Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Ramai-ramai Kritik MU Pecat Solskjaer: Klub Dijalankan Badut
22 November 2021 19:31 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ya, Solskjaer memang sah-sah saja disalahkan atas bobroknya performa MU musim ini dan kegagalan meraih trofi juara pada musim sebelumnya. Kecakapannya dalam hal meracik taktik layak dikritik.
Akan tetapi, asal-muasalnya boleh jadi adalah salah dari manajemen MU sendiri. Kenapa, kok, mempercayakan tim dengan sejarah besar dan pemain-pemain hebat pada pelatih yang belum berpengalaman?
Lantas, sekarang setelah memecat Solskjaer, apa rencana manajemen MU berikutnya? Eks kapten 'Setan Merah', Gary Neville, yakin betul bahwa manajemen tidak mempersiapkan ini dengan baik.
"[Para petinggi] belum merencanakan ini. Mereka belum mempersiapkannya. Saya tidak berpikir siapa pun akan melakukannya. Ini telah memburuk dengan sangat buruk dan begitu cepat," kata Neville kepada Sky Sports.
Beberapa jam sebelum pemecatan Solskjaer, para petinggi MU menggelar rapat darurat untuk kemudian memutuskannya. Jadi, bisa dibilang pemecatan pelatih Norwegia itu terburu-buru.
ADVERTISEMENT
Jurnalis Inggris, Oliver Holt, juga mengkritik pemecatan Solskjaer. Menurutnya, para petinggi MU kini harus bertanggung jawab.
"Saatnya orang-orang yang memecat Solskjaer juga dimintai pertanggungjawaban. Merekalah yang menyia-nyiakan warisan [Sir Alex] Ferguson," tulis Holt di kolom Daily Mail.
Penulis sepak bola asal Inggris, Gavin Cooney, lebih keras lagi. Ia menyebut bahwa manajemen MU kini diisi oleh para badut.
“Ironi besar dari MU yang dijalankan semata-mata dari asap sejarah mereka sendiri adalah mereka sekarang telah merusak dan benar-benar menyiksa legenda sejarah tersebut. Klub ini dijalankan oleh badut-badut," jelasnya, dikutip dari RT Sport.
Kepala penulis sepak bola BBC, Phil McNulty, juga mengatakan bahwa ini saatnya publik itu seharusnya menyoroti Ed Woodward selaku wakil ketua eksekutif dan keluarga Glazer selaku pemilik MU segera meninggalkan Old Trafford. Jangan lagi ada pelatih yang jadi kambing hitam. Ia juga menyoroti kegagalan MU merekrut pelatih top.
ADVERTISEMENT
"Pep Guardiola terlalu lama dirayu, lalu direkrut Manchester City. Liverpool memecat Brendan Rodgers dan mengetahui Jurgen Klopp tersedia. Chelsea melakukan hal yang sama kepada Frank Lampard dan Thomas Tuchel," tulisnya.
"MU memiliki peluang mendapatkan Guardiola dan Klopp di era pasca-Sir Alex Ferguson, tetapi tidak bisa. [Mauricio] Pochettino menganggur selama lebih dari setahun setelah dipecat oleh Spurs. Chelsea menerkam Tuchel dan akhirnya memenangi Liga Champions hanya 5 bulan kemudian. MU mendukung Solskjaer meski ada tanda-tanda tidak menyenangkan."
"Woodward dan keluarga Glazer telah memupuk budaya biasa-biasa saja di 'teater impian' yang melampaui Solskjaer, mencampurkan keputusan buruk dengan jenis keragu-raguan yang disaksikan dalam kepergian mantan manajer yang panjang dan menyakitkan. Standar telah ditetapkan rendah oleh mereka yang menjalankan Manchester United dan harga sedang dibayar sekarang," tegasnya.
ADVERTISEMENT