Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Belgia memang mengejutkan. Kala menghadapi Brasil pada partai perempat final, sang pelatih Roberto Martinez tiba-tiba saja mengganti susunan pemain inti dan sistem permainannya. Formasi 3-4-2-1 memang masih digunakan, tetapi Martinez memodifikasi lini tengah dan depan timnya.
ADVERTISEMENT
Romelu Lukaku digeser ke kanan, dan eks manajer Everton itu menjadikan Kevin de Bruyne sebagai false nine. Di tengah, Marouane Fellaini menjadi pivot bersama Axel Witsel. Nyatanya, perubahan itu ampuh. Sebab, Belgia berhasil menaklukkan Brasil dengan skor 2-1.
Pada laga yang berlangsung Sabtu (7/7/2018) dini hari WIB lalu itu, De Bruyne dan Lukaku tampil sebagai bintang. Dengan keberhasilan tersebut, Martinez tampaknya tak akan mengubah skema itu saat menghadapi Prancis pada laga semifinal, Rabu (11/7) pukul 01:00 dini hari WIB nanti.
Untuk itu, Didier Deschamps selaku pelatih Prancis mengaku sudah siap mengantisipasi permainan Belgia. Bahkan, jika pun Red Devils kembali melakukan kejutan, Deschamps mengaku sudah mempelajari skenario-skenario untuk mengantisipasinya.
ADVERTISEMENT
"Belgia tidak tiba di semifinal secara kebetulan. Mereka memainkan pertandingan hebat melawan Brasil dengan rencana permainan tertentu. Apakah mereka akan melakukan hal yang sama ketika melawan kami? Mungkin saja," buka Deschamps dalam sesi konferensi pers dilansir Reuters.
"Tim mereka siap maju. Mereka menjaga kualitas khusus itu, tetapi melawan Brasil, Martinez telah memperkuat lini tengahnya, dan pemain Brasil tidak bisa menggunakan koridor itu. Belgia menyerang sangat cepat. Jadi, saya telah memastikan bahwa pemain saya siap untuk skenario apa pun dari awal pertandingan dan selama pertandingan jika itu berubah," tambahnya.
Prancis sendiri memang reaktif di Piala Dunia 2018 ini. Mereka bisa menjadi bunglon yang adaptif terhadap taktik yang diperagakan musuh. Ketika menghadapi tim yang dominan dalam menguasai bola seperti Argentina, 'Tim Ayam Jantan' memilih bermain menunggu dan memanfaatkan serangan-serangan balik cepat untuk menghancurkan lawan.
ADVERTISEMENT
Ketika menghadapi Uruguay yang lebih pasif, Prancis mampu tampil efektif ketika dituntut untuk mendominasi permainan. Saat situasi tiba-tiba berubah pun, mereka berhasil menjaga keseimbangan dan memastikan pertahanan serta lini tengah selalu siap membendung gempuran lawan.
Karenanya, menarik melihat bagaimana Prancis akan beradaptasi jika Belgia kembali melancarkan kejutan. Terlebih Eden Hazard dan kolega juga punya kelebihan yang sama: mereka punya Plan B yang jelas dan efektif ketika Plan A tiba-tiba mandek.