmampuan Werner bersinar sebagai penyerang tunggal tampak begitu jelas di Piala Dunia 2018. Seperti kata Nagelsmann, Werner lebih banyak terjebak di kotak penalti lawan ketika itu. Werner pun jadi salah satu penampil terburuk Timnas Jerman sepanjang turnamen.
Inilah mengapa Werner membutuhkan Abraham. Abraham punya atribut yang mirip dengan Poulsen. Ditunjang posturnya yang tinggi besar, striker asal Inggris itu bisa menjadi tembok pemantul yang dibutuhkan oleh Werner.
Dari sini, ada dua opsi yang bisa diambil oleh Lampard. Pertama, dia bisa tetap menggunakan pola dasar 4-3-3 atau 4-2-3-1 tetapi dengan risiko ketajaman Werner berkurang. Kedua, eks pelatih Derby County itu bisa berpaling ke pakem dua striker dengan konsekuensi jumlah gelandang harus dikurangi.
Dengan formasi 4-3-3 atau 4-2-3-1, Werner akan bermain di sayap kiri, Ziyech di sayap kanan, dan Abraham sebagai penyerang tengah. Christian Pulisic secara otomatis akan kehilangan tempat.
Christian Pulisic dalam pertandingan Premier League 2019/20 menghadapi Leicester City. Foto: Reuters/Eddie Keogh
Di antara dua formasi favorit Lampard itu, 4-3-3 jadi yang lebih mungkin digunakan. Sebab, di situ Werner akan menjadi penyerang sayap, bukan gelandang sayap seperti di formasi 4-2-3-1. Werner akan lebih dekat dengan gawang dan kansnya mencetak gol bakal lebih besar.
Lalu, jika bermain dengan dua penyerang tengah, Lampard bisa meniru apa yang dilakukan Nagelsmann dengan menerapkan formasi dasar 4-2-2-2.
Dengan formasi 4-2-2-2, Ziyech kemungkinan besar akan diduetkan dengan Mount sebagai gelandang serang. Sedangkan, peran gelandang tengah bakal bergantian diisi Kante, Kovacic, dan Jorginho.
Perubahan formasi itu tentunya bakal menghadirkan masalah tersendiri bagi Lampard. Dia harus berpikir bagaimana caranya agar sisi sayap Chelsea tidak mati. Barangkali, kedatangan Ben Chilwell dari Leicester City bisa menjadi salah satu solusi.
Bagi Chelsea, mendatangkan Werner adalah sebuah keberhasilan, mengingat banyaknya klub raksasa yang menjadi peminat. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan oleh Lampard supaya transfer ini tidak berujung mengecewakan.
-----
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona. Yuk, bantu donasi atasi dampak corona.