Tes MRI, Solusi Cegah Pencurian Umur di Turnamen Junior

1 Agustus 2019 18:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain timnas Timor Leste Paulo Domingos Gali Da Costa Freitas, yang diduga mencuri umur. Foto: Instragram/ @gallyfreitas018
zoom-in-whitePerbesar
Pemain timnas Timor Leste Paulo Domingos Gali Da Costa Freitas, yang diduga mencuri umur. Foto: Instragram/ @gallyfreitas018
ADVERTISEMENT
Federasi Sepak Bola Asia Tenggara alias AFF tengah menuai sorotan. Tepatnya pada Senin (29/7), sebuah surat protes terkait penyelenggaraan Piala AFF U-15 di Chonburi, Thailand, dialamatkan ke mereka.
ADVERTISEMENT
AFF memang tak menyebut tim mana yang melakukan protes. Tapi, yang pasti protes dilakukan karena dugaan pencurian umur di turnamen kelompok umur tersebut.
Sang terdakwa adalah Timor Leste. Tim berjuluk O Sol Nascente ini, mendaftarkan Paulo Domingos Gali da Costa Freitas yang diduga sudah berusia 22 tahun.
AFF coba bergerak cepat. Investigasi pun segera dilakukan untuk mencari fakta-fakta sang pemain. "Protes sudah sesuai prosedur, maka AFF menggelar investigasi dan meminta pihak-pihak lain berkolaborasi mencari fakta," tulis pernyataan AFF.
Agak aneh, sih, karena AFF baru bergerak setelah dugaan mencuat. Masa tidak ada langkah preventif? Ya, AFF mestinya bisa menerapkan syarat ketat dalam fase registrasi. Karena saat itulah, tim-tim memberikan data semua pemain dan staf kepelatihan peserta turnamen.
ADVERTISEMENT
Untuk gelaran Piala AFF, tim-tim peserta cuma menyerahkan data diri berupa paspor masing-masing pemain dan staf. Syarat dan ketentuan ini, menurut Direktur Media dan Promosi Digital PSSI, Gatot Widakdo, tidaklah cukup.
Selebrasi pemain timnas Indonesia U-15 usai mencetak gol ke gawang timnas U-15 Vietnam pada pertandingan Piala AFF U-15. Foto: Dok. Media PSSI
"Syaratnya sudah jelas. Misalnya turnamen Piala AFF U-15, pemain harus kelahiran di bawah 15 tahun dan disertakan dokumennya seperti paspor atau akte," ucap Gatot kepada kumparanBOLA.
"Tidak ada tes-tes untuk pemain dalam pendaftaran. Hanya melengkapi dokumen yang ada saja," tambahnya.
Seperti kata Gatot, Piala AFF U-15 mengharuskan pemain-pemain yang tampil lahir pada atau setelah 1 Januari 2004. Pembuktiannya cuma melalui paspor dari masing-masing pemain.
Tim peserta kemudian mendaftarkan 23 nama pemain sehari sebelum turnamen dibuka. Saat itu juga, AFF akan memverifikasi berkas pemain dari tim-tim peserta turnamen.
ADVERTISEMENT
Coba bandingkan dengan syarat keikutsertaan di Piala Asia kelompok umur. Untuk ikut turnamen di bawah payung AFC ini, pemain mesti mengikuti pemindaian struktur tulang melalui teknologi Magnetic Resonance Imaging (MRI).
Bahkan, AFC ikut menanggung biaya untuk tes MRI. MRI sendiri merupakan syarat yang penting untuk mendaftarkan pemain. Ketika paspor, akte, atau data diri lainnya dianggap tak lagi relevan, MRI bisa membantunya.
Pertandingan timnas Indonesia U-15 melawan timnas U-15 Vietnam pada pertandingan Piala AFF U-15. Foto: Dok. Media PSSI
Tak murah, memang, untuk melakukan tes menggunakan teknologi MRI. Oleh karena itu, tes tak melibatkan seluruh pemain. Biasanya, hanya dua pemain per kesebelasan yang diuji menggunakan teknologi ini.
Selain itu, AFC juga mencantumkan syarat lain, yakni pemain dipastikan belum pernah bermain di turnamen kelompok umur lebih tinggi. Ya, misalkan turnamennya bertajuk Piala Asia U-19, pemain tak pernah ikut kompetisi level U-23 apalagi senior.
ADVERTISEMENT
Syarat-syarat itulah yang semestinya dipelajari para penanggung jawab turnamen di AFF. Tujuannya, tentu saja, agar dugaan pencurian umur tak lagi menjatuhkan pamor turnamen seperti halnya Piala AFF U-15 2019.