news-card-video
3 Ramadhan 1446 HSenin, 03 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Ronaldo: Antara Legenda dan Obesitas

12 Januari 2017 6:45 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Evolusi Ronaldo de Lima (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Evolusi Ronaldo de Lima (Foto: Istimewa)
Sebelum lahirnya peraih empat kali Ballon d’Or Cristiano Ronaldo, nama Ronaldo Luis Nazario de Lima sudah tenar lebih dulu. Il Fenomeno (Si Fenomenal), begitu julukan Ronaldo ketika tengah menjalani masa kejayaannya dalam dunia Si Kulit Bulat.
ADVERTISEMENT
Julukan itu tentunya tak berlebihan jika melihat sepak terjangnya. Baik di level klub maupun tim nasional, Ronaldo mampu tampil konsisten. Dari tujuh klub yang pernah diperkuatnya, hanya AC Milan yang gagal dibawanya sebagai juara. Itu pun ketika jelang masa pensiunnya. Sementara, dua kali juara dunia pada 1994 dan 2002, menjadi bukti sahih akan kontribusi besarnya untuk Timnas Brasil.  
Sejak 2011, Ronaldo telah memutuskan untuk pensiun dari lapangan hijau. Akan tetapi, gelar sang legenda masih tetap melekat kepada pria yang kini berusia 40 tahun.
Namun, status sebagai seorang legenda sepak bola tak diikuti dengan gaya hidupnya pascapensiun. Akibatnya, berat badan Ronaldo--perlahan tetapi pasti--berangsur membengkak.
ADVERTISEMENT
Sejak memulai debutnya sebagai pesepak bola, berat badan Ronaldo tercatat 73 kg dengan tinggi 183 cm. Akan tetapi, sejak tak lagi aktif menendang bola, beratnya memelar hingga 95 kg.
kumparan mencoba memutar ulang memori terhadap sepak terjang Ronaldo dari masa ke masa, tentunya diiringi dengan berat badannya yang terus bertambah.
Menjalani debut bersama Brasil
Ronaldo de Lima saat debut di Timnas Brasil (Foto: Al Belo)
zoom-in-whitePerbesar
Ronaldo de Lima saat debut di Timnas Brasil (Foto: Al Belo)
Ronaldo memulai karier sepak bola profesionalnya dengan bergabung bersama klub Brasil Cruzeiro. Sebagai pemain muda, penampilannya cukup memikat setelah mampu melesakkan 12 gol dari 14 penampilannya.
Berkat performanya itu, Ronaldo pun dipanggil memperkuat Timnas Brasil U-17 pada 1993. Hebatnya, hanya butuh satu tahun bagi pria kelahiran Rio de Janeiro ini untuk promosi ke tim senior. Jadilah, Ronaldo menjalani debut profesionalnya bersama Brasil pada usia 17 tahun.
ADVERTISEMENT
Pada tahun yang sama, Ronaldo juga menjalani debut Piala Dunia-nya setelah masuk ke dalam skuat Brasil di Piala Dunia 1994. Akan tetapi, Ronaldo tak bermain sedetik pun saat itu. Berposisi sebagai striker, bentuk tubuh Ronaldo cukup ideal ketika itu. Dia pun mampu tampil gesit dengan berat badan sekitar 73 kg.
Memulai Masa Jayanya
Layaknya pesepak bola Brasil umumnya, Ronaldo juga memiliki keinginan bermain di Eropa. Hasratnya pun terkabul setelah klub asal Belanda PSV Eindhoven mengontraknya pada 1994. Penampilan ciamiknya selama dua musim bersama PSV menarik minat Barcelona untuk memboyongnya. Jadilah, Ronaldo sebagai pemain termahal dunia ketika itu setelah Barca menebusnya dengan nilai transfer sebesar 19,5 juta dolar AS.
ADVERTISEMENT
Ronaldo de Lima saat berseragam Inter Milan (Foto: Mike Hewitt)
zoom-in-whitePerbesar
Ronaldo de Lima saat berseragam Inter Milan (Foto: Mike Hewitt)
Menariknya, Ronaldo hanya bertahan selama semusim bersama Barca. Pada 1997, Inter Milan kemudian mendatangkan Ronaldo dengan buy-out clause sebesar 27 juta dolar AS--untuk memecahkan rekor pemain termahal atas namanya sendiri.
Bersama Inter, Ronaldo mampu membawa La Beneamata menjuarai Piala UEFA 1998. Setahun sebelumnya, dia meraih dua penghargaan pemain sekaligus yakni pemain terbaik FIFA dan Ballon d’Or.
Berat badan Ronaldo masih ideal kala itu yakni sekitar 78 kg atau hanya naik 5 kg dari berat badannya saat memulai karier profesionalnya.
Menjadi Bagian dari “Galacticos Era”
Bersinar bersama Inter Milan dengan torehan 59 gol dari 99 pertandingan, Ronaldo diboyong Real Madrid dengan nilai transfer mencapai 46 juta euro. Ronaldo menjadi bagian dari ambisi Madrid membentuk tim idaman--yang dikenal dengan Galacticos. Ronaldo menjadi bagian dari pemain bintang yang didatangkan Madrid saat itu seperti Zinedine Zidane, Roberto Carlos, Luis Figo, dan David Beckham.
ADVERTISEMENT
Ronaldo de Lima saat memperkuat Real Madrid (Foto: Stuart Franklin)
zoom-in-whitePerbesar
Ronaldo de Lima saat memperkuat Real Madrid (Foto: Stuart Franklin)
Namun, kesuksesannya bersama Madrid (meraih 2 gelar La Liga, satu Intercontinental Cup, dan satu Piala Spanyol), tak diiringi dengan konsistensi Ronaldo menjaga berat badannya.
Selama empat tahun di Madrid, berat badan Ronaldo berangsur naik meskipun tak signifikan. Saat itu, Ronaldo diketahui memiliki berat badan 82 kg.
Menjelang pensiun
Masa kejayaan Ronaldo perlahan memudar. Dia kemudian memutuskan untuk hijrah ke AC Milan pada 2007. Kala itu, kemampuan olah bolanya dianggap sudah habis. Tak ada satupun gelar yang dipersembahkannya. Hasil itu berbanding lurus dengan serangkaian cedera yang didapati Ronaldo.
Pada saat yang sama, dia juga mendapatkan kritik karena dinilai kelebihan berat badan. Seperti terlihat pada foto, tubuh Ronaldo berubah menjadi tambun. Otot-ototnya tak lagi kencang. Perutnya pun mulai bergelambir. Beratnya kala itu ditaksir mencapai 90 kg atau naik 8 kg hanya dalam waktu satu tahun.
ADVERTISEMENT
Ronaldo de Lima berseragam AC Milan (Foto: New Press)
zoom-in-whitePerbesar
Ronaldo de Lima berseragam AC Milan (Foto: New Press)
Menjadi Bahan Olok-Olok
Setelah menjalani satu musim yang tak begitu mengesankan bersama AC Milan, Ronaldo sempat pulang kampung memperkuat Corinthians pada 2009.
Selama dua musim, Ronaldo masih mampu menunjukkan tajinya dengan membawa Corinthians menjuarai Campeonato Paulista pada 2009 dan Copa do Brasil pada tahun yang sama. Setelah itu, dia memutuskan untuk pensiun pada 2011.
Nah, sejak saat itu cerita keemasan Ronaldo berangsur-angsur pudar. Status sebagai legenda sepak bola Brasil seakan lenyap. Gaya hidup yang tak sehat dituding semakin membuat berat badannya tak terkontrol. Ronaldo pun berjuang dengan obesitas saat itu. Akibatnya, dia sering menjadi bahan olok-olok dengan mendapat julukan baru yakni Fat Ronaldo atau Si Gendut Ronaldo.
ADVERTISEMENT
Ronaldo de Lima setelah pensiun (Foto: Christian Augustin)
zoom-in-whitePerbesar
Ronaldo de Lima setelah pensiun (Foto: Christian Augustin)
Gerah dengan julukan itu, Ronaldo pun berusaha untuk menurunkan berat badannya. Menariknya, dia melakukannya dengan mengikuti sebuah reality show di televisi Brasil pada 2012. Usahanya pun berhasil setelah berat badannya turun sebanyak 37 kg. Ronaldo kemudian sempat ditunjuk sebagai duta Piala Dunia 2014 yang berlangsung di Brasil.
Namun, lima tahun berselang, berat badan Ronaldo kembali membengkak. Sampai baru-baru ini mantan rekan setimnya di Real Madrid, Michael Owen, melemparkan candaan tentang berat badannya, yang berakhir dengan sakit hatinya Ronaldo.
Saat ini, Ronaldo tercatat memiliki berat badan 95 kg. Ronaldo pun berjuang untuk mengembalikan citranya: antara legenda dan obesitas.