Problem Inter: Buruknya Penyelesaian Akhir dan Pertahanan yang Rawan

16 Desember 2019 13:38 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Inter Milan bersedih usai gagal lolos ke babak 16 besar Liga Champions. Foto: REUTERS/Alessandro Garofalo
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Inter Milan bersedih usai gagal lolos ke babak 16 besar Liga Champions. Foto: REUTERS/Alessandro Garofalo
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tren negatif Inter Milan berlanjut. Mereka cuma membawa pulang satu angka saat bertandang ke markas Fiorentina, Senin (16/12/2019) dini hari WIB.
ADVERTISEMENT
Antonio Conte tak bisa menyembunyikan kekecewaannya atas hasil tersebut. Wajar, sih, karena torehan poin Inter saat ini setara dengan Juventus yang sebelumnya sukses melumat Udinese.
"Seharusnya bukan hasil ini (imbang) yang kami dapatkan," kata Conte kepada Sky Sport Italia.
"Melawan Barcelona, kami membayar beberapa peluang untuk mencetak gol dan dua kali mendapatkan situasi yang seharusnya bisa berbuah gol."
Romelu Lukaku dikerubuti pemain Barcelona. Foto: REUTERS/Daniele Mascolo
Inter sebenarnya berhasil unggul sejak laga baru berjalan delapan menit. Adalah Borja Valero yang jadi pencetak golnya usai mengonversi umpan Marcelo Brozovic.
Hingga akhirnya Dusan Vlahovic menjebol gawang Inter di menit injury time. Apa boleh buat, kemenangan yang berada di depan mata pun musnah begitu saja.
Pun demikian saat menjamu Barcelona. Alih-alih mencetak gol tambahan, Inter justru kemasukan di menit 86 via Ansu Fati.
ADVERTISEMENT
Bila ditotal, sudah tiga kali Inter gagal memetik kemenangan di laga terakhir lintas kompetisi. Nerazzurri bermain sama kuat dengan AS Roma di pekan ke-15. Disusul kekalahan dari 1-2 dari Barcelona di laga pemungkas fase grup Liga Champions. Terakhir, ya, hasil seri yang didapatnya di Artemio Franchi.
Pemain Inter Milan, Marcelo Brozovic, di laga melawan Fiorentina. Foto: REUTERS/Jennifer Lorenzini
Menurut Conte, buruknya penyelesaian akhir dan pertahanan yang keropos jadi pangkal problem timnya.
"Kami harus mencoba meningkatkan finishing dan memperkuat pertahanan."
Well, efektivitas memang jadi problem Inter belakangan ini, khususnya dalam dua laga terakhir.
Saat melawan Barcelona misalnya, Lautaro Martinez cs. sukses melepaskan 18 tembakan yang 8 di antaranya mengenai sasaran. Namun, cuma sebiji yang berbuah gol.
Sementara kala berhadapan dengan Fiorentina, Inter berhasil mengukir 5 shots on target dari 6 upaya. Jumlah gol mereka? Cuma satu.
Kesedihan para pemain Inter Milan usai dikalahkan Barcelona. Foto: REUTERS/Alessandro Garofalo
Bila dikalkulasi, Inter cuma mampu mengemas 2 gol dari total 13 tembakan tepat sasaran atau setidaknya membutuhkan 6,5 shots on target untuk mencetak satu gol. Ini buruk, apalagi kalau mereka menemui lawan yang punya pertahanan kuat.
ADVERTISEMENT
Oh, ya, soal lini belakang Inter juga layak buat disorot. Mereka memang masih menjadi tim dengan pertahanan terbaik di Serie A sejauh ini. Akan tetapi, perlu digarisbawahi kalau Inter cuma mampu mengukir 3 nirbobol dari 16 pertandingan di berbagai ajang.