Raul Spesial di Madrid, Totti Abadi di Roma

20 Mei 2020 13:10 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Totti selamanya buat Roma. Foto: Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Totti selamanya buat Roma. Foto: Reuters
Keputusan untuk menolak pinangan Real Madrid membuat Francesco Totti menghidupi pengalaman transendental yang hanya bisa didapatnya di AS Roma.
Madrid menawarkan kontrak kepada Totti pada musim panas 2003. Totti bahkan menyebut bahwa penawaran ini diberikan saat situasi di Roma sedang tak bagus.
Totti menolak ajakan transfer itu. Ia memang tidak menceritakan alasannya secara lugas. Namun, secara tidak langsung ia menyiratkan bahwa di atas dirinya masih ada Raul Gonzalez.
Ini bukan perkara Raul lebih hebat daripada Totti. Namun, posisi Raul di Real Madrid memang kelewat spesial untuk digantikan siapa pun.
Kepada Marca, Totti menjelaskan bahwa saat itu tidak boleh ada pemain yang gaji dan statusnya lebih tinggi daripada Raul.
Raul Gonzalez kala berjersi Real Madrid Foto: Getty Images
"Katakanlah, saya punya 80% niat untuk bergabung dengan Real Madrid," kata Totti, mengawali pengakuannya.
"Waktu itu, Roma sedang mengalami periode yang tak bisa dibilang bagus meski betul bahwa [mantan direktur Roma, Francesco] Sensi bakal melakukan apa pun untuk [mempertahankan] saya."
"Real Madrid menawarkan saya banyak uang. Mereka menawarkan banyak hal. Apa pun mereka tawarkan. Saya hampir mendapatkan kontrak sebesar 25 juta euro."
"Mereka menawarkan apa pun, kecuali ban kapten karena ada Raul di sana."
"Dia adalah kapten dan simbol dari Real Madrid. Dia harus mendapatkan bayaran lebih tinggi daripada siapa pun."
"Setiap pemain yang datang ke Real Madrid harus menerima bayaran di bawah Raul," ujar Totti.
Raul Gonzalez kala berjersi Real Madrid Foto: Getty Images
Totti adalah pemain yang asyik. Ia memiliki kecerdasaan saat menguasai bola, pemahaman ruang, efektivitas sentuhan pertama, akurasi umpan, dan karisma. Seluruh kualitas itu menjadikan Totti sebagai salah satu pemain terhebat yang keluar dari rahim sepak bola Italia.
Daftar di atas rasanya cukup untuk membuat Totti percaya diri bisa tampil hebat di klub mana saja. Bahkan jika hengkang ke Madrid, Totti bakal sangat dekat dengan trofi Liga Champions, La Liga, dan mahkota juara lainnya. Kondisi itu wajar karena Madrid adalah gudangnya pemain bintang.
Namun, sehebat apa pun Totti, ia tidak bisa menggoyahkan status Raul di Madrid. Bagi Madrid, Raul spesial. Ia adalah anak asli Madrid yang menjelma menjadi simbol.
Bahkan instalasi videonya di museum Real Madrid pun mendapatkan perlakuan spesial. Berbeda dengan legenda-legenda Los Blancos lainnya, video Raul diputar dengan lagu opera Nessun Dorma.
Raul diganjar dengan ban kapten pada 2003. Sejak saat itu, ia resmi menjadi simbol Madrid. Tidak ada satu pemain pun yang menolak ketika ia ditunjuk sebagai kapten menggantikan Fernando Hierro.
Totti, selamanya legenda. Foto: Stefano Rellandini/Reuters
Namun, Madrid tidak akan menjadikan Totti sebagai pemain yang tidak tergantikan. Madrid tidak bakal memberikan pengalaman ajaib yang tidak mungkin dirasakan Totti di klub lain.
***
Roma babak belur setelah kepergian Fabio Capello pada 2004. Kondisi ini ditandai dengan kedatangan tiga orang pelatih dalam kurun tak lebih dari semusim.
Akan tetapi, keputusan Totti untuk menetap di Roma rasanya tidak keliru. Pada Juni 2005, Luciano Spalletti datang dan mengambil alih kemudi taktik.
Bersama Spalletti, Totti menghidupi pengalaman yang sangat Italia dengan menjalankan peran sebagai fantasista. Hanya sepak bola Italia yang mengenal istilah fantasista. Peran ini memberikan ruang bagi Totti untuk menghidupkan fantasi terliarnya sebagai penyerang di area pertahanan lawan.
That selfie. Foto: AP Photo/Gregorio Borgia
Rasanya kala itu hanya Spalletti yang berani membuat timnya bermain dalam formasi 4-1-4-1 tanpa penyerang. Ada dua jenis istilah untuk formasi itu. Ada yang menyebutnya 4-6-0, ada pula yang menyebutnya sebagai 4-5-1-0 (yak, betul, ada 0-nya).
Praktiknya, Spalletti membagi Roma dalam dua kelompok besar: Lima pemain bertahan, lima pemain menyerang. Grup pertama dipimpin oleh De Rossi. Grup kedua dipimpin oleh Totti.
Sang Pangeran Roma difasilitasi agar bisa menyerang dari segala arah. Totti bukan cuma memiliki ruang untuk menembak, ia juga menjadi alasan mengapa rekan-rekan setimnya--Roberto Mancini dan Simone Perrotta--tampil subur.
Peran seperti ini rasanya tidak akan bisa diemban oleh Totti jika ia memutuskan untuk pindah ke Madrid. Sehebat apa pun visi, kreativitas, dan teknik yang dimiliki Totti, Madrid memiliki Zinedine Zidane yang akan diserahi tugas sebagai jenderal serangan dan Raul sebagai penyelesai akhir.
Anthony Bourdain Foto: ANGELA WEISS / AFP
Roma dalam era Spalletti mengingatkan orang-orang akan cacio e pepe. Ini adalah pasta khas Roma di era modern. Jika diterjemahkan secara harfiah, artinya adalah keju (cacio) dan (e) lada (pepe).
Masakan ini paradoks. Walau modern, tidak ada yang aneh-aneh dalam pasta ini, hanya taglioni (bentuknya seperti mi keriting, jadi kita sebut saja mi keriting Italia), keju parmesan, dan merica geprek. Kalau di Roma ada warung, bahan-bahan tersebut bisa ditemukan dengan mudah di sana.
Buang jauh-jauh anggapan bahwa makanan ini tidak sanggup memikat orang selain orang Roma. Celebrity chef Anthony Bourdain menyebut cacio e pepe sebagai hal sederhana terbaik yang pernah ada di dunia.
Mendiang Anthony Bourdain memercayai bahwa Roma yang sebenarnya bukanlah Roma era klasik. Roma yang sebenarnya adalah Roma zaman modern, tempat orang-orang menjalani hidup secara realistis sambil mengais sejumput romantisme.
Katanya, cara untuk merasakan seperti apa Roma yang sebenarnya bukan dengan berkunjung ke Colosseum, tetapi makan cacio e pepe di Kota Roma.
Roma tidak dipimpin oleh presiden tajir macam Florentino Perez yang berambisi menjadikan klub sebagai proyek mega bintang. Roma era Spalletti itu tidak didominasi oleh pemain asing bertarif selangit, tetapi pemain Italia.
Kekhasan yang muncul dari keterbatasan inilah yang memberikan ruang bagi Spalletti untuk menjadikan timnya bermain dengan gaya yang tidak akan kau temukan selain di Roma.
Totti tidak hanya menyantap gaya bermain Spalletti yang khas dan peran sebagai fantista bersama Roma. Keputusan untuk membuat Roma sebagai satu-satunya klub yang dibela mengganjar Totti dengan status paling ajaib di dunia: Orang Roma paling Roma.
Embel-embel itu pada dasarnya ingin bicara begini: Jika Madrid dapat mengganjar Raul dengan kontrak seumur hidup, Kota Roma bersedia memberikan perjanjian spesial untuk Totti.
Francesco Totti gantung sepatu. Foto: Stefano Rellandini/Reuters
Madrid dapat memberikan lusinan gelar juara untuk Totti. Namun, klub-klub kaya dan hebat lainnya bisa memberikan hal yang sama untuk Totti. Satu-satunya hal yang tidak bisa diberikan oleh klub lain adalah relasi hidup dan mati seperti yang dialami Totti selama membela Roma.
Pada akhirnya ia tak tergoyahkan. Serupa Bourdain yang rela menukar tujuh pengalaman masa mudanya andaikan pasta Roma kesukaannya tidak bisa dibeli dengan uang, Totti rela menyerahkan seluruh potensi kejayaan di Madrid untuk jadi abadi di Kota Roma.
Toh, tak ada tempat lain yang bisa memberi keabadian, bukan?
====
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona. Yuk, bantu donasi atasi dampak corona!