news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Sterling: Label dari Media Rawat Tindakan Rasial di Sepak Bola

9 Desember 2018 22:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sterling di laga melawan Feyenoord. (Foto: AFP/Paul Ellis)
zoom-in-whitePerbesar
Sterling di laga melawan Feyenoord. (Foto: AFP/Paul Ellis)
ADVERTISEMENT
Label yang disematkan media kepada pesepak bola berpotensi merawat perilaku rasial tetap berdenyut di dunia 'si kulit bundar'. Demikian pernyataan Raheem Sterling pasca mendapatkan tindakan tak menyenangkan dari fans Chelsea.
ADVERTISEMENT
Pembicaraan kemenangan 2-0 Chelsea atas Manchester City pada pekan ke-16 Premier League 2018/19 di Stadion Stamford Bridge, Minggu (9/12/2018) dini hari WIB, tak cuma menyoal kekalahan perdana The Citizen di liga musim ini, tetapi juga dugaan aksi rasial yang dialamatkan fans The Blues kepada Sterling.
Kisah berawal dari klip yang memperlihatkan pendukung Chelsea berteriak kepada Sterling manakala ia mengambil bola yang keluar dari lapangan. Terlihat jelas tiga orang terus meneriakkan kata-kata tepat di telinga pemain berusia 24 tahun itu. Sambil memegang bola, Sterling melirik dan menyunggingkan bibir.
Memang belum diketahui kata-kata apa yang terlontar dari fans Chelsea, tetapi ada pontensi besar mengandung pesan rasial. Metropolitan Police dan manajemen 'Si Biru' telah merespons kejadian tersebut dengan sikap tegas. Kedua pihak tersebut bakal melakukan investigasi dan menerapkan kebijakan nol toleransi.
ADVERTISEMENT
Jika terbukti melakukan tindakan rasial, suporter yang berada di klip bakal diganjar hukuman. Salah satunya adalah larangan memasuki stadion seumur hidup.
Di samping itu, melalui akun Instagram-nya, Sterling angkat bicara. Pria kelahiran Kingston, Jamaika, itu berkisah bagaimana media menyematkan predikat 'pesepak bola berkulit hitam' kepada rekannya di City, Tosin Adarabioyo, ketika pemain berusia 21 tahun itu membeli rumah untuk ibunya.
Pun demikian dengan Phil Foden yang dilabeli 'pemain berkulit putih' saat ia mempersembahkan hadiah untuk orang tuanya. Foden sendiri merupakan rekan setim Adarabioyo. Dari kacamata Sterling, predikat yang didapatkan Adarabioyo plus Foden berpotensi menumbuhkan tindakan rasial di jagat sepak bola.
"Saya bukan orang yang banyak bicara, tetapi ketika saya pikir sudah waktunya saya mendapatkan perhatian, saya akan berbicara," tulis Sterling.
ADVERTISEMENT
"Ada dua pemain yang tengah meniti kariernya. Mereka bermain untuk tim yang sama. Mereka melakukan hal yang benar dengan membeli rumah untuk ibunya, sosok yang telah menghabiskan waktu dan cinta untuk mengantarkan mereka memasuki dunia yang mereka mimpikan."
"Tapi, coba lihat bagaimana surat kabar menyampaikan pesan tentang apa yang dilakukan kedua pemain ini. Berkulit hitam dan kemudian satunya ditulis pemain muda berkulit putih. Saya pikir, itu tak bisa diterima. Mereka tak bersalah dan tak melakukan kesalahan."
"Pemain muda berkulit hitam tentu dipandang secara negatif. Dan itulah yang memicu rasialisme dan perilaku agresif (di ranah sepak bola). Jadi, untuk semua surat kabar yang tak mengerti mengapa rasialisme tetap hidup sampai saat ini, saya katakan, kalian harus berpikir tentang publikasi yang adil dan mulai memperlakukan pemain dengan sama rata," tutupnya.
ADVERTISEMENT