Sriwijaya FC Dikritik Gegara Makan Ikan Bakar, Pelatih Tidak Ambil Pusing

23 September 2023 7:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sriwijaya FC di Liga 2 2023/24. Foto: Situs web resmi Liga Indonesia Baru
zoom-in-whitePerbesar
Sriwijaya FC di Liga 2 2023/24. Foto: Situs web resmi Liga Indonesia Baru
ADVERTISEMENT
Sriwijaya FC diterpa kritik usai akun media sosial resmi klub mengunggah aktivitas para pemain yang sedang makan ikan bakar pada Kamis (21/9). Pelatih 'Elang Andalas', Yusup Prasetiyo atau yang biasa disapa Coach Yoyo, mengaku tak mau ambil pusing.
ADVERTISEMENT
Netizen mengkritik bahwa ikan bakar yang dimasak dengan arang bukanlah makanan ideal para pesepak bola. Beberapa di antara mereka menganggap itu tak selayaknya dilakukan oleh atlet profesional.
Coach Yoyo menganggap hal tersebut merupakan hal biasa. Menurutnya, kritik menerpa bisa jadi imbas kekesalan penggemar karena Sriwijaya FC takluk 0-2 di markas Persiraja Banda Aceh pada matchday kedua Grup 1 Liga 2 2023/24 pada 17 September lalu.
"Tidak ada yang salah dengan ikan bakar, yang salah hanya karena kalah. Jadi ketika tim kalah, apa pun yang kami lakukan bisa saja salah, itu normal. Karena ekspektasi mereka yang begitu besar untuk tim ini menang di setiap laga," terangnya kepada kumparan, Jumat (21/9).
Sejauh ini, Sriwijaya FC telah mengoleksi satu kemenangan dan satu kekalahan. Pada laga perdana musim ini, 'Laskar Wong Kito' menang 2-0 atas Sada Sumut di markas sendiri.
Pelatih asal Indonesia, Muhamad Yusup Prasetiyo. Potret saat di Kelantan FC. Foto: Dok Muhamad Yusup Prasetiyo
Laga berikutnya, Sriwijaya FC akan melawan PSDS Deli Serdang di Stadion Baharuddin Siregar pada Senin (25/9). Coach Yoyo mengeklaim para pemainnya dalam kondisi bagus.
ADVERTISEMENT
"Kondisi pemain bagus, pada akhirnya, kami mau menyesuaikan lapangan dan lawan. Pramusim kami cukup baik di Jawa. Kami menang lawan PSIM, menang lawan Nusantara United, menang lawan Kalteng Putra, cuma kalah lawan Bekasi City FC," tuturnya.
"Pada momen saat itu, kami mendominasi sekali. Karena apa? Karena lapangannya bagus dan lawannya enggak bermain kelewat keras, sedikit lebih taktikal tim di Jawa, ternyata berbeda dengan tim di Sumatera. Dan akhirnya, saya sampaikan kepada pemain kami harus menyesuaikan," tandasnya.