Spekulasi Calon Sekjen: Dari Orang Lama PSSI, Mantan Napi, hingga TNI

23 April 2020 20:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekjen PSSI, Ratu Tisha. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sekjen PSSI, Ratu Tisha. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Beberapa nama sudah dirumorkan sebagai kandidat Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI. Mulai dari orang-orang lama di sepak bola Indonesia, narapidana, hingga lingkaran TNI.
ADVERTISEMENT
Ada Ahmad Syauqi Suratno, Marco Gracia Paolo, Tommy Welly, Mohamad Kusnaeni, sampai Viola Kurniawati ramai dibicarakan menggantikan posisi Ratu Tisha Destria.
Terbaru, Rahim Soekasah dan Eddy Sofyan muncul ke permukaan. Rahim sendiri masih menutup rapat perihal kabar adanya lobi kepadanya untuk menempati kursi Sekjen.
Ketika dihubungi kumparanBOLA, Chairman Brisbane Roar (klub A-League Australia) itu hanya memberikan jawaban tersirat bahwa dirinya pantas menjabat Sekjen. Pengalamannya mengelola sepak bola nasional dan internasional plus deretan relasinya dikedepankan.
“Sekjen mesti benar-benar profesional. Dia sanggup menjalankan roda organisasi PSSI. Sekjen juga harus go international. Pandai bergaul ke luar Indonesia supaya bisa membawa pemimpin PSSI menduduki jabatan di konfederasi, minimal Exco AFC,” kata Rahim.
ADVERTISEMENT
Sementara bicara Eddy Sofyan, namanya muncul karena punya hubungan dekat dengan Mochamad Iriawan—Ketua Umum (Ketum) PSSI. Ia masuk ke dalam tim pemenangan Iriawan saat bertarung memperebutkan kursi PSSI 1.
Ketua Umum PSSI, Komisaris Jenderal Mochamad Iriawan. Foto: Ferry Tri Adi/kumparan
Masalahnya, Eddy punya predikat mantan narapidana. Ketua Umum Badan Sepak Bola Rakyat Indonesia (Basri) divonis 10 tahun penjara pada 2008 lalu.
Ia terbukti bersalah dalam proyek pengadaan 60 unit bus Patas AC Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) yang dibiayai PT Jamsostek senilai Rp33,2 miliar. Eddy terbukti melanggar Pasal 2 Ayat 1 jo Pasal 18 Ayat 1 Undang-undang No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Di luar nama-nama tadi, kabar kembalinya Joko Driyono ke federasi (sebagai Sekjen) mencuat setelah dirinya dinyatakan bebas dari penjara. Namun, persoalannya sama dengan Eddy, Joko merupakan mantan narapidana kasus mafia bola.
ADVERTISEMENT
Nama terakhir yang belum terang ialah soal kandidat yang berasal dari lingkaran TNI.
“Biasanya satu paket. Ketua ganti, Sekjen juga ganti,” ujar sumber kumparanBOLA yang tak ingin disebut namanya.
“Dari ‘Angkatan’ (TNI). Pangkat kolonel.”
Belakang, sosok TNI yang dikaitkan ialah Djoko Purwoko. Presiden Malang United (klub Liga 3) sesuai dengan cici-ciri yang dimaksud.
Djoko Purwoko (tengah kanan) saat mediasi dengan Gerakan Patriot Muda Nusa Tenggara Timur (Garda NTT) soal mafia bola Liga 3 dan hukuman PSN Ngada NTT, di FX Sudirman, Jakarta. Foto: Ferry Tri Adi Sasono/kumparan
Djoko punya pengalaman menjabat Manajer PS TNI U-21 pada 2015 dan menukangi bagian pemasaran, promosi, serta media PS TNI. Ia juga pernah menduduki kursi Wakil Manajer PSMS Medan pada 2017.
Terakhir, selain muncul sebagai Presiden Malang United, Djoko tampil sebagai anggota Tim Ad Hoc Investigasi PSSI yang mengusut dugaan mafia bola di Liga 3.
ADVERTISEMENT
Namun, ketika dikonfirmasi terkait rumor-rumor tersebut, Ketum PSSI masih tak banyak komentar. Iriawan cuma menjawab secara normatif dan belum membocorkan soal kandidat sebenarnya.
“Harus didiskusikan dan dibicarakan dulu dengan Exco (Komite Eksekutif) PSSI. Banyak calon, ya. Semuanya (peluang) sama,” kata Iriawan singkat.
Selanjutnya, ia tak menggubris pertanyaan soal mantan-mantan narapidana yang mencuat sebagai calon Sekjen.
---
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.
---
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.