Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Presiden UEFA , Aleksander Ceferin, membalas keluhan para pelatih klub papan atas soal jadwal pertandingan yang padat. Dua pelatih di antaranya adalah Juergen Klopp dan Pep Guardiola .
ADVERTISEMENT
Baik Klopp dan Guardiola secara terbuka mengungkapkan keluhan para pemain. UEFA juga mendapat kecaman karena format baru Liga Champions di musim 2024/25 mendatang.
Akan tetapi, keluhan para pelatih mendapat respons yang keras dari Ceferin. Ceferin menyebutkan bahwa para pemain dan pelatih tidak seharusnya mengeluh.
"Selalu mudah untuk menyerang FIFA dan UEFA, tetapi masalahnya sederhana. Jika Anda memainkan lebih sedikit laga, Anda mendapatkan lebih sedikit uang," kata Ceferin kepada Gazetta dello Sport dikutip dari Daily Mail.
"Orang yang harusnya mengeluh adalah pekerja pabrik yang mendapatkan seribu euro [sekitar Rp 15,6 juta] per bulan. Semua orang menginginkan lebih banyak pertandingan. Klub menginginkan 10 pertandingan di babak penyisihan grup Liga Champions.
"Mereka akan memiliki 8 [laga], itu nomor yang tepat. Liga domestik seharusnya memiliki 18 klub, tetapi tidak ada yang setuju. Mereka harusnya mengerti bahwa dua kejuaraan domestik terlalu banyak," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Lantas, apa yang membuat Ceferin memberikan respons seperti itu? Jadi, awal mulanya adalah komentar Klopp soal UEFA Nations League yang menurutnya konyol.
"Alasan saya tidak dalam suasana hati yang baik ketika saya berbicara tentang UEFA adalah karena UEFA Nations League." kata Klopp usai membawa Liverpool menjuarai Piala FA, 14 Mei lalu.
"Saya masih berpikir itu adalah salah satu ide paling konyol di dunia sepak bola karena sekarang kami menyelesaikan musim di mana [beberapa] pemain telah memainkan lebih dari 70 pertandingan," tambahnya.
Sementara itu, Guardiola juga memiliki pandangan yang serupa dengan Klopp. Pelatih berkepala plontos itu bahkan menyarankan agar para pemain melakukan mogok main.
"Masalahnya adalah jadwal pertandingan. 365 hari setahun dengan tugas internasional untuk tim nasional, kompetisi besar dengan banyak pertandingan," tutur Guardiola pada Desember lalu.
ADVERTISEMENT
“Para pemain memiliki dua atau tiga minggu liburan di musim panas dan kemudian masuk musim baru. Ini terlalu padat," tambahnya.