Schweinsteiger: Penantian Ratusan Hari dan Selebrasi untuk Istri

30 Januari 2017 20:39 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Schweinsteiger seolah hidup kembali. (Foto: Gareth Copley/Getty Images)
Tidak ada yang lebih menyebalkan daripada menunggu. Apalagi jika menunggu hingga ratusan hari.
ADVERTISEMENT
Bastian Schweinsteiger, salah seorang pesepakbola terbaik yang pernah dilahirkan Jerman, mengalami hal tidak mengenakkan itu. Dan bisa jadi, ia tidak pernah menyangkanya.
Setahun setelah mengantarkan Jerman menjuarai Piala Dunia 2014, Schweinsteiger memutuskan menerima panggilan mantan pelatihnya di Bayern Muenchen dulu, Louis van Gaal.
Kali itu, Van Gaal baru akan memulai musim keduanya sebagai manajer Manchester United. Schweinsteiger, yang permainan dan posisi bermainnya didefinisikan ulang oleh Van Gaal, mantap menerimanya.
Dahulu, Schweinsteiger mencuat sebagai pemain sayap. Namun, begitu Van Gaal menukangi Bayern, posisinya langsung diubah sebagai gelandang tengah.
Perubahan itulah yang melahirkan Schweinsteiger yang sebenarnya. Oleh pelatih Tim Nasional Jerman, Joachim Loew, Schweinsteiger disebut sebagai penggerak sekaligus motor lini tengah Jerman. Tak sekadar punya tenaga, Schweinsteiger juga mampu membaca permainan sama baiknya.
ADVERTISEMENT
Namun, dalam beberapa musim terakhir, Schweinsteiger gagal menampilkan permainan terbaiknya lantaran cedera. Dan sialnya, penyakit cedera itu juga dibawanya ketika pindah ke United.
Sempat menjadi andalan pada paruh pertama musim, Schweinsteiger menghilang bersamaan dengan cedera yang membekapnya pada paruh kedua. Ia hanya bermain sebanyak 18 kali di Premier League musim lalu —atau 31 kali dari total semua ajang.
Kala Van Gaal didepak dan Jose Mourinho datang, karier Schweinsteiger di United tampak akan segera habis. Terlebih, Mourinho sempat terang-terangan menyatakan bahwa kans Schweinsteiger bermain untuknya amat-sangat kecil.
Pernyataan Mourinho tersebut bahkan sempat membuat para petinggi Bayern meradang. Tapi, Mourinho tetap pada pendiriannya. Lalu, Schweinsteiger sendiri? Ia memutuskan untuk tetap bertahan, kendatipun tidak bisa berlatih bersama tim utama.
ADVERTISEMENT
Seiring berjalannya waktu, Mourinho pun melunak. Terutama setelah melihat ketatnya jadwal pertandingan. Schweinsteiger mendapatkan ganjaran atas profesionalitasnya: ia dipanggil kembali memperkuat tim utama.
Lalu, setelah cukup lama terpinggirkan, ia mulai mendapatkan kesempatan bermain, kendati levelnya baru sebatas pemain pengganti dan laga-laga yang dilakoninya adalah pertandingan-pertandingan cup competition.
Baru pada Minggu (29/1/2017), Schweinsteiger merasakan nikmatnya bermain sejak menit pertama. Meski, lagi-lagi, levelnya baru sebatas menghadapi tim seperti Wigan Athletic di Piala FA.
Ada beberapa catatan menarik dari munculnya Schweinsteiger pada starting XI United malam itu. Itu adalah pertama kalinya, sejak 9 Januari 2016, ia kembali menjadi starter untuk United —yang artinya lebih dari 365 hari ia kembali bermain sedari awal.
ADVERTISEMENT
Hebatnya, pada pertandingan itu, ia juga menyumbang 1 assist —via umpan silang untuk sundulan Marouane Fellaini— dan mencetak satu gol —lewat sepakan overhead. Golnya itu, merupakan gol pertamanya untuk United sejak 28 November 2015, di mana ia menceploskan bola lewat sundulan ke gawang Leicester City.
Oleh WhoScored, Schweinsteiger dinobatkan sebagai man of the match laga kemarin malam itu. Kendati sempat kesulitan di babak pertama, perlahan-lahan ia mampu mengontrol lini tengah timnya. Total, ia melepaskan 103 operan sukses di laga tersebut, yang terbanyak di antara pemain-pemain lainnya yang bermain di laga tersebut.
Malam itu ditutup pemain berusia 32 tahun tersebut dengan manis dan romantis. Tak lama setelah membobol gawang Wigan, ia melakukan selebrasi seolah-olah sedang melakukan forehand dan backhand.
ADVERTISEMENT
Selebrasi itu, tentu saja, ditujukan untuk sang istri, Ana Ivanovic, yang juga hadir di Old Trafford semalam. Pada Desember silam, Ivanovic memutuskan mundur dari dunia tenis setelah merasa performanya tak lagi bisa memenuhi standar level tertinggi.
Dalam arti lain, selebrasi itu juga bisa mewakili kelegaan Schweinsteiger dan Ivanovic yang belakangan tengah menemukan kesulitan dalam karier.
Mourinho pun puas. Dengan tegas, dan penuh pertimbangan terkait banyaknya laga yang akan dihadapi timnya hingga akhir musim, ia berkata demikian:
“Schweinsteiger kini jadi salah satu opsi buat kami.”