Tentang Neymar yang Tak Murah Hati dan Cemoohan Suporter PSG

18 Januari 2018 13:47 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Neymar dan Edinson Cavani. (Foto: Christophe Simon/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Neymar dan Edinson Cavani. (Foto: Christophe Simon/AFP)
ADVERTISEMENT
Laga kontra Dijon di Stadion Parc des Princes, Kamis (18/1/2018) dini hari, tidak cuma menyoal kemenangan telak Paris Saint-Germain (PSG), tetapi juga saga Neymar vs Edinson Cavani jilid 2.
ADVERTISEMENT
Memasuki menit ke-83, PSG mendapatkan penalti karena Cavani dilanggar oleh Cedric Yambere di area terlarang. Sang "korban" lantas mengajukan diri sebagai eksekutor, bukan karena merasa itu sebagai haknya, melainkan karena hasratnya untuk sebuah rekor.
Ya, dengan sumbangan satu gol pada menit ke-21, Cavani sudah menyamai catatan Zlatan Ibrahimovic. Tambahan satu lesakan lagi melalui titik putih bakal mengantarkan striker asal Uruguay itu sebagai top scorer sepanjang masa PSG.
Hanya, Neymar, sang eksekutor penalti PSG, bukan penderma. Dia tetap mengambil bola, meletakkan ke titik putih, dan membuat kiper Baptiste Reynet mati langkah dengan eksekusinya. Papan skor berubah menjadi 8-0 sekaligus hasil akhir dalam laga itu.
Itulah gol keempat Neymar dalam pertandingan tersebut. Plus dua assist, dia melahirkan catatan anyar sebagai pemain yang terlibat dalam enam gol di laga Ligue 1 sejak musim 2006/07. Namun, respons suporter tuan rumah bukan aplaus, melainkan nada sumbang kepada sang bintang.
ADVERTISEMENT
Agaklah dimaklumi sikap penggemar PSG. Neymar sudah mencetak tiga gol, lalu kurang apa lagi? Bukankah lebih mulia sikapnya apabila mendermakan penalti untuk rekan setimnya demi sebuah rekor?
Padahal, hibah penalti sering diterima bintang asal Brasil itu saat membela Barcelona. Selama empat tahun berseragam La Blaugrana, Neymar sempat mengambil sebelas penalti, itu tentu bukan haknya, melainkan lantaran kemurahan hati Lionel Messi selaku eksekutor prioritas.
Atau, mungkin Neymar berdendam karena insiden pada September 2017. Dalam laga kontra Olympique Lyon saat itu, Neymar sempat "mengemis" penalti kepada Cavani. Pemilik nama terakhir tetap menjalankan eksekusi yang berujung kegagalan.
Segala tuduhan logis yang melatarbelakangi cemoohan suporter kepada Neymar itu, coba ditampik oleh kapten Thiago Silva.
ADVERTISEMENT
"Memang ada sejumlah suporter yang menentang dia. Namun, terpenting adalah hasil akhir dan kemenangan. Lagi pula untuk Cavani, rekor pasti akan datang. Masih banyak laga musim ini," tutur Silva kepada Canal+.
Cavani dan Neymar... Tak ada masalah. (Foto: Franck Fife/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Cavani dan Neymar... Tak ada masalah. (Foto: Franck Fife/AFP)
Itu kata Silva, yang tentunya akrab dengan Neymar karena tergabung dalam geng Brasil di PSG bersama Dani Alves. Sempat diwartakan oleh Esporte Interativo pada November 2017, klan Samba di Les Parisiens telah menciptakan gap dengan pemain-pemain lain di ruang ganti.
Jarak melebar karena hak istimewa untuk Neymar, mulai dari dua fisioterapis pribadi, tas bermerek plus sponsor sendiri, hingga larangan tekel keras kepada dia saat sesi latihan. Berbagai perlakuan itu tidak didapatkan pemain lainnya.
Neymar memang mendongkrak kualitas PSG. Dengan kepindahannya sebagai pemain termahal dunia tahun lalu, dia juga melepaskan diri dari bayang-bayang Messi sekaligus melebarkan jalannya meraih Ballon d'Or.
ADVERTISEMENT
Hanya, polah dan efek Neymar terhadap ruang ganti seolah menjadi pembeda antara dirinya dan Lionel Messi, mentor yang kini menjadi kompetitornya dalam perburuan Ballon d'Or.
Ingat, Messi sempat mengatakan, "Saya lebih mengkhawatirkan bagaimana cara menjadi pribadi yang baik ketimbang pesepak bola terbaik dunia. Jadi, saya lebih memilih memenangi gelar bersama tim ketimbang penghargaan individu atau mencetak lebih banyak gol daripada pemain lain."