Tekad Mola Lahirkan Bintang Sepak Bola Indonesia di Inggris

2 April 2022 18:34 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mirwan Suwarso, salah satu perwakilan Mola TV.
 Foto: Angga Putra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mirwan Suwarso, salah satu perwakilan Mola TV. Foto: Angga Putra/kumparan
ADVERTISEMENT
CEO Mola TV, Mirwan Suwarso, menyimpulkan bahwa kata delusional adalah istilah yang tepat untuk menggambarkan hubungan yang dimiliki Indonesia dengan sepak bola. Ia menuturkan bahwa Indonesia adalah negara yang sangat gila akan dunia si kulit bundar, tetapi pengetahuan akan hal tersebut sangatlah minim.
ADVERTISEMENT
“Negara kami sangat gila akan sepakbola. Saya yakin bahwa negara kami adalah negara yang paling dimanjakan di dunia terkait penayangan sepakbola yang bisa dinikmati secara gratis,” ucap Mirwan kepada Sportsmail.
“Namun sayangnya, pengetahuan akan sepakbola sangatlah minim. Tidak ada sarana yang mumpuni untuk mendukung pengembangan yang lebih baik lagi. Saya bukan orang pertama yang bicara soal hal ini,” imbuhnya.
Meskipun populasi Indonesia lebih dari 270 juta jiwa, dan memiliki fans sepakbola yang cukup fanatik. Para penggemar sepakbola Indonesia selalu dituntut agar senantiasa menelusuri di luar sana siapa pahlawan sepakbola yang mereka idolakan.
Mirwan Suwarso ingin memperbaiki kondisi ini. Sebagai CEO dari Mola TV yang merupakan layanan TV streaming berlangganan dengan lebih 1.5 juta pelanggan, pria berusia 56 tahun ini mengatakan bahwa obesesinya akan sepak bola telah membantunya dalam mencapai hasil yang diinginkan dari program yang dijalankan oleh perusahaan.
Mirwan Suwarso, salah satu perwakilan Mola TV. Foto: Angga Putra/kumparan
Hubungan yang ia miliki dengan sepak bola cukup terkesan. “Terpaksa” pada awalnya, sebuah keinginan agar tak diserang oleh siswa-siswa di sekolah asramanya dahulu justru meningkatkan minatnya dalam bermain. Pada akhirnya, minat ini tumbuh menjadi keinginan alami, dan ia mulai mengikuti tim sepak bola Tottenham di TV.
ADVERTISEMENT
Dia mulai mengumpulkan tanda tangan, dari para pemain seperti Glenn Hoddle dan Gary Lineker yang merespons permintaannya melalui surat yang dikirimkan. Bentuk dari dedikasi seperti ini masih terlihat di Indonesia hingga saat ini.
“Antusias yang ada cukup gila. Suatu ketika, saya berbicara dengan AS Roma. Mereka mengatakan bahwa fanbase terbesar mereka di luar Italia berada di Indonesia. Inter pun juga mengungkapkan hal yang sama. Saya yakin bahwa Man United dan Liverpool akan memiliki pendapat yang tak jauh berbeda,” lanjut Mirwan.
Mirwan menjelaskan bukan soal fanbase yang harus dikembangkan, melainkan bagaimana upaya yang dilakukannya dalam membuka kesempatan bagi para pemuda Indonesia untuk meraih masa depan.
Maka dari itu, Mirwan menjalankan program Garuda Select yang berlangsung di Inggris. Program tersebut sudah memasuki musim keempat. Dalam tim ini, terdapat beberapa pemain muda terbaik Indonesia yang dipilih secara langsung untuk bergabung dengan akademi yang dilaksanakan di Loughborough University, di mana mereka bisa langsung berhadapan melawan berbagai tim dari seluruh penjuru Inggris termasuk Arsenal dan Manchester City.
Skuad Garuda Select. Foto: Dok Garuda Select
“Alasan mengapa proyek Garuda dilaksanakan kembali lagi adalah untuk melihat apakah kami dapat memberikan sebuah jalan yang lebih menantang bagi para pemuda untuk mengembangkan diri,” terang Mirwan.
ADVERTISEMENT
“Dengan demikian, kami bisa mengajak mereka bergabung saat mereka berusia 16 tahun, dan membawa mereka ke sini."
“Tujuan utamanya adalah bawah kami ingin melatih para pemuda sebanyak mungkin. Salah satu hal menarik sebelum pandemi Covid-19 adalah bahwa masing-masing anak telah diberikan lisensi kepelatihan. Bahkan mereka juga harus mengambil lencana kepelatihan. Hal ini ditujukan agar mereka dapat belajar bagaimana rasanya berperan selain menjadi pemain.”
“Ini telah membuka cakrawala mereka terhadap kehidupan di luar lapangan, menurut saya hal ini tentu sangat penting,” tambah Mirwan.
Di balik kesuksesan program Garuda Select, Mirwan menuturkan terdapat peran penting dari eks penggawa Chelsea, yakni Dennis Wise. Berkat Wise, kemampuan para pemain muda ini dapat menembus akademi Inggris yang cukup sulit pada musim pertama, keinginannya dalam mengandalkan para pemain muda selama kariernya di bidang manajerial juga telah menarik perhatian.
Legenda Chelsea sekaligus pembina program Garuda Select, Dennis Wise, menghadiri acara pelepasan Garuda Select edisi kedua di Kantor Kedubes Inggris. Foto: Angga Putra/kumparan
“Saya telah mendalami informasi terkait karirnya sebagai manajer. Saya menyadari bahwa di Leeds, ia justru memasukkan banyak pemain muda untuk membantu mereka dalam melawan pengasingan. Dia malah berada pada posisi lebih banyak peluang untuk kalah.
ADVERTISEMENT
“Andai saja ada sebuah jalan untuk mengembangkan para pemain ini, tentu saya akan memberikan mereka seorang pelatih yang dapat mereka kagumi, tak hanya dari segi karier dan reputasi namun juga pada penampilan fisik seorang Dennis.”
Bagi Mirwan, Wise tak hanya sebagai guru bagi para pemain, Wise juga berperan layaknya seorang ayah. Hal itu pernah dialami oleh Bagus Kahfi, jebolan Garuda Select yang berhasil menembus klub Belanda, FC Utrecht.
“Dia tak hanya merupakan seorang guru bagi mereka, bahkan hampir seperti seorang ayah. Ketika salah satu [Bagus Kahfi] dari mereka mengalami cedera pada pertandingan melawan Huddersfield, yakni berupa patah pada pergelangan kaki, Dennis membawa anak tersebut ke rumahnya. Ini tentu saja layaknya sebuah penyiksaan mengingat sang anak merupakan penggemar Man United sementara ia diberikan pakaian Chelsea,” beber Mirwan.
ADVERTISEMENT
“Dia juga mengajak Jamie Vardy untuk melakukan panggilan video guna meningkatkan semangat pemain yang mengalami cedera tersebut, dan bahkan ia juga mengajaknya ke klinik terbaik di Inggris. Dia betul-betul merawatnya dengan baik,” imbuhnya.
Bagus Kahfi bersama FC Utrecht. Foto: Instagram.com/baguskahfiii/
Tak hanya sampai di titik Garuda Select, Grup Djarum – perusahaan induk dari Mola TV – membeli tim Serie D Como di sebuah lelang pada tahun 2017 dengan tujuan untuk membawa anak-anak muda Indonesia pada tahap pemantapan keahlian.
“Kami pikir klub sepak bola Italia, dan rancangan ala Italia akan menjadi sesuatu yang sempurna. Kita bisa membuat markas di sana. Tentu ini akan menjadi rencana yang baik,” ucap Mirwan.
“Klub-klubnya mengalami kebangkrutan, lokasinya sempurna hanya dua puluh menit dari Milan, secara logistik tentu ini tak akan jadi masalah. Kami mendapatkannya dengan harga 800.000 Euro, kami pikir ini adalah penawaran yang bagus,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
“Kemudian kami mendapatkan informasi bahwa Liga telah mengganti peraturan; tidak ada tim di luar Uni Eropa diizinkan untuk bermain di Italia. Jadi kini sudah boleh,” ujarnya.
Para pendukung Como 1907. Foto: dok. Como 1907
Terlepas itu, kisah Garuda Select dan Como bisa ditonton melalui Mola TV. Mirwan sendiri memiliki harapan bahwa tayangan Garuda Select dapat dikenal secara internasional.
“Impian saya agar Garuda Select dapat ditayangkan di Afrika dan juga Amerika Serikat,” kata Mirwan.
“Ya kami ingin membuat acara TV, kami mencoba mencari cerita. Tapi saya pikir program yang murni pada dasarnya dapat mengubah hidup para peserta."
“Mimpi saya adalah untuk menjadikan tayangan ini sebagai acara realitas (reality show) terbesar di dunia yang mampu menciptakan hasil yang signifikan. Tentunya ini akan berperan dalam membantu orang-orang untuk menjadi lebih baik,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT