Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Profil Alexander Pulalo: Legenda Arema yang Sempat Jadi Sopir & Kini Nganggur
25 Agustus 2021 11:39 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Alex yang lahir di Jayapura dulu dikenal sebagai petualang. Sebab, ada 8 klub Indonesia yang pernah dibelanya, mulai dari Semen Padang, Pelita Bakrie, PSM Makassar, PSIS Semarang, Persija Jakarta, Persib Bandung, Arema Malang, dan Mitra Kukar.
Bersama Timnas Indonesia senior, Alexander Pulalo tercatat bermain sebanyak 8 kali sepanjang 1993-2004. Ia berada dalam pasukan 'Merah Putih' yang menempati posisi tiga Piala Tiger 1998 (kini bernama Piala AFF).
Lantas, bagaimana perjalanan hidup Alexander Pulalo? Simak profil dirinya di sini.
Profil Alexander Pulalo: Legenda Arema yang Sempat Jadi Sopir & Kini Nganggur
Alexander Pulalo mengawali kiprahnya dari kompetisi junior bernama Piala KNTI pada era 1990-an. Mewakili tim Papua, pemain ini berposisi sebagai gelandang kiri. Ia bahkan dulu bisa menjadi striker juga.
ADVERTISEMENT
Setelahnya, bakatnya tercium oleh PSSI. Ia lolos seleksi Timnas U-16 dan bergabung ke pemusatan latihan di Ragunan, Jakarta. Pada masa ini, ia mulai disuruh menjadi bek kiri oleh seorang pelatih di sana yang bernama Eddy Santoso.
"Karena mungkin napas dan fisik saya kuat bisa maju-mundur, makanya saya dijadiin bek sayap," kenangnya kepada kumparan.
Setelahnya, Alex bergabung ke Diklat Ragunan, sekalian menempuh pendidikan dan karier sepak bola. Semen Padang kemudian memakai jasanya selama 1993-1998, lalu ia juga berpetualang ke klub-klub lain di Indonesia, tetapi tak pernah berkesempatan membela tim Papua.
"Bukannya kami enggak mau bela klub Papua, tetapi di Ragunan kan ada sekolah dari SMP sampai SMA. Pas sudah mau kelas 3 SMA, banyak klub yang tertarik. Saya direkrut Semen Padang. Pelita Jaya juga tertarik, tetapi Semen Padang lebih cepat," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Pada profil Alexander Pulalo di Wikipedia Bahasa Inggris, ia tercatat pernah menjuarai Liga Indonesia 1999/2000 bersama PSM. Dia mengklarifikasi bahwa dia belum ada di tim 'Juku Eja' yang mengalahkan Pupuk Kaltim 3-2 di final kala itu.
"Tidak. Waktu mereka juara, saya belum masuk. Habis mereka juara itu, saya baru bergabung," terangnya.
Dari sekian banyak klub yang dibelanya, kisahnya bersama Arema menjadi yang paling manis. Membela 'Singo Edan' selama 2004-2009. Alex menjuarai Copa Indonesia 2005 dan 2006. Ini punya alasan sendiri kenapa betah di klub yang bermukim di Malang itu.
"Saya memang betah di Arema, karena gimana, ya... Saya main sepak bola enggak sekadar main sepak bola, ada kenyamanan di luar dan dalam lapangan," jelas sosok yang dulu dijuluki Roberto Carlos-nya Indonesia itu.
ADVERTISEMENT
"Jadi, kalau di Arema kan lebih enak, masyarakat Malang di situ juga welcome dengan pemain dari luar. Antusias masyarakat Malang memang luar biasa sama sepak bola. Jadi, itulah yang membuat saya menjadi betah," tambahnya.
Namun setelah pensiun pada 2011, Alexander Pulalo berubah drastis kehidupannya. bahkan sempat menjadi sopir di salah satu stasiun televisi swasta nasional.
"Saya sempat kerja di stasiun televisi swasta dari 2012 sampai 2016. Saya kan sehabis dari sepak bola enggak kerjaan dan aktivitas, pas ada tawaran dan lamaran di TV, saya coba dan langsung diterima," kisahnya.
"Gaji saya sekitar Rp 3-4 juta per bulan kalau masuk lembur. Kalau gaji pokok, paling Rp 2,5-3 juta. Beda jauh sama waktu main di klub," terang eks kapten 'Singo Edan' ini.
ADVERTISEMENT
"Saya terus resign karena mau dipindahkan dinas ke Bekasi. Saya enggak mau, terlalu jauh, mending saya mengundurkan diri," jelasnya.
"Saya sekarang tinggal di Sawangan, Depok, Jawa Barat. Pas pensiun dari sepak bola pada 2011, saya baru menetap di Sawangan. Saya kan memang beli tanah di Sawangan, terus bangun rumah waktu tahun 2000-an, cuma jarang ditempati. Pas pensiun, baru dipakai."
"Saya itu sebelum pandemi melatih dua SSB. Ada SSB Bintang Fajar di Sawangan dan SSB Evano di Jakarta Selatan. Penghasilannya enggak gede, terbilang kecil, masih gedean jadi supir TV," tambahnya.
Selain itu, jika melihat situs web resmi Indonesia Junior League (operator kompetisi sepak bola usia dini), Alexander Pulalo tertulis pernah melatih Parung Soccer School (PaSS) di Kabupaten Bogor pada 2018.
ADVERTISEMENT
Pandemi corona mengubah segalanya. Ketika ditanya tentang bagaimana caranya mendapat penghasilan selama pandemi, Alex di ujung telepon tampak kebingungan sendiri saat menjawabnya.
"Enggak ada kesibukan, PPKM begini di rumah saja. Tadinya, sibuk melatih-melatih SSB saja. Lapangannya enggak boleh dipakai," katanya.
"Sekarang selama pandemi, yah, gimana... Enggak ada penghasilan, penghasilan dari mana? Sudah berhenti total begini, enggak ada latihan SSB."
"Ya, serabutan saja saya sekarang, apa sajalah saya kerjain, hehe... Paling kadang juga suka ada teman ajak main sepak bola tarkam," pungkasnya.