Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Profil Stadion GBLA: Sudah Makan 4 Korban Jiwa, Pernah Rusak & Terbengkalai
19 Juni 2022 11:06 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Kabar duka datang dari sepak bola Indonesia. Dua Bobotoh --suporter Persib Bandung-- meninggal dunia usai berdesakan di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA ), Kota Bandung, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Insiden ini terjadi di pertandingan Piala Presiden 2022 antara Persib melawan Persebaya Surabaya pada Jumat (17/6). Banyak suporter tak memiliki tiket yang memaksa masuk, sehingga menyebabkan penumpukan parah di area stadion.
Adalah Sopiana Yusup asal Bogor dan Ahmad Solihin asal Cibaduyut yang menjadi korban jiwa dalam peristiwa mengerikan itu. Menurut polisi, dua Bobotoh itu meninggal akibat kekurangan oksigen, tetapi keluarga salah satu almarhum meyakini bahwa korban terinjak dan tertimpa pagar di Stadion GBLA.
Sebenarnya, bagaimana riwayat dan sejarah GBLA? Simak profil Stadion GBLA di bawah ini.
Profil Stadion GBLA: Sudah Makan 4 Korban Jiwa, Pernah Rusak & Terbengkalai
Insiden meninggalkan Sopiana Yusup dan Ahmad Solihin bukan kali pertama terjadi di GBLA. Tercatat, stadion milik Pemerintah Kota Bandung itu sudah memakan empat korban jiwa.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Antara, pada 2017, pernah terjadi pengeroyokan yang menyebabkan seorang Bobotoh bernama Ricko Andrean meninggal dunia. Ricko tewas dikeroyok Bobotoh yang salah sasaran saat Ricko berniat menolong seseorang yang diduga pendukung Persija Jakarta atau The Jakmania.
Setahun berselang, GBLA kembali memakan korban di pertandingan Liga 1 2018 antara Persib vs Persija. Saat itu, korban bernama Haringga Sirla meregang nyawa usai dikeroyok suporter di GBLA. Haringga adalah pendukung Persija.
Haringga dikejar sekelompok suporter dan diteriaki sebagai pendukung Persija di area GBLA. Ia sempat meminta pertolongan kepada pedagang asongan setempat, namun Haringga tetap dikeroyok suporter dengan balok kayu, piring dan botol hingga meninggal dunia.
Insiden Haringga Sirla juga menjadi awal terbengkalainya Stadion GBLA. Pasalnya, usai pertandingan itu Komite Displin (Komdis) PSSI menghukum Persib dengan larangan bermain di Pulau Jawa. Persib akhirnya berkandang ke Bali.
ADVERTISEMENT
Pada 2019, kumparanBOLA pernah menyambangi Stadion GBLA. Kondisinya sangat miris. Stadion yang memakan biaya pembangunan sampai Rp 545 miliar itu terbengkalai. Mulai dari ilalang tinggi di area stadion, tembok-tembok yang retak, aspal lintasan lari yang juga retak hingga toilet rusak.
Pembangunan stadion ini dilakukan pada Oktober 2009, saat pemerintah Provinsi Jawa Barat berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Bandung memasang pondasi pembangunan stadion. Awalnya, GBLA dinamai Stadion Gedebage, mengingat lokasinya yang berada di Kecamatan Gedebage, Kota Bandung.
Dibangunnya GBLA juga berdasarkan terpilihnya Jawa Barat sebagai tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX 2016. GBLA menjadi venue utama upacara pembukaan dan penutupan.
GBLA dengan segala kemegahannya juga diproyeksikan menjadi markas masa depan Persib. Dengan kapasitas 38 ribu penonton, GBLA diharapkan lebih mampu menampung Bobotoh dibanding Stadion Si Jalak Harupat dan Stadion Siliwangi.
ADVERTISEMENT
Setumpuk masalah memang mewarnai kiprah GBLA, mulai dari kasus korupsi, penurunan tanah di atas stadion dan sekitarnya, hingga keluhan Bobotoh soal keamanan dan kenyamanan.
PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) sudah cukup lama berkeinginan memegang hak kelola GBLA. Namun, hingga kini wacana tersebut belum terealisasi.
Di Piala Presiden 2022, Stadion GBLA juga bukannya tanpa masalah. Meski sudah dibenahi, masih ramai beredar foto kondisi tembok-tembok stadion yang masih retak dan terkesan tak layak pakai. Namun, nyatanya GBLA tetap menjadi tuan rumah Piala Presiden.
Lantas, dengan segudang permasalahan yang pelik, apakah Stadion Gelora Bandung Lautan Api bisa menjadi kebahagiaan masyarakat Bandung?
Live Update