Siapa Berani Melawan Timnas Jerman?

30 Juni 2017 13:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jerman perkasa di semua level. (Foto: Reuters/Kai Pfaffenbach)
zoom-in-whitePerbesar
Jerman perkasa di semua level. (Foto: Reuters/Kai Pfaffenbach)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sulit untuk tidak gemas seperti halnya Gary Lineker ketika tim Anda terus-menerus dikalahkan oleh Jerman. Saking kesalnya, penyerang legendaris Inggris ini pernah berujar bahwa sepak bola adalah permainan di mana 22 orang mengejar bola selama 90 menit dan ujung-ujungnya, yang menang Jerman juga.
ADVERTISEMENT
Pernah ada suatu masa di mana ucapan Lineker ini tidak berarti apa-apa. Tetapi, kurun waktunya tidak lama. Setelah berbenah pada awal 2000-an dan tak lagi mengandalkan pemain-pemain bangkotan, Tim Nasional Jerman pun kini telah kembali menjadi Tim Nasional Jerman yang begitu membuat Lineker frustrasi itu.
Mau bukti? Well, gampang saja. Saat ini, negara yang berstatus sebagai juara dunia di sepak bola adalah Jerman. Untuk itu, mereka pun berhak untuk tampil di Piala Konfederasi sebelum mempertahankan trofinya itu tahun depan.
Yang menyebalkan, di Piala Konfederasi kali ini, Joachim Loew memutuskan untuk tidak membawa nama-nama besar yang memberi mereka trofi Piala Dunia tahun 2014 silam. Alih-alih begitu, mantan asisten Juergen Klinsmann ini memilih untuk mengangkut nama-nama yang terbilang asing, kecuali jika Anda memang mengikuti sepak bola dengan saksama.
ADVERTISEMENT
Nah, sudah cuma membawa tim lapis kedua, Jerman masih saja perkasa. Dini hari tadi (30/6), mereka berhasil memastikan diri lolos ke final Piala Konfederasi usai menghajar Meksiko 4-1. Perlu dicatat bahwa El Tri sebelumnya sempat menahan imbang Portugal yang notabene merupakan jawara Eropa. Di final nanti, Julian Draxler dkk. bakal kembali berhadapan dengan Cile yang mampu menahan imbang mereka di fase grup.
Apa yang dicapai Jerman di Piala Konfederasi ini memang tidak mengejutkan. Walaupun sudah dari jauh-jauh hari sudah diketahui bahwa Loew bakal memboyong skuat pelapis ke Rusia, status unggulan tetap disematkan. Alasannya, walau pada dasarnya merupakan "Tim B", skuat ini berisikan pemain-pemain yang tak kalah hebat dibanding skuat utama negara-negara unggulan lain seperti Portugal serta Cile.
ADVERTISEMENT
Tidak sampai di situ saja. Di turnamen Piala Eropa U-21 yang juga masih berlangsung, Jerman pun berhasil menembus partai puncak di mana nantinya mereka bakal berhadapan dengan Spanyol. Hebatnya, nama-nama pemain yang dibawa trainer Stefan Kuntz ke Polandia pun sudah cukup familiar di kuping penggila sepak bola.
Max Meyer, Max Arnold, Mahmoud Dahoud, Niklas Stark, Yannick Gerhardt, Serge Gnabry, Marc-Oliver Kempf, dan Nadiem Amiri adalah beberapa nama familiar yang dimaksud. Saat ini, meski masih berstatus pemain U-21 di level tim nasional, di klub masing-masing mereka sudah mampu berbicara banyak di level senior.
Jerman U-21 punya masa depan cerah. (Foto: UEFA)
zoom-in-whitePerbesar
Jerman U-21 punya masa depan cerah. (Foto: UEFA)
Perlu dicatat pula, ketika menjuarai Piala Dunia 2014 lalu, skuat Jerman banyak diisi oleh alumni Euro U-21 tahun 2009. Mesut Oezil, Sami Khedira, Mats Hummels, Manuel Neuer, Benedikt Hoewedes, dan Jerome Boateng adalah nama-nama yang dimaksud. Selain itu, beberapa nama dari "Tim B" yang turun di Piala Konfederasi tahun ini pun sudah masuk skuat pada 2014 lalu. Sebuat saja Matthias Ginter, Shkodran Mustafi, dan Julian Draxler.
ADVERTISEMENT
Dari sini, terlihat bahwa regenerasi di skuat Jerman seakan tak ada putusnya. Belum mati satu, sudah tumbuh seribu.
Masih ada waktu setahun lagi sebelum Piala Dunia digelar. Para pemain inti Jerman yang menjadi juara dunia pada 2014 masih akan berada dalam usia emas. Kemudian, mereka bakal bersanding dengan bintang-bintang baru yang muncul dari Piala Konfederasi serta nama-nama segar yang lahir dari Euro U-21.
Dengan komposisi macam itu, di atas kertas Jerman tentunya bakal dijagokan untuk bisa mempertahankan gelar Piala Dunia. Sejak Brasil 1958 dan 1962, belum ada lagi satu negara pun yang sukses mempertahankan gelar Piala Dunia. Selain itu, sejak Vittorio Pozzo pada 1934 dan 1938, belum ada lagi pelatih yang mampu menjadi juara dunia dua kali. Akankah Jerman dan Joachim Loew menciptakan sejarah tahun depan? Mari kita tunggu!
ADVERTISEMENT