Red Bull Depok dan Imperium Olahraga yang Sudah Red Bull Bentuk

15 April 2020 14:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo Red Bull Depok. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Logo Red Bull Depok. Foto: Istimewa
Baru-baru ini, sebuah fenomena baru muncul di Depok. Klub sepak bola bernama Red Bull Depok menyeruak ke permukaan dan mulai ramai diperbincangkan di media sosial.
Red Bull Depok mengklaim bahwa mereka sudah siap mentas di Liga 3. Liga ini merupakan kompetisi level amatir yang diselenggarakan PSSI. Khusus Red Bull Depok, mereka rencananya akan ikut Liga 3 Regional Jawa Barat.
Dalam sebuah pernyataan di media sosial, Red Bull Depok FC mengaku siap tampil di Liga 3 Jawa Barat. Namun, saat ini, mereka masih dalam proses penjajakan akuisisi dengan beberapa peserta Liga 3 Jawa Barat.
"Bahwa proses akusisi klub harus kami lakukan karena Asprov (Asosiasi Provinsi) PSSI jawa Barat sebagai penyelenggara Liga 3 Jawa Barat tidak menerima pendaftaran peserta baru," tulis pernyataan resmi Red Bull Depok.
"Bahwa kami selaku manajemen Red Bull Depok FC belum melaporkan keberadaan kami ke Askot (Asosiasi Kota) PSSI Depok dan Asprov PSSI Jawa Barat, dikarenakan proses akuisisi belum selesai," lanjut pernyataan tersebut.
Yang jadi menarik dari Red Bull Depok ini adalah nama Red Bull yang melekat di nama klub. Red Bull adalah perusahaan minuman energi kenamaan asal Austria. Perusahaan yang dipimpin Dietrich Mateschitz itu sudah mengakuisisi banyak tim olahraga di dunia.
Apa sajakah tim-tim olahraga yang sudah diakuisisi dan dimiliki oleh Red Bull sampai sekarang?

Sepak Bola

Pada 2005, Red Bull mulai mengakuisisi beberapa sepak bola. Di Austria, mereka mengakuisisi Austria Salzburg dan mengganti namanya menjadi Red Bull Salzburg. Mereka juga membeli FC Liefering sebagai klub feeder Salzburg.
Langkah mereka ini sempat dikritik oleh sekelompok suporter di Austria. Namun, mereka bergeming dan terus melanjutkan proyek ini, melahirkan nama-nama yang sudah kita kenal seperti Sadio Mane, Takumi Minamino, serta Erling Braut Haaland.
Pada tahun yang sama, Red Bull juga mengakuisisi MetroStars, tim asal New York yang berkompetisi di Major League Soccer, dan mengganti namanya menjadi New York Red Bull, tempat Thierry Henry pernah bermain.
Penggawa Salzburg, Takumi Minamino. Foto: Reuters/Jason Cairnduff
Berlanjut ke 2007, Red Bull mulai merambah sepak bola Brasil. Mereka membangun klub Red Bull Brasil di Sao Paulo, dengan rencana jangka panjang menjadikan klub ini berkompetisi di Serie A Brasil dalam 10 tahun, terhitung sejak 2007.
Namun, rencana ini gagal, sehingga pada 2019, mereka mengambil langkah lain. Mereka merger dengan klub Serie B, Clube Atletico Bragantino, dan berganti nama jadi Red Bull Bragantino. Mereka pun akhirnya sukses menembus Serie A Brasil pada 2020.
Teraktual, pada 2009, Red Bull mengakuisisi SSV Markranstaedt, dan mengganti namanya menjadi RB (RasenBallsport) Leipzig. Dalam kurun waktu tujuh tahun, RB Leipzig sanggup mencapai Bundesliga.
Kini, RB Leipzig kerap jadi pesaing kekuatan utama Bundesliga macam Borussia Dortmund maupun Bayern Muenchen. Walau sering mendapatkan kritik, serta sempat disebut sebagai klub plastik, mereka mampu bicara banyak.
Sebenarnya, pada 2008 silam, Red Bull juga sempat memiliki klub bernama Red Bull Ghana. Namun, pada 2014, klub ini dibubarkan dan akademinya bergabung dengan Akademi Feyenoord menjadi Akademi Sepak Bola Afrika Barat.
Pemain RB Leipzig Emil Forsberg (tengah) melakukan selebrasi usai mencetak gol ke gawang Tottenham Hotspur, Rabu (11/3). Foto: REUTERS/Annegret Hilse

Formula 1 dan MotoGP

Selain di sepak bola, Red Bull juga punya tim di arena Formula 1 dan MotoGP. Di Formula 1, mereka punya Red Bull Racing yang didirikan pada 2004, hasil dari akuisisi tim Jaguar Racing. Mereka juga punya Scuderia Toro Rosso, sister team Red Bull Racing.
Sejak 2010 hingga 2013, Red Bull Racing berturut-turut meraih gelar sebagai konstruktor terbaik. Mereka juga melahirkan bakat bernama Sebastian Vettel (kini jadi pebalap Ferrari) yang sukses meraih empat gelar Formula 1.
Beberapa pebalap apik macam Mark Webber maupun David Coulthard juga pernah membalap untuk Red Bull. Kini, Red Bull Racing kembali menelurkan talenta muda bernama Daniel Ricciardo dan Max Verstappen.
Sedangkan di ajang MotoGP, Red Bull juga mensponsori tim KTM Red Bull Factory Racing, Red Bull KTM Tech 3, serta Red Bull KTM Ajo. Red Bull KTM Factory Racing sendiri sudah membalap di MotoGP sejak 2017.
Namun, raihan Red Bull di MotoGP belum sebaik di Formula 1. Mereka belum mampu menggeser dominasi Yamaha dan Honda di MotoGP, laiknya Red Bull Racing yang sukses bersaing dengan McLaren Mercedes maupun Ferrari di Formula 1.
Pebalap Red Bull Racing, Max Verstappen, dalam sesi uji coba di Belgia. Foto: Reuters/Eva Plevier

Hoki Es

Red Bull juga mulai menancapkan pengaruhnya di olahraga hoki es. Saat ini, mereka tercatat jadi pemilik dua tim hoki es kenamaan di Austria dan Jerman, yakni EC Red Bull Salzburg dan EHC Red Bull Muenchen.
EC Red Bull Salzburg merupakan hasil akuisisi Red Bull terhadap tim EC Salzburg pada 2000 silam. Sejauh ini, EC Red Bull Salzburg sudah meraih 8 gelar Austrian Hockey League. Terakhir, mereka menggamit gelar ini pada 2018.
Sedangkan EHC Red Bull Muenchen merupakan hasil akuisisi dari tim EHC Muenchen pada 2013. Saat ini, mereka jadi tim tangguh di gelaran Deutsche Eishockey Liga, dengan tiga kali berturut-turut meraih gelar, mulai dari 2016 hingga 2018.
***
Menilik data di atas, tampak jika Red Bull sudah mengeluarkan investasi yang begitu banyak di dunia olahraga, Dilansir Daily Mirror, mereka total memiliki 11 tim olahraga di dunia, termasuk tim-tim di atas.
Tercatat, Red Bull juga mensponsori Team Peugeot-Hansen dan EKS Audi Sport di ajang Rallycross, serta memiliki tim layar (Red Bull Extreme Sailing), skateboard (Red Bull Skate Team), dan selancar (Red Bull Surfing Team).
Alhasil, tak salah jika Red Bull disebut-sebut sudah menancapkan dinasti di dunia olahraga internasional. Nah, akankah Red Bull Depok, kelak, termasuk di antara salah satunya? Tampaknya, jalan panjang masih harus mereka lalui.
"Sejauh ini di wilayah naungan kami di Askot PSSI Depok ada Depok United, Persikad 1999, dan Persipu. Tiga itu yang melakukan koordinasi untuk mentas di Liga 3 tahun ini," ujar Ketua Askot PSSI Depok, Meiyadi Rakasiwi.
"Tapi beda cerita jika RB Depok ini melakukan akuisisi, ya. Misal, mereka membeli lisensi klub Liga 3 lain dan ingin berdomisili di Depok maka akan dilakukan mekanisme selanjutnya."
"Nah, mekanismenya mesti dilakukan adanya rapat Eksekutif Askot PSSI Depok. Jika nantinya (Red Bull Depok) disepakati berdomisili di sini, maka akan direkomendasikan ke Asprov Jabar agar bisa berkompetisi di sana," tambahnya.
===
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!