Robbie Fowler

Robbie Fowler: Menjadi Pencetak Rekor Bisa, Menjadi Kontroversi Juga Bisa

1 April 2020 17:05 WIB
comment
81
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Robbie Fowler, dengan jumlah golnya, ia adalah salah satu striker terbaik yang pernah dimiliki Liverpool. Foto: Ross Kinnaird/Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Robbie Fowler, dengan jumlah golnya, ia adalah salah satu striker terbaik yang pernah dimiliki Liverpool. Foto: Ross Kinnaird/Getty Images
ADVERTISEMENT
Liverpool tidak menutup musim 1998/99 dengan pesta pora, padahal itu periode spesial. Musim 1998/99 menjadi musim ke-100 gelaran Premier League yang pada awalnya disebut sebagai First Division.
ADVERTISEMENT
Manchester United-lah yang mengakhiri musim dengan tawa lebar. Tak sekadar jadi juara Premier League, United turut menjadi kampiun Piala FA dan Liga Champions. Treble.
Akan tetapi, bukan berarti tak ada cerita yang ditinggalkan oleh Robbie Fowler yang saat itu tercatat sebagai penyerang Liverpool. Di musim itu, ia menjadi pemain termuda di Premier League yang membukukan 100 gol, tepatnya saat berusia 23 tahun 282 hari.
Rekor tersebut baru bisa dipecahkan pada 2002/03. Adalah tandemnya, Michael Owen, yang membukukan rekor anyar.
- Foto: Ross Kinnaird/Getty Images
Musim 1998/99 ibarat roller-coster bagi Fowler. Isinya tidak cuma tentang rekor gol tadi, tetapi juga kontroversi yang acap menjadi nama tengahnya. Salah satu yang terkenal adalah selebrasi golnya yang mirip orang yang sedang mengonsumsi kokain.
ADVERTISEMENT
Selebrasi yang berujung pada hukuman larangan berlaga adalah aksi protes Fowler kepada suporter Everton yang menuduhnya menggunakan narkotika. Maka, tak ada cara yang lebih baik untuk menjawab tuduhan itu dengan mencetak gol di pertandingan melawan Everton.
Fowler memang sudah meminta maaf atas selebrasinya itu. Gerard Houllier, manajer Liverpool saat itu, juga tak tinggal diam. Ia berdalih dengan menyebut Fowler melakukan selebrasi berpura-pura memakan rumput.
Tetap saja pembelaan itu mental. Larangan bertanding empat laga plus denda 32.000 poundsterling menjadi ganjaran. Hukuman itu menambah panjang daftar kontroversi Fowler.
Fowler yang tajam tetapi kontroversial. Foto: Ross Kinnaird/Getty Images
Beberapa hari sebelumnya, ia bermasalah dengan pemain Chelsea, Graeme Le Saux. Hukuman larangan tampil di dua laga ditelan Fowler karena dinilai melontarkan ejekan rasial kepada Le Saux.
ADVERTISEMENT
Fowler pada akhirya menjadi paradoks. Mengagumkan, tetapi juga menyebalkan. Ia menjadi salah satu penyerang paling ganas yang pernah beraksi di Premier League. Namun, ia juga menjadi orang bebal di hadapan para petingggi.
Di hadapan FA, Fowler tetap pemain yang tergila-gila pada seks, alkohol, dan narkotika--tak peduli setergila-gila apa ia pada mencetak gol.
***
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!
***
Ayo, ikutan Home of Premier League dan menangi uang tunai Rp50.000.000. Buruan daftar di sini.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten