Profil Kvaratskhelia: 'Maradona Georgia' Milik Napoli, Mimpi Buruk Liverpool

8 September 2022 12:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ekspresi Khvicha Kvaratskhelia dari Napoli saat melawan Liverpool di pertandingan Liga Champions Grup A di Stadio Diego Armando Maradona, Naples, Italia. Foto: Ciro De Luca/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Ekspresi Khvicha Kvaratskhelia dari Napoli saat melawan Liverpool di pertandingan Liga Champions Grup A di Stadio Diego Armando Maradona, Naples, Italia. Foto: Ciro De Luca/Reuters
ADVERTISEMENT
Napoli berhasil mempermalukan Liverpool di babak penyisihan Grup A Liga Champions 2022/23, Kamis (8/9) dini hari WIB. Tim besutan Luciano Spalletti itu sanggup menaklukkan The Reds dengan skor telak 4-1.
ADVERTISEMENT
Salah satu pemain yang menjadi sorotan pada laga ini yakni Khvicha Kvaratskhelia. Walau hanya bermain 57 menit, ia sudah cukup berkontribusi pada laga berkat assist untuk Giovanni Simeone pada menit ke-44.
Selain itu, ia juga telah melepaskan total 3 umpan kunci yang berbuah satu peluang emas pada laga tadi. Satu tembakan ke arah gawang serta 4 dribel tajam kian menambah pesonanya di laga panas itu.
Lantas siapa sosok Khvicka Kvaratskhelia yang menjadi mimpi buruk bagi Liverpool di Liga Champions itu?
Pemain Napoli Khvicha Kvaratskhelia duel dengan pemain Liverpool Fabinho di pertandingan Liga Champions Grup A di Stadio Diego Armando Maradona, Naples, Italia, Rabu (7/9/2022). Foto: Ciro De Luca/Reuters
Khvicha Kvaratskhelia adalah pemain asal Georgia. Ia lahir pada 12 Februari 2001 di Tblisi.
Kini, ia berusia 21 tahun dan sudah mengoleksi 17 caps serta 8 gol untuk Timnas Georgia sejak pertengahan 2019 silam. Selain sebagai salah satu tulang punggung tim nasional negaranya, Kvaratskhelia juga mulai mendapat peran penting di Napoli saat ini.
ADVERTISEMENT
Semenjak 1 Juli lalu, Kvaratskhelia sudah menjalani total 6 laga bersama Napoli di musim ini pada lintas ajang. Di Liga Italia 2022/23 hingga pekan kelima, ia sudah mencatatkan 4 gol serta satu assist.
Itu pula yang membuatnya selalu dipercaya tampil dalam lima laga awal Napoli di Liga Italia musim ini. Berkat kemampuannya yang impresif tersebut, maka layak jika ia diberi kesempatan tampil di Liga Champions musim ini dan terbukti hasilnya sangat baik di laga pertama.
Penyerang sayap kiri berpostur tinggi 183 cm ini baru mengawali karier sepak bolanya bersama klub asal Georgia yakni Dinamo Tbilisi pada 2017 silam. Ia dipromosikan dari Akademi Dinamo setelah menunjukkan performa yang progresif dan dinilai telah siap menjalani karier profesionalnya di tahun tersebut.
ADVERTISEMENT
Tak berselang lama, Kvaratskhelia langsung menarik perhatian klub Georgia lainnya yakni Rustavi pada 2018. Itu membuatnya direkrut pada 12 Februari 2019, sebelum akhirnya berlabuh ke klub besar Rusia, Lokomotiv Moskow.
Luciano Spalletti di laga melawan Sassuolo. Foto: REUTERS/Jennifer Lorenzini
Bersama Lokomotiv Moskow di musim perdananya, Kvaratskhelia cukup kesulitan bersaing mengingat usianya kala itu masih 17 tahun. Inilah yang memutuskannya kembali ke Rustavi pada Juli 2019.
Selang sebulan, Kvaratskhelia mendapat tawaran lagi dari klub Rusia yakni Rubin Kazan dan pada saat itu ia mulai mendapatkan banyak menit bermain. Sampai kemudian ia kembali membela klub asal Georgia, Dinamo Batumi, pada awal 2022 karena kontraknya dengan Rubin Kazan terganggu setelah adanya invasi Rusia ke Ukraina pada masa itu.
Napoli melihat bakat Kvaratskhelia yang sudah menjadi andalan Dinamo Batumi, dengan 10 gol serta tujuh assist dari 33 penampilannya di lintas ajang musim 2021/22. Maka dari itu, tim asuhan Luciano Spalletti tidak ragu untuk mendaratkannya ke Stadion San Paolo pada pertengahan tahun ini.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan BBC, Kvaratskhelia diboyong dengan biaya 9 juta pounds (Rp 154 miliar) oleh Napoli. Itu merupakan angka yang cukup fantastis bagi pemain muda yang masih berusia 21 tahun.
Motivasi Kvaratskhelia menerima pinangan Napoli kala itu tak terlepas dari sosok Diego Maradona yang menginspirasinya. Menurutnya, meski tak bisa bermain bersama Maradona, namun setidaknya ia ingin mengikuti jejak sang legenda yang pernah bersinar di klub asal Italia itu pada era 1984 hingga 1991.
Diego Maradona saat menghadiri konferensi pers di Marseille, 10 Februari 2009. Foto: REUTERS/Jean-Paul Pelissier
"Saya tidak bisa mendekati Maradona tetapi saya akan memberikan segalanya untuk menjadi pemain besar bagi klub ini [Napoli]," ungkap Kvaratskhelia kepada BBC.