Salzburg vs Napoli: Soal Produktivitas dan Dendam yang Belum Tuntas

23 Oktober 2019 19:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Selebrasi gol Arkadiusz Milik ke gawang Verona. Foto: Ciro De Luca
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi gol Arkadiusz Milik ke gawang Verona. Foto: Ciro De Luca
ADVERTISEMENT
Stadion Wals Siezenheim bergemuruh saat Christoph Leitgeb mencetak gol ke gawang Napoli pada injury time. Gol tersebut melengkapi dua lesakan yang sebelumnya dibuat Moanes Dabbur dan Fredrik Gulbrandsen.
ADVERTISEMENT
Sayang, tiga gol itu tak cukup untuk membawa Salzburg lolos ke perempat final Liga Europa 2018/19. Napoli sempat mencuri satu gol pada menit ke-14 via aksi Arkadiusz Milik. Terlebih, klub asal Austria itu kalah telak 0-3 lebih dulu pada leg pertama.
Semusim berlalu, Salzburg dan Napoli kembali berjumpa. Kali ini di event yang lebih prestisius: Liga Champions. Lantas, mampukah Napoli membayar kekalahan di Stadion Wals Siezenheim tujuh bulan lalu?
Para pemain Napoli merayakan gol Milik ke gawang Salzburg. Foto: REUTERS/Leonhard Foeger
Dari komposisi skuat, Napoli memang lebih diunggulkan. Namun, jangan buru-buru menganggap enteng Salzburg. Mereka kini nangkring di peringkat ketiga Grup E dengan koleksi 3 poin, cuma terpaut satu angka dari Napoli yang duduk di pucuk klasemen.
ADVERTISEMENT
Lebih dari itu, Salzburg termasuk tim yang paling produktif di Liga Champions 2019/20. Total 9 gol mereka bukukan dalam dua pertandingan --cuma kalah dari Bayern Muenchen dan Manchester City.
Produktivitas Salzburg sedikit membuat Pelatih Napoli, Carlo Ancelotti, waswas. Terlebih mereka sempat membuat Liverpool kerepotan di matchday kedua. Sang juara bertahan itu hanya menang dengan skor tipis 4-3.
"Salzburg telah memulai musim dengan baik dan mempertahankan level permainan yang sama seperti musim lalu. Mereka telah menunjukkan bahwa mereka punya tim yang kuat yang mampu mencapai babak berikutnya," kata Ancelotti seperti dilansir situs resmi UEFA.
Penggawa Salzburg, Takumi Minamino. Foto: Reuters/Jason Cairnduff
Celakanya, kesuburan lini depan Salzburg itu berbanding terbalik dengan Napoli. Cuma 4 gol yang mampu mereka bikin pada 5 laga terakhir di lintas ajang. Hal ini tak terlepas dari mandulnya lini depan Napoli. Lorenzo Insigne, misalnya, keran golnya mampet pada tiga laga ke belakang.
ADVERTISEMENT
Sama halnya dengan Dries Mertens yang urung mencetak gol sejak memasuki Oktober. Sementara Fernando Llorente lebih parah lagi. Ia dilanda paceklik gol dalam lima pertandingan beruntun.
"Saya ingin melihat Napoli untuk tampil oke sejak awal laga. Kami bisa memenangi pertandingan ini, tetapi kami perlu menunjukkan semua kualitas kami karena kemenangan ganda (di matchday ketiga dan keempat) amat menentukan. Kami perlu bantuan pemain depan kami untuk melakukannya," imbuh Ancelotti.
Eits, tunggu dulu. Napoli masih punya kartu as lainnya: Milik. Pemain asal Polandia itu bisa menjadi modal penting untuk mengakhiri kemandulan lini depan Napoli.
Tak tanggung-tanggung, Milik memborong dua gol saat timnya mencukur Verona akhir pekan lalu. Lagipula, Milik juga pernah jadi momok bagi Salzburg di musim lalu; ia tak pernah absen mencetak gol di leg pertama dan kedua.
ADVERTISEMENT
Oh, ya, Ancelotti juga bis memfungsikan Hirving Lozano sebagai alternatif serangan dari sisi sayap. Pemain termahal sepanjang sejarah klub itu dikabarkan telah fit dan siap untuk tampil dini hari nanti.
Pemain Napoli, Hirving Lozano (kiri), berduel dengan gelandang Genk, Ianis Hagi (kanan). Foto: John Thys/AFP
Lozano bisa jadi senjata ampuh untuk mengoptimalkan skema serangan balik. Kebetulan, Salzburg cukup lemah dalam mengantisipasi serangan kilat. Tercatat mereka telah kecolongan tiga gol lewat metode demikian --terbanyak di antara kontestan Liga Champions lainnya.