Saling Sikut demi Bertahan di Liga 1

28 November 2018 15:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesepak bola Bhayangkara FC Herman Dzumafo (tengah) dan penjaga gawang Bhayangkara FC Wahyu Tri Nugroho (kanan) berebut bola dengan pesepak bola PSMS Medan Matsunaga pada pertandingan Gojek Liga 1 2018 di Stadion PTIK, Jakarta Selatan, Jumat (3/8) malam. Bhayangkara FC menang dengan skor 3-1. (Foto: ANTARA/Sigid Kurniawan)
zoom-in-whitePerbesar
Pesepak bola Bhayangkara FC Herman Dzumafo (tengah) dan penjaga gawang Bhayangkara FC Wahyu Tri Nugroho (kanan) berebut bola dengan pesepak bola PSMS Medan Matsunaga pada pertandingan Gojek Liga 1 2018 di Stadion PTIK, Jakarta Selatan, Jumat (3/8) malam. Bhayangkara FC menang dengan skor 3-1. (Foto: ANTARA/Sigid Kurniawan)
ADVERTISEMENT
Pembicaraan Liga 1 2018 tak cuma menyoal perburuan gelar juara, tetapi juga saling sikut di zona degradasi. Pantaslah demikian karena meski liga tinggal menyisakan dua laga, belum ada kesebelasan yang dipastikan tersingkir.
ADVERTISEMENT
Menilik papan klasemen, terdapat lima kontestan yang berpotensi terdegradasi. Adalah Mitra Kukar, Perseru Serui, Sriwijaya FC, PS Tira, dan PSMS Medan. Sampai laga pekan ke-32 rampung, mereka masih berkutat di papan bawah tabel.
Mitra Kukar bertengger di posisi ke-15 dengan koleksi 39 poin. Satu setrip di bawahnya bercokol Perseru berbekal 36 angka. Sedangkan, Sriwijaya FC dan PS Tira menguntit ketat 'Cendrawasih Jingga' dengan perolehan poin yang sama di posisi ke-16 serta 17. Sementara, predikat juru kunci tersemat kepada PSMS setelah mengemas 34 poin.
Gap poin yang rapat di antara kelima tim tersebut membuat dua laga sisa bak final. Kekalahan bakal menghadirkan duka. Sedangkan, kemenangan pantas dirayakan dengan suka cita. Seperti yang sempat diucapkan pelatih Sriwijaya FC, Alfredo Vera. "Menyelamatkan Sriwijaya FC (tim dari degradasi), rasanya seperti juara."
ADVERTISEMENT
Persentase Mitra Kukar terhindar dari jerat degradasi tentu lebih besar ketimbang empat tim lainnya. Harapan 'Naga Mekes' untuk menyelamatkan diri bisa ditentukan oleh kaki mereka sendiri. Karena dengan menyapu bersih dua laga sisa dengan kemenangan, mereka sah bertahan di Liga 1.
Namun, merangkum dua kemenangan di sisa musim bukan perkara mudah bagi Mitra Kukar. Lawan yang mereka hadapi, Sriwijaya FC dan Persija Jakarta, tengah dalam ambisi yang meletup-letup. 'Laskar Wongkito' berupaya melompat dari zona merah, sementara Persija berkeinginan menjuarai liga.
Kendati kepentingan dua tim itu berbeda, tetapi target mereka sama yakni mengandaskan Mitra Kukar. Langkah skuat asuhan Rahmad Darmawan untuk menjauhi teritorial terlarang semakin sulit karena mereka bakal memainkan dua laga sisa sebagai tamu.
ADVERTISEMENT
Disitat Soccerway, Mitra Kukar adalah salah satu tim dengan catatan tandang terburuk. Dari 15 partai tandang, Mitra Kukar menelan 12 kekalahan, 1 kemenangan, dan 2 hasil imbang. Notula negatif itu belum ditambah dengan rataan 2,2 kebobolan per laga.
Jika mengacu aspek historis di liga, kemenangan atas Sriwijaya FC menjadi logis. Karena dalam lima pertemuan terakhir, Mitra Kukar mencatatkan 3 kemenangan, 1 imbang, dan 1 kali kalah. Dalam rentang waktu serupa, Mitra Kukar merangkum 4 nirbobol. Modal positif Mitra Kukar tentunya.
Situasi berbeda manakala menilik rapor pertemuan Mitra Kukar dengan Persija. Selama periode yang sama, Mitra Kukar cuma sekali menang. Empat laga lainnya berakhir dengan 1 hasil imbang dan 3 kekalahan.
ADVERTISEMENT
Penyerang Mitra Kukar, Fernando Rodriguez. (Foto: Dok. PT. LIB)
zoom-in-whitePerbesar
Penyerang Mitra Kukar, Fernando Rodriguez. (Foto: Dok. PT. LIB)
Di kubu Perseru, mereka mempunyai kans yang lebih besar untuk mendulang poin lebih banyak di sisa musim. Pernyataan tersebut bukan tanpa dasar. Pertama, Perseru memiliki satu partai kandang sisa manakala menjamu Madura United. Tak bisa dimungkiri bahwa kandang Perseru, Stadion Marora, terkenal angker.
Lihat saja notula laga kandang Perseru musim ini. Dari 16 laga, mereka mencatatkan 8 kemenangan, 4 imbang, dan 4 kali kalah. Terasa lebih hebat lantaran Perseru merangkum 7 clean sheet. Data yang menggambarkan betapa kokohnya Perseru dalam membendung serangan lawan.
Angin berhembus kepada kubu Madura United apabila menilik lima pertemuan terakhir. Dalam rentang waktu itu, Perseru menelan 2 kekalahan, 2 seri, dan 1 kemenangan. Karena catatan tersebut Perseru berada ditempat yang tak diunggulkan.
ADVERTISEMENT
Di partai pamungkas, kans Perseru untuk mencuri satu poin terbuka lebar. Akan tetapi, kans mereka untuk memenangi laga tergolong kecil. Pasalnya, 'Mutiara Hitam' adalah lawan yang sulit. Terlebih, skuat asuhan Oswaldo Lessa itu menutup tiga partai kandang teraktual dengan kemenangan.
Lalu bagaimana dengan Sriwijaya FC? Tim besutan Vera ini mengantongi masing-masing satu laga kandang dan tandang. Pada partai kandang, mereka menjamu Mitra Kukar --tim yang menjadi saingan mereka di papan bawah.
Sriwijaya FC saat berlaga melawan Bali United. (Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/hp/18)
zoom-in-whitePerbesar
Sriwijaya FC saat berlaga melawan Bali United. (Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/hp/18)
Oke, Sriwijaya FC mempunyai rapor hijau manakala berstatus sebagai tuan rumah dengan mencatatkan 9 kemenangan dari 16 laga. Akan tetapi, menekuk Mitra Kukar bukan persoalan gampang. Pasalnya, dalam lima perjumpaan terakhir, Sriwijaya FC tumbang tiga kali dari Mitra Kukar.
ADVERTISEMENT
Pun demikian dengan laga pamungkas melawan Arema FC. Yang mana, rapor pertemuan Sriwijaya FC terbilang butut. Dalam empat pertemuan teraktual kedua tim, Sriwijaya FC menelan 3 kekalahan. Berangkat dari rekam jejak tersebut terdektesi bahwa Sriwijaya FC akan sulit keluar dari zona degradasi.
Sementara itu, persentase PSMS dan PS Tira keluar dari teritorial terlarang bisa dikatakan besar, meski bertengger di peringkat paling bawah. Itu tak lepas dari satu laga tunda. Situasi tersebut tentu merupakan profit.
Namun, bak final, laga tunda tersebut akan mempertemukan PSMS dengan PS Tira. Ya, kedua tim yang terbenam di tabel akan baku hantam di Stadion Teladan pada Rabu (5/12/2018). PSMS mempunyai rentetan profit dalam laga itu, salah satunya adalah rapor kandang apik.
ADVERTISEMENT
Tim besutan Peter Butler tersebut merangkum 8 kemenangan, 1 hasil imbang, dan 6 kekalahan, saat berstatus tuan rumah. Notula itu bakal menjadi modal terkuat PSMS untuk menekuk pasukan Nilmaizar.
Para pemain PS Tira. (Foto: Dok. PT LIB)
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain PS Tira. (Foto: Dok. PT LIB)
Di samping laga tersebut, PSMS dan PS Tira akan memainkan partai sulit. PSMS bakan bersua Persebaya Surabaya dan PSM. Sorotan tentu tertuju pada PSM. Karena 'Juku Eja' merupakan kandidat terkuat untuk menjuarai liga. Oleh karena itu, PSM diprediksi tampil habis-habisan untuk meraup tripoin di kandang sendiri.
Sementara itu, PS Tira ditantang Arema FC dan Borneo FC. Dua tim tersebut merupakan lawan yang sulit bagi PS Tira. Terlihat dari rekam jejak di liga. PS Tira cuma merangkum masing-masing satu kemenangan saat berhadapan dengan Arema FC dan Borneo FC dalam lima pertemuan terakhir. Catatan minor yang berpotensi melengserkan mereka dari kompetisi teratas sepak bola Indonesia.
ADVERTISEMENT
Jadi, siapa saja yang bakal terdegradasi musim ini? Menjadi menarik dinantikan karena sesungguhnya kemenangan dan kekalahan selalu datang tanpa permisi.