Setahun Iwan Bule Pimpin PSSI: Datangkan Shin Tae-yong hingga Berhentinya Liga

7 Desember 2020 16:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mochamad Iriawan alias Iwan Bule terpilih jadi Ketua Umum PSSI periode 2019-2023. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mochamad Iriawan alias Iwan Bule terpilih jadi Ketua Umum PSSI periode 2019-2023. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Satu tahun sudah Mochamad Iriawan menjadi Ketua Umum PSSI. Sejak terpilih di Kongres Luar Biasa PSSI pada 2 November 2019, sejumlah kegiatan dilakukan.
ADVERTISEMENT
Paling utama, pria dengan nama karib Iwan Bule ini mendatangkan Shin Tae-yong sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia. Adapun tugas dari Shin sendiri terbilang berat. Pelatih 50 tahun ini mengomandoi pelatih pelbagai kelompok usia mulai dari Timnas U-19 hingga senior.
Dipilihnya Shin tak lepas dari keberhasilan Indonesia meyakinkan FIFA untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2021 pada Oktober 2019.
''Tentu fokus kami adalah Piala Dunia U-20 2021. Saat ini, anak-anak yang tergabung di Timnas U-19 sedang dilatih untuk bersiap menyongsong event tersebut,'' kata Iwan Bule mengutip laman Youtube pribadinya, Senin (7/12).
Pelatih Timnas Indonesia senior yang baru Shin Tae-Yong menghadiri acara perkenalan ke media di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (28/12). Foto: ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Calon Ketua Umum PSSI, Komjen M Iriawan (Iwan bule) saat ditemui kumparan di kawasan Monas. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Terkait dengan Piala Dunia U-20, PSSI memang getol betul mempersiapkan Timnas U-19. Sejak Januari 2020, skuat 'Garuda Muda' sudah melakukan seleksi pemain, bahkan hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Bermula dari seleksi pada awal tahun, Timnas U-19 sudah menjalani sejumlah program pemusatan latihan. Selain di dalam negeri, Timnas U-19 juga melanglang buana ke luar negeri.
Thailand dan Kroasia adalah dua negara yang jadi destinasi pemusatan latihan. Adapun alasannya, guna memberikan sejumlah pengalaman untuk menatap Piala Dunia U-20.
''Saat di Kroasia, misalnya kita sama-sama lihat bagaimana proses itu terjadi. Mulai dari seleksi, mental pemain di asah, kemudian fisik jadi prioritas utama, dan sedikit-sedikit sudah masuk ke taktikal,'' terang Iwan Bule.
Sejumlah pemain mengikuti seleksi Timnas Indonesia U-19 di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Senin (13/1). Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Sejumlah pemain mengikuti seleksi Timnas Indonesia U-19 di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Senin (13/1). Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong memberikan instruksi saat seleksi pemain Timnas Indonesia U-19 di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Senin (13/1). Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Selama masa seleksi, Shin memang mengedepankan perbaikan fisik. Dalam suatu kesempatan saat dia baru kali pertama menjadi pelatih, Shin sempat melontarkan kritikan pedas karena fisik para pemain hanya mampu bermain 45 menit saja.
ADVERTISEMENT
Itu bukan kaleng-kaleng. Sebab, saat pemusatan latihan di Thailand, Garuda Muda mendapat evaluasi fisik yang kedodoran. Shin dengan gamblang bilang bahwa uji tanding bukan mencari menang/kalah, tapi melihat tim ini terbentuk.
Waktu berjalan, rencana sudah disusun. Tapi, sesuatu yang tak diharapkan terjadi dan membikin semua cukup berantakan.
''Ya, karena pandemi corona, semua terpaksa berhenti. Bisa dibilang cukup lama juga vakumnya, sampai 4 bulan. Ini kemudian coba diprogram ulang,'' kata pria 56 tahun ini.
Pemain Persebaya David Da Silva berebut bola dengan pemain Persik Kediri pada pertandingan Liga 1 2020 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Sabtu (29/2). Foto: ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Pesepak bola Persib Bandung David Nazari (kedua kanan) saat pertandingan Sepak Bola Liga 1 2019 di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung. Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Pandemi corona yang mulai masif mengguncang dunia terjadi pada akhir tahun lalu. Di Indonesia, kasus mulai menanjak pada Februari hingga saat ini dan tak disangka membikin sepak bola mati suri.
Tak hanya buat Timnas U-19, seluruh agenda Timnas Indonesia, baik kelompok umur, kategori pria dan wanita, lumpuh. Imbas lainnya kompetisi level tertinggi hingga amatir juga tak bisa berjalan.
ADVERTISEMENT
Mestinya, jika sesuai timeline, kompetisi Liga 1 hingga Liga 3 berjalan sejak Maret dan rampung Desember 2020. Tapi, semua kudu urung digelar karena pandemi corona.
Tak berjalannya kompetisi, memang diakui Iwan Bule menjadi sedikit masalah. Sebab, PSSI sudah melakukan sejumlah upaya untuk bisa menggulirkan kompetisi.
Semula, melihat liga-liga di pelbagai belahan dunia bergulir Juni 2020, PSSI sempat menggaungkan wacana untuk kembali menjalankan kompetisi pada Juli 2020.
Namun demikian, rencana mesti gagal karena pandemi corona sudah masuk dalam status bencana nasional yang ditetapkan oleh pemerintah via BNPB.
''Mestinya selepas pulang di Kroasia, kami di PSSI sudah menyiapkan anak-anak ini berkompetisi. Tapi, seperti kita ketahui, pandemi masih berlangsung sehingga kompetisi tak bisa digulirkan,'' kata Iwan Bule.
Pertemuan Kemenpora dengan PSSI membahas kelanjutan Liga 1 2020. Foto: Dok. Kemenpora
PT LIB bertemu Satgas Anti Mafia Bola jelang bergulirnya Liga 1. Foto: LIB
Tak adanya kompetisi memang berdampak besar. Bukan hanya untuk Timnas U-19, secara luas, vakumnya kompetisi berdampak ke pelaku sepak bola.
ADVERTISEMENT
Tak sedikit peserta kompetisi mengeluh lantaran urung digelarnya kegiatan sepak bola. Dari sejumlah alasan utama, tak berkompetisi, tak mendapat pemasukan seperti dari penjualan tiket penonton dan alasan lebih parahnya, pemain-pemain banyak meninggalkan klub.
Alasan utama jelas. Kompetisi tak jalan membikin pemain kudu pintar-pintar atur siasat. Satu yang masif belakangan ini terjadi adalah berpindah klub.
Klub juga tak bisa berbuat banyak. Alih-alih meyakinkan pemain agar kompetisi berjalan juga mereka tak punya kuasa karena semua tergantung perizinan.
''Namun demikian, upaya ini tak berhenti dan kami akan terus meminta kepada sejumlah pihak berwenang untuk bisa menggulirkan kompetisi,'' terang Iwan Bule.
Pesepak bola Timnas Indonesia berlatih di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, Senin (17/2). Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
ADVERTISEMENT
Dampak pandemi corona juga kian luas dengan terhentinya sejumlah event Timnas Indonesia. Contoh nyata adalah kelanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2022 dan Piala AFF yang digeser ke tahun depan.
ADVERTISEMENT
Tahun 2021 juga boleh dibilang membikin PSSI kudu pintar-pintar atur siasat. Mengapa? Karena tahun depan, agenda kompetisi dan Timnas Indonesia akan saling berhimpitan.
---