Sembilan Kemenangan Beruntun Italia Antar Mancini Samai Rekor Pozzo

16 Oktober 2019 7:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelatih Timnas Italia, Roberto Mancini. Foto: Reuters/Anton Vaganov
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih Timnas Italia, Roberto Mancini. Foto: Reuters/Anton Vaganov
ADVERTISEMENT
Bersama Roberto Mancini, Timnas Italia bersalin rupa. Setelah melewati era yang gelap lantaran gagal lolos ke Piala Dunia 2018, Mancini kembali mengangkat harkat Gli Azzuri di ranah sepak bola.
ADVERTISEMENT
Kebangkitan Italia di bawah arahan Mancini ditandai dengan keberhasilan meloloskan diri ke Piala Eropa 2020. Tiket ke ajang empat tahunan ini didapatkan usai mengalahkan Yunani 2-0 pada Minggu (13/10/2019) malam WIB.
Dengan kepastian mendapat satu tempat tahun depan, Italia nyatanya tetap bermain garang di laga kualifikasi selanjutnya melawan Liechtenstein, Rabu (16/10) dini hari WIB. Jawara Piala Dunia 2006 itu melumat sang lawan 5-0.
Hasil yang bikin Italia melanjutkan tren kemenangan di babak kualifikasi dan kian kukuh di puncak klasemen Grup J. Bagi Mancini, ini menjadi kemenangan kesembilan secara beruntun bersama Italia.
Satu kemenangan lain didapatkan saat mengalahkan Amerika Serikat pada laga persahabatan November lalu. Sosok berusia 54 itu pun resmi menyamai rekor sosok legendaris Vittorio Pozzo yang meraih sembilan kemenangan beruntun bersama Italia pada kurun 1938-1939.
ADVERTISEMENT
Mancini tentu saja merasa bangga bisa menyamai torehan pendahulunya. Namun, ada rekor Pozzo lain yang ingin disamai olehnya yakni mempersembahkan dua trofi Piala Dunia. Pozzo sendiri melakukannya pada edisi 1934 dan 1938.
"Menyamai rekor kemenangan milik Pozzo terasa luar biasa tentu saja, tapi saya juga ingin menyamai rekornya yang memenangi dua gelar Piala Dunia," kata Mancini kepada Rai Sport.
Mancini tak ingin larut dalam euforia rekor pribadi. Ia lebih peduli dengan penampilan Italia di laga-laga selanjutnya. Oleh karena itu, terdapat beberapa aspek yang menurutnya masih harus diperbaiki dengan landasan permainan saat melawan Liechtenstein.
Italia sendiri turun dengan mayoritas nama-nama pelapis, tercatat hanya Marco Verratti sebagai pemain kunci yang dipasang sejak awal. Mancini menilai permainan Italia dengan para pemain pelapis belum padu.
ADVERTISEMENT
"Dengan banyaknya perubahan (pada susunan pemain) normal saja kami sedikit tidak konsisten. Ada beberapa hal positif dan ada bagian yang harus diperbaiki. Masalah utamanya adalah pemain-pemain di laga ini tidak banyak bermain bersama sebelumnya," jelasnya.
Mancini masih punya kesempatan untuk memperdalam skuat dan menambah jam terbang para pemain pelapis. Setelah melawan Liechtenstein, Italia akan kembali berlaga bulan depan menghadapi Bosnia-Herzegovina dan Armenia.