Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Selain Solskjaer, Ini 13 Eks MU yang Bernasib Malang Usai Jadi Pelatih
30 November 2021 14:30 WIB
·
waktu baca 8 menitADVERTISEMENT
Manchester United (MU ) banyak melahirkan sosok legenda di dunia sepak bola. Tak sedikit dari mereka yang memutuskan untuk melanjutkan karier sebagai pelatih.
ADVERTISEMENT
Paling hangat adalah sosok Ole Gunnar Solskjaer , namun nasib malang justru menimpanya. Pria asal Norwegia itu dipercaya membesut The Red Devils sejak 2018. Berawal dari pelatih interim, kemudian pada 2019 ia diangkat menjadi pelatih tetap.
Nahasnya, tak ada satu pun trofi yang berhasil dipersembahkan Solskjaer hingga akhirnya ia dipecat MU pada 21 November silam usai sehari sebelumnya alami kekalahan yang memalukan 1-4 dari Watford.
Berangkat dari hal tersebut, kali ini kami sajikan legenda MU yang bernasib malang usai jadi pelatih selain Solskjaer. Ada siapa saja? Berikut daftarnya dikutip dari The Sun.
Gary Neville
Gary Neville adalah bek kanan legendaris MU. Sejumlah pencapaian mentereng pernah direngkuhnya kala berseragam The Red Devils, termasuk meraih treble winner di musim 1998/99.
ADVERTISEMENT
Ia kemudian pensiun di akhir musim 2010/11 dan merintis karier sebagai pundit di stasiun televisi Inggris. Namun, pada Desember 2015, Neville sempat mencoba peruntungan menjadi pelatih Valencia.
Nasibnya pun tragis, ia hanya melakoni 28 laga bersama Los Che dan kemudian dipecat pada Maret 2016. Salah satu kenangan buruknya saat melatih Valencia adalah ia sempat alami kekalahan telak 0-7 dari Barcelona.
Neville pun mengaku menyesal mengambil tugas tersebut. Sejak itu, ia tak pernah lagi mengarsiteki tim dan memilih mejadi pundit.
“Saya seharusnya tidak pernah mengatakan 'ya' untuk pekerjaan itu. Saya tidak memenuhi syarat untuk pekerjaan itu dan tidak bangun setiap pagi dan berpikir tentang pelatihan,” ucap Neville di tahun 2019 dikutip dari The Sun.
ADVERTISEMENT
Steve Bruce
Steve Bruce adalah mantan kapten MU di era 90-an. Ia mulai merambah dunia kepelatihan di musim 1998. Hingga kini, total ada 10 klub yang pernah Bruce tangani, termasuk Newcastle United selaku klub terakhirnya.
Bersama Newcastle, Bruce baru saja mengalami pemecatan pada Oktober silam. Itu terjadi lantaran pria yang kini berusia 60 tahun gagal mengangkat performa tim. Bahkan, The Magpies dibawa Bruce ke dasar klasemen Liga Inggris 2021/22 tanpa sekalipun memetik kemenangan.
Phil Neville
Phil Neville adalah adik dari Gary Neville. Ia juga turut ambil bagian kala MU meraih treble winner di musim 1998/99. Terlepas itu, jika berkaca mengenai kiprah kepelatihan Phil, tak ada catatan yang begitu apik yang bisa dihasilkannya. Hanya gelar juara SheBelievesCup 2018 kala membesut Timnas Wanita Inggris.
ADVERTISEMENT
Kini, Phil menangani Inter Miami, klub asal Amerika Serikat yang dimiliki oleh rekannya semasa di MU, David Beckham. Namun, Phil gagal membawa Inter Miami menjadi pesaing kuat di Major League Soccer (MLS).
Inter Miami hanya menempati urutan keempat dari bawah, atau tepatnya peringkat ke-11 wilayah timur sekaligus membuat Inter Miami gagal lolos ke babak play-off.
Ryan Giggs
Ryan Giggs pernah merasakan double job di Manchester United. Pada musim 2013/14, Giggs yang masih aktif bermain diamanahkan untuk mengemban tugas sebagai pelatih sementara usai David Moyes dipecat pada April 2014. Giggs tercatat melakoni empat laga sebagai pelatih, di mana dua di antaranya berhasil dimenangkannya.
Di musim berikutnya, Giggs yang memutuskan pensiun dari dunia ‘si kulit bundar’, ditunjuk untuk membantu Louis van Gaal sebagai asisten pelatih MU hingga 2016.
ADVERTISEMENT
Selepas itu, pada 2018, Giggs kembali melatih. Kali ini ia menerima tawaran untuk melatih Timnas Wales. Ia berhasil mengantarkan timnya lolos ke Euro 2020. Namun, selanjutnya nasib nahas menimpa Giggs.
Ia batal menemani Wales di gelaran Euro 2020 yang berlangsung pada Juni-Juli 2021. Giggs dicopot dari kursi kepelatihan karena tersandung kasus penganiayaan terhadap pacarnya.
Roy Keane
Kala aktif bermain, Roy Keane adalah sosok gelandang yang dikenal garang. Ia juga pernah mengemban tugas sebagai kapten bagi kubu ‘Setan Merah’. Selepas pensiun di 2006, Keane melanjutkan kiprahnya di dunia kepelatihan.
Awal, ia membesut Sunderland dan berhasil mengantarkan tim tersebut promosi ke kasta tertinggi Liga Inggris. Namun, pada Desember 2008, Keane harus menerima pil pahit. Ia terpaksa mengundurkan diri dari kursi kepelatihan di tengah kecaman para pemainnya dan performa buruk Sunderland.
ADVERTISEMENT
Keane tak putus asa, pada April 2009 ia kembali melatih bersama Ipswich Town. Namun, dua tahun berselang lagi-lagi nasib buruk menimpanya. Keane dipecat usai membawa tim berjuluk The Tractor Boys ke urutan 21 Divisi Championship.
Selepas itu, Keane tak lagi mengambil tugas sebagai pelatih utama. Ia hanya menjabat sebagai asisten, termasuk bersama Nottingham Forest di 2019 yang menjadi klub terakhirnya di dunia kepelatihan. Kini, Roy Keane aktif sebagai pundit.
Jaap Stam
Jaap Stam sempat menjadi pilar andalan di lini pertahanan MU pada periode 1998-2001. Bek asal Belanda tersebut turut mempersembahkan gelar treble winner di musim perdananya di Old Trafford.
Selepas pensiun di 2007, ia merambah dunia kepelatihan. Namun, nasib tragis justru menimpanya kala menjadi pelatih, salah satunya kala menangani Feyenoord di musim 2019/20. Di sana, Stam hanya mengarungi 18 laga, ia kemudian mengundurkan diri di Oktober 2019, usai Feyenoord takluk 0-4 dari Ajax Amsterdam.
ADVERTISEMENT
Dan baru-baru ini ia kembali mengalami pil pahit kala membesut klub MLS, Cincinnati. Pada September silam, Stam dipecat setelah hanya hanya meraih empat kemenangan dalam 25 pertandingan.
Bryan Robson
Bryan Robson atau yang dikenal dengan julukan Captain Marvel adalah gelandang hebat yang dimiliki MU. Ia menghabiskan kariernya selama 13 musim di Old Trafford (1981-1994).
Namun, kehebatan Robson kala sebagai pemain tak berlanjut kala menjadi pelatih. Total, Robson telah berkarier sebagai pelatih selama 17 tahun dengan sejumlah tim, baik klub maupun tim nasional.
Periode terburuk datang kala ia bertugas di Bradford City di musim 2003/2004, kala itu ia dipecat setelah hanya mendampingi tim sebanyak 28 pertandingan.
Selepas itu, ia membesut West Brom, namun nasibnya tak kunjung baik. Robson justru membawa West Brom terdegradasi ke Divisi Championship pada akhir musim 2006. Robson pun lantas pergi meninggalkan klub.
ADVERTISEMENT
Mark Hughes
Mark Hughes adalah sosok legenda MU lainnya yang memutuskan melanjutkan karier di dunia kepelatihan. Namun, nasibnya begitu kelam.
Tercatat, ia mengalami empat pemecatan dari enam klub yang pernah ia tangani, termasuk kala membesut Manchester City pada periode 2008-2009.
Paul Ince
Paul Ince tercatat pernah berseragam Manchester United selama enam musim, yakni pada periode 1989-1995. Selepas itu, ia malang melintang ke sejumlah klub hingga akhirnya pensiun di 2007.
Kemudian, ia melanjutkan kiprah sebagai juru taktik. Namun, tak ada satu pun klub besar yang ia pernah tangani, justru nelangsa yang ia terima.
Salah satunya kala membesut Blackburn Rovers di 2008, ia dipecat usai hanya meraih tiga kemenangan dalam 17 pertandingan. Ince kini menganggur. Terakhir kali ia melatih pada 2014 bersama Blackpool.
ADVERTISEMENT
Paul Scholes
Paul Scholes adalah sosok gelandang menawan yang dimiliki Manchester United. Selama 19 tahun berkostum The Red Devils, trofi prestisius pernah disabetnya, termasuk dua gelar Liga Champions pada tahun 1999 & 2008.
Pensiun pada 2013, Scholes tak langsung melanjutkan karier sebagai pelatih. Ia baru melakoni tugas barunya tersebut pada 2019 bersama Oldham Athletic.
Mirisnya, di sana ia hanya mengemban tugas sebagai pelatih selama 31 hari. Dilaporkan bahwa Scholes memutuskan untuk pergi usai alami perselisihan dengan pemilik klub.
Gordon Strachan
Gordon Strachan adalah pemain MU pada era 80-an, tepatnya ia berkostum The Red Devils selama lima musim mulai dari 1984-1989. Ia kemudian bergabung ke Leeds hingga akhirnya pensiun pada 1997 di Coventry.
ADVERTISEMENT
Di Coventry pula Strachan memulai kariernya sebagai pelatih. Di sana, ia bertugas hingga 2001, namun akhir kepelatihannya di Coventry begitu menyakitkan. Strachan gagal membuat Coventry bertahan di Premier League, dan terdegradasi ke Divisi Championship. Kemudian, saat ia menjalani awal musim di kasta kedua Liga Inggris, ia dipecat karena serangkaian hasil buruk.
Strachan sendiri terakhir kali melatih pada 2017 bersama Timnas Skotlandia. Ia saat itu memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya setelah Skotlandia gagal lolos ke putaran final Piala Dunia 2018.
Wayne Rooney
Pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah Manchester United, Wayne Rooney, tengah jalani masa sulit sebagai pelatih.
Rooney yang membesut Derby County di Divisi Championship sejak 2020 sedang alami ancaman terdegradasi ke League One. Ini disebabkan The Rams mengalami pengurangan poin sebanyak 21 dari otoritas liga karena alami krisis finansial.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut mengakibatkan Derby saat ini menempati posisi buncit atau tepatnya di urutan ke-24 dengan koleksi 1 poin.
Laurent Blanc
Laurent Blanc jalani 2 musim merumput bersama MU sebelum akhirnya gantung sepatu di akhir musim 2002/03. Ia kemudian menjajaki karier sebagai pelatih.
Kiprahnya Blanc di dunia kepelatihan sebetulnya terbilang mengesankan. Mengawali tugas barunya pada 2007 bersama Bordeaux, ia berhasil membawa tim tersebut meraih gelar juara Liga Prancis di musim 2008/09.
Ia juga berhasil membawa Paris Saint-Germain meraih gelar juara Liga Prancis tiga kali berturut-turut (2014-2016). Hanya ada satu noda hitam kala ia menjadi pelatih, yakni saat membesut Timnas Prancis pada 2010-2012.
Blanc gagal membawa Les Bleus berbicara banyak di ajang Euro 2012. Prancis hanya bisa dibawanya hingga babak perempat final usai takluk dari Spanyol 0-2.
ADVERTISEMENT
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 6 November 2024, 8:38 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini