Pratinjau Piala Super Eropa: Menguji Eksistensi Lopetegui

15 Agustus 2018 17:21 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Momen paling ikonik di Derbi Madrid kali ini. (Foto: REUTERS/Paul Hanna)
zoom-in-whitePerbesar
Momen paling ikonik di Derbi Madrid kali ini. (Foto: REUTERS/Paul Hanna)
ADVERTISEMENT
Derbi Madrid yang mempertemukan Real Madrid dengan Atletico Madrid Kamis (16/8/2018) dini hari WIB nanti sedikit berbeda. Para matador ibukota Spanyol itu tak akan bertarung di tanah mereka, melainkan di A Le Coq Arena, Estonia, yang terletak hampir 9.000 km ke timur laut Madrid. Bukan pula dalam gelaran La Liga ataupun Copa del Rey, Madrid dan Atletico akan beradu di pentas Piala Super Eropa.
ADVERTISEMENT
Namun, derbi tetaplah derbi, di manapun itu berada. Tetap panas dan memikat. Tak dimungkiri Madrid akan jadi sorotan nanti. Pertama, tampuk kepelatihan El Real telah berganti dari Zinedine Zidane ke tangan Julen Lopetegui.
Dari sini saja bakal menggariskan perbedaan signifikan pada skema permainan tim. Lopetegui dikenal sebagai pelatih yang memuja penguasaan bola, sedikit berbeda dengan Zidane yang lebih direct.
Perubahan dalam tubuh Madrid kian komplit selepas kepergian Cristiano Ronaldo, topskorer sepanjang sejarah Madrid. Lebih dari itu, Ronaldo adalah nyawa sekaligus ikon dari Madrid itu sendiri. Bahkan, pemain yang kini berseragam Juventus itu telah menyumbangkan 4 gol dari 5 gol terakhir Madrid ke gawang Atletico di semua ajang.
ADVERTISEMENT
Jadi bisa dibayangkan betapa repotnya Sergio Ramos dan kawan-kawan nanti. Tunggu dulu, perubahan dalam tubuh Madrid tak lantas mengerdilkan kans mereka nantinya. Masih banyak para penggawa yang bisa dijadikan tumpuan.
Besar kemungkinan Lopetegui akan menurunkan format 4-2-3-1 dengan Toni Kroos dan Casemiro sebagai poros ganda. Madrid sendiri belum akan diperkuat Luka Modric yang masih menjalani liburan pasca-Piala Dunia.
Untuk lini depan, Marco Asensio akan diplot untuk membantu Gareth Bale dan Isco. Nama yang disebut bakal berperan penting dalam sistem Lopetegui. Secara posisi, mantan penggawa Malaga itu beroperasi sebagai gelandang serang. Akan tetapi dari segi peran, ia akan dibebaskan untuk mencari celah di lini pertahanan Atletico.
ADVERTISEMENT
Total 5 gol yang dibuatnya di babak kualifikasi Piala Dunia cukup mepresentasikan cara Lopetegui menggunakan mantan penggawa Malaga itu. Jika kecil kans untuk mengharap Karim Benzema mencetak angka, maka Bale yang nanti bakal menjawabnya.
Secara tipikal permainan, pemain yang digaet dari Tottenham Hotspur tersebut paling mendekati karakteristik Ronaldo. Kemampuan dribel, ketajaman, akurasi tembakan jarak jauh, dan duel udara jadi indikatornya. Aspek-aspek yang dibutuhkan untuk jadi figur pembeda di tengah rapatnya barisan pertahanan Atletico.
Gareth Bale usai mendapat medali. (Foto: Andrew Boyers/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Gareth Bale usai mendapat medali. (Foto: Andrew Boyers/Reuters)
Ya, titik terkuat Atletico adalah kokohnya barisan pertahanan mereka. Catatan mentereng dalam tiga perjumpaan ke belakang bisa dijadikan acuan, satu kemenangan dan dua hasil imbang.
Di La Liga musim lalu saja mereka menjadi tim dengan pertahanan terbaik karena cuma kebobolan 22 gol, 8 gol lebih sedikit dari Barcelona di peringkat kedua. Tentu, bukan cuma pertahanan saja yang jadi andalan tim garapan Diego Simeone tersebut.
ADVERTISEMENT
Kolektivitas di garda terdepan Atletico bisa jadi wabah tersendiri buat Madrid nanti. Tengok saja gol tunggal Los Colchoneros di perjumpaan termutakhir April lalu. Lesakan Antoine Griezman diawali dari umpan satu-dua yang kemudian sukses melumpuhkan bek-bek Madrid.
Jangan lupakan juga sosok Diego Costa yang tak hanya menawarkan ketajaman, melainkan juga sebagai pemantul di garis pertahanan lawan. Makin diperkuat dengan torehan 3 assistnya yang ditorehkannya dalam setengah musim --masih lebih banyak dari Kevin Gameiro serta Fernando Torres.
Perkara bala bantuan dari lini kedua, Griezmann dan Costa tak perlu khawatir. Thomas Lemar yang baru didaratkan dari AS Monaco bisa dijadikan tumpuan dalam hal ini. Pemain berusia 22 tahun itu sudah mafhum bagaimana mengakomodir serangan lewat sisi sayap, baik itu via dribel maupun umpan kunci. Nyatanya sumbangsih 12 gol dan 14 assist-nya untuk Monaco di musim 2016/2017 berbuah titel Ligue 1.
ADVERTISEMENT
Lemar inilah yang bakal berperan penting dalam mengoyak pertahanan Madrid. Dasarnya, sektor full-back Madrid yang aktif dalam melakukan overlap bisa jadi titik eksplotasi para winger Atletico.
Dengan kehadiran Lemar, Saul Niguez bakal digeser ke area sentral --menggantikan Gabi yang telah hengkang. Kemampuan oportunis gelandang kelahiran Elche itu juga bisa jadi alternatif Simeone sebagai pencetak angka.
Lemar merayakan gol cantiknya. (Foto: Reuters/Gonzalo Fuentes)
zoom-in-whitePerbesar
Lemar merayakan gol cantiknya. (Foto: Reuters/Gonzalo Fuentes)
Perubahan Madrid secara struktural berpotensi memengaruhi kans mereka untuk menaklukkan Atletico. Di satu sisi, Lopetegui juga bukan arsitek sembarangan karena telah mengukir 10 laga tak terkalahkan dengan Timnas Spanyol di babak kualifikasi Piala Dunia. Dari sini cukup merepresentasikan kehebatan pelatih berusia 51 tahun itu. Lagipula Madrid masih memiliki Isco dan Bale meski kehilangan Ronaldo.
ADVERTISEMENT
Sementara kubu Atletico tetap tak bisa dipandang sebelah mata. Catatan mentereng dalam tiga perjumpaan terakhir dan kedatangan pemain penting macam Lemar membuat klub yang bemarkas di Wanda Metropolitano itu makin jadi ancaman untuk Madrid.
==== *Piala Super Eropa dihelat di Stadion A. Le Coq Arena, Tallinn, Estonia. Sepak mula dilakukan pada Kamis (16/8/2018) dini hari pukul 02:00 WIB.