Semen Padang soal Kehadiran Rans Cilegon FC di Liga 2: Pengalaman Akan Berbicara

5 April 2021 17:43 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo Rans Cilegon FC Foto: Instagram/@raffinagita1717
zoom-in-whitePerbesar
Logo Rans Cilegon FC Foto: Instagram/@raffinagita1717
ADVERTISEMENT
Rans Cilegon FC menjadi salah satu klub pendatang baru. Klub yang bermula bernama Cilegon United ini diakuisisi oleh selebritis kondang Tanah Air, Raffi Ahmad.
ADVERTISEMENT
Melihat pamor Raffi, banyak yang memprediksi klub yang berencana akan pindah home base dari ke Pantai Indah Kapuk ini akan berbicara banyak di kancah Liga 2 2021. Kekuatan finansial jadi senjata utama lantaran diisi oleh jajaran petinggi orang berduit.
Namun demikian, senjata finansial tak menjamin prestasi. Sebab, kesuksesan di sepak bola nasional tak melulu bicara soal uang.
Direktur Operasional Semen Padang, Effendy Syahputra, menuturkan bahwa salah satu tolak ukur sebuah tim terletak pada konsistensi. Sebab, industri sepak bola Indonesia berbeda dengan bidang lain. Seperti, kata dia, industri hiburan, misalnya.
''Perlu ujian untuk menjalaninya. Kalau bertahan 3 sampai 4 tahun itu sudah bagus banget,'' kata Effendy kepada kumparan melalui sambungan telepon, Senin (5/4).
ADVERTISEMENT
''Ujiannya 1 atau 2 tahun awal. Banyak yang enggak mereka temui nanti di dunia bisnis mereka sebelumnya, bisa jadi mereka temui di bola ini. Tinggal mereka kapok atau nekat terus,'' dia menjelaskan.
Mengelola industri sepak bola memang tak hanya bicara pertandingan. Sebab, ada banyak elemen yang saling berkesinambungan untuk menunjang satu klub berjalan.
Di Indonesia, klub-klub tak ada yang mandiri. Mereka rata-rata menggandeng pemerintah daerah dalam berjalan saat berkompetisi.
Menpora Zainudin Amali menerima kunjungan Raffi Ahmad, yang merupakan perwakilan Selebritis FC di kantor Kemenpora. Foto: Humas Kemenpora
Melihat geliat Rans Cilegon FC, dengan kekuatan finansial yang wah, bukan tak mungkin pembiayaan bisa ditanggung secara mandiri. Namun, Effendy menyarankan agar tidak mengambil langkah demikian.
''Mengurus bola sendiri, mengandalkan diri sendiri, berat. Karena bisnis bola ini butuh energi besar. Kelihaian dalam menggaet sponsor juga hal yang penting dan meyakinkan sponsor juga kasus yang beda lagi kan?''
ADVERTISEMENT
''Bisa meyakinkan mereka untuk bisa menginvestasikan, promosi, itu adalah tantangan sendiri dan butuh orang yang capable dalam mengurusnya.''
''Jadi enggak bisa orang yang suka bola, penggemar bola, enggak bisa. Kadang bisa ngurus bola banyak yang salah kaprah dinilai oleh orang-orang yang baru terjun bola.''
''Terlebih sepak bola kita kan? Dengan 1001 persoalan. Dan seperti saya bilang, bisa bertahan satu musim saja sudah cukup bagus untuk menguji mentalitas. Bisa ketahuan nanti lanjut atau nyerah, begitu.''

Pengalaman Akhirnya Jadi Pembeda

Pesepak bola Semen Padang FC Vanderlei Francisco (kanan) menyambut bola pada pertandingan pekan 30 Liga 1 2019 di Stadion GOR H Agus Salim, Senin (2/12). Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Semen Padang adalah klub tradisional. Klub yang berbasis di Padang, Sumatera Barat, ini, sudah hadir di sepak bola nasional sejak 1980.
Mulai dari era Galatama, Divisi Utama, Liga Indonesia, Liga Primer Indonesia, Liga 1 hingga Liga 2, sudah mereka rasakan. Klub beralias Kabau Sirah ini juga sempat menorehkan catatan apik dengan menjuarai Divisi I Galatama pada 1982 dan Piala Galatama pada 1992.
ADVERTISEMENT
Dengan kedatangan Rans Cilegon FC, Effendi mengakui bahwa Semen Padang menyambut baik. Namun demikian, tak menutup kemungkinan ada beberapa persoalan yang akan mereka temui.
Beberapa di antaranya aturan-aturan yang tak tertulis di sepak bola Indonesia. Bukan barang baru ketika berbicara regulasi yang kerap berubah di tengah jalan, jadwal yang tak menentu, dan lain sebagainya.
''Pada akhirnya pengalaman berbicara. Saat ini tim-tim tradisional yang diam-diam saja justru akan muncul. Pengalaman enggak bisa membohongi,'' dia menuturkan.
---