Samuel Eto'o Dikecam karena Samakan Sepak Bola dengan Perang

3 Februari 2022 6:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesepak bola legendaris Kamerun, Samuel Eto'o. Foto: Josep LAGO / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Pesepak bola legendaris Kamerun, Samuel Eto'o. Foto: Josep LAGO / AFP
ADVERTISEMENT
Samuel Eto'o mendukung Kamerun untuk tampil maksimal di Piala Afrika 2021. Akan tetapi, pernyataannya justru mendapat kecaman keras dari pelatih Mesir, Carlos Queiroz.
ADVERTISEMENT
Kamerun dan Mesir akan bentrok di semifinal Piala Afrika 2021, Jumat (4/2) dini hari WIB. Tim yang pertama cukup diuntungkan karena bertindak sebagai tuan rumah.
Eto'o yang merupakan ketua Federasi Sepak Bola Kamerun memberi semangat kepada para pemain usai mengalahkan Gambia, 29 Januari lalu. Hal itu diunggah oleh media sosial resmi federasi sehari berikutnya.
Pemain Kamerun Vincent Aboubakar (tengah) beraksi dengan pemain Gambia Sulayman Marreh pada perempat final Piala Afrika (CAN) 2021 di Stadion Japoma di Douala, Kamerun, Sabtu (29/1/2022). Foto: Issouf Sanogo/AFP
Namun, salah satu yang menjadi sorotan adalah penggunaan kata 'perang' yang sering diucapkan oleh pria 40 tahun tersebut. Hal ini yang mengganggu Queiroz jelang laga.
"Ini adalah komentar yang sangat disayangkan, pendekatan yang sangat buruk, pesan yang sangat buruk kepada orang-orang Kamerun," kata Queiroz dikutip dari BBC.
“Untuk membuat deklarasi perang ini sebelum satu pertandingan [menunjukkan dia] tidak belajar apa pun ketika dia berada di sepak bola profesional," tambahnya.
Pelatih Timnas Mesir, Carlos Queiroz. Foto: John Sibley/Reuters
Queiroz menambahkan bahwa olahraga ini bukan soal bentrokan. Ia juga menganggap Eto'o tak sensitif, mengingat insiden yang menewaskan delapan orang pada 25 Januari lalu.
ADVERTISEMENT
"Sepak bola bukan tentang perang. Sepak bola adalah tentang perayaan, ini tentang kegembiraan, ini tentang kebahagiaan. Dia lupa bahwa orang-orang meninggal di stadion [beberapa] hari yang lalu," tutur Queiroz.
"Untuk perang yang diusulkan oleh Tuan Eto'o, kami akan menjawab dengan sepak bola terbaik, sikap terbaik, kualitas terbaik karena inilah yang diharapkan orang-orang dari kami," tegasnya.
Duel Kamerun dan Mesir sendiri merupakan laga dua negara dengan catatan juara Piala Afrika terbanyak. Sang tuan rumah punya lima gelar, sementara tim yang terakhir telah mengoleksi tujuh.