Reaksi Ferguson soal Tendangan Kungfu Cantona Bikin Pemain MU Kaget

14 September 2021 13:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sir Alex Ferguson, Eric Cantona, dan Brian Kidd Foto: Shaun Botterill
zoom-in-whitePerbesar
Sir Alex Ferguson, Eric Cantona, dan Brian Kidd Foto: Shaun Botterill
ADVERTISEMENT
Pelatih kenamaan Manchester United (MU), Sir Alex Ferguson, memang dikenal sebagai pelatih berwatak keras dan tak sungkan berselisih dengan pemainnya. Salah satunya pada saat ia memarahi pemain legendarisnya, Eric Cantona.
ADVERTISEMENT
Reaksi Ferguson bahkan sampai membuat para pemain lainnya terkejut. Hal itu disampaikan langsung oleh rekan setim Cantona kala itu, Andy Cole.
Diwartakan TalkSport, nama Cantona akan selalu diingat karena tendangan kungfunya. Pada gelaran Liga Inggris 1995, Man United tengah berhadapan dengan Crystal Palace.
Kemudian, seorang pendukung The Eagles bernama Matthew Simmons dengan sengaja berlari dari tribun atas ke arah bawah untuk melontarkan ejekan bernada rasial kepada Cantona.
“Enyahlah dari sini, kembali sana dasar kau orang Prancis,” kata Simmons, dikutip dari TalkSport.
Eric Cantona. Foto: AFP
Alhasil, Cantona yang tersulut emosinya mendaratkan sebuah tendangan ke arah Simmons. Setelah kejadian itu, rekan setim Cantona berharap agar sang pelatih membela dirinya. Alih-alih didukung, Ferguson malah memarahi Cantona.
ADVERTISEMENT
“Saya ingat pelatih masuk dan dia benar-benar marah, pertandingan berakhir 1-1. Kami kehilangan dua poin, tidak menang. Kemudian dia berkata kepada Eric [Cantona], 'Apa yang kamu pikirkan? Kamu tidak bisa berkeliling dan melakukan hal-hal seperti itu',” ujar Cole.
Selama melatih di Old Trafford, Ferguson akan menegur siapa pun pemain yang membuat kesalahan. Ia bahkan mendapat julukan sebagai pria bertangan besi karena wataknya yang keras.
Cole sendiri bergabung dengan ‘Setan Merah’ pada 1995. Ia didapuk sebagai kapten selama enam musim. Ia juga berhasil membuat rekor gol dan dijuluki sebagai 'Cole The Goal'.
“Saya belum lama bergabung dari Newcastle, jadi saya hanya memiliki beberapa pertandingan dalam karier Man United saya saat itu. Ketika itu terjadi, sejujurnya saya bahkan tidak yakin apa yang terjadi. Saya berada di tengah lapangan, tetapi saya tidak yakin apakah seorang pemain memulai keributan dengan Eric atau sebaliknya,” beber Cole.
Andy Cole saat merayakan gol untuk Manchester United. Foto: OWEN HUMPHREYS / PA / AFP
“Ketika semuanya terungkap dan semua orang mulai berlari ke pinggir lapangan, saya agak jengkel dengan apa yang terjadi. Saya tidak melihat kejadian itu dengan benar sampai saya melihat kejadian itu di TV dan saat itulah saya berkata pada diri sendiri, 'wow' itu nyata,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, Cantona dipuji karena telah berani menentang tindakan rasisme yang diterimanya. Ia kemudian mencetak 82 gol dan memenangkan empat gelar liga. Ia pun mengakui bahwa tendangan kungfu adalah momen favoritnya saat masih berseragam Man United.
“Momen terbaik saya? Saya memiliki banyak momen bagus, tetapi yang saya sukai adalah ketika saya menendang hooligan (fans garis keras Inggris),” kata Cantona.
Penulis: Nurul Azzahra