Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Profil Peter Gontha: Eks Dubes RI yang Sebut Pemain Naturalisasi Pegang 2 Paspor
12 September 2024 17:52 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Kritik tajam untuk PSSI dan Timnas Indonesia dilontarkan mantan Duta Besar Republik Indonesia (RI) untuk Polandia, Peter Gontha. Ia menyebut bahwa para pemain naturalisasi masih memegang paspor negara asalnya.
ADVERTISEMENT
Peter Gontha menyorot program naturalisasi massal yang saat ini tengah dilakukan oleh PSSI. Menurutnya, hal itu tak membawa dampak baik untuk sepak bola Indonesia, terlebih para pemain diklaim masih memegang paspor negara asalnya.
''Apakah Anda tidak malu melihat PSSI 9 pemainnya adalah bangsa asing yang dinaturalisasi? Saya malu. Apakah kita bangsa besar? Saya rasa demikian,'' kata Peter di media sosial pribadinya.
''Apakah Anda tahu bahwa naturalisasi, mereka hanya sementara, karena mereka punya dua paspor, nanti kalau sudah selesai main di Indonesia, mereka akan buang status WNI mereka? Saya tahu,'' tegasnya.
Profil Peter Gontha: Eks Dubes RI yang Sebut Pemain Naturalisasi Pegang 2 Paspor
Peter Gontha memiliki nama lengkap Peter Frans Gontha. Ia adalah pria asal Semarang, Jawa Tengah, kelahiran 4 Mei 1948, putra dari pasangan Victor Willem 'Wim' Gontha dan Alice.
ADVERTISEMENT
Menyoal latar belakang pendidikannya, Peter Gontha diketahui pernah menimba ilmu di Kolese Kanisius, Jakarta.
Setelah sempat bekerja di berbagai perusahaan swasta, Peter Gontha lantas mendirikan perusahaan sendiri. Ia bergerak di bidang media dengan mendirikan televisi Rajawali Citra Televisi Indonesia ( RCTI ) pada 1989. Ia juga merupakan pendiri Surya Citra Televisi (SCTV), PT Chandra Asri Indonesia, PT Tri Polyta Indonesia, First Media, dan Indovision.
Terkait kariernya di pemerintahan, Peter Gontha dipercaya sebagai Duta Besar RI untuk Polandia pada rentan waktu Oktober 2014 hingga Januari 2019. Ia dilantik oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 15 Oktober 2014.