Thomas Mueller di Bayern Muenchen: Menafsir Ruang, Mencetak Assist

11 Februari 2020 16:44 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Thomas Mueller di laga Bayern Muenchen vs Leipzig. Foto: THOMAS KIENZLE / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Thomas Mueller di laga Bayern Muenchen vs Leipzig. Foto: THOMAS KIENZLE / AFP
ADVERTISEMENT
Jika di atas lapangan bola Garrincha bersenang-senang dan Lionel Messi menciptakan sejarah, Thomas Mueller menafsir ruang.
ADVERTISEMENT
Mueller gundah di awal musim 2019/20. Sejak awal musim sampai pekan kedua Oktober 2019, Mueller memang sudah bermain 10 kali. Masalahnya, menit bermainnya minim, reratanya hanya mencapai 45 menit.
Situasi itu membuat desas-desus bahwa Mueller akan angkat kaki dari Bayern Muenchen pada bursa transfer Januari 2020 semakin kencang. Namun, sampai paruh kedua musim dimulai, Mueller masih bersama Bayern, persis seperti yang dilakukannya sejak 2008.
Kedatangan Hansi Flick sebagai pelatih pengganti Niko Kovac mengusir mendung dari atas kepala Mueller. Ini tak cuma bicara tentang menit bermainnya yang bertambah, tetapi juga kesediaan sang pelatih untuk membiarkan Mueller untuk kembali turun arena sebagai pemain yang berperan untuk membuka ruang bagi para pemain Bayern.
Pelatih Bayern Muenchen, Hansi Flick. Foto: Andreas Gebert/REUTERS
Kegundahan Mueller tak terbukti. Atau mungkin, kegundahan tak menghalangi Mueller untuk tetap menunjukkan kelasnya bersama Bayern.
ADVERTISEMENT
Mueller membuat 12 assist dalam 21 laga Bayern di Bundesliga 2019/20. Torehan itu hanya kalah satu setrip dari bocah ajaib Borussia Dortmund yang hingga kini jadi pencetak assist terbanyak Bundesliga, Jadon Sancho.
Peran tadi mau tidak mau membawa orang-orang ke omongan Mueller pada 2011. Dalam sebuah wawancara di tahun itu, Mueller menyebut dirinya sebagai raumdeuter yang kalau diterjemahkan secara plastis ke dalam bahasa Indonesia akan menjadi penafsir ruang.
Ada perbedaan antara sistem permainan Kovac dan Flick di Bayern. Kovac adalah pelatih yang mereduksi tim dalam dua kategori: tim yang carut-marut dan terorganisir. Dari situ, ia berusaha membentuk Bayern sebagai tim yang defensif, tetapi agresif, yang menekankan taktiknya pada permainan melebar.
Pelatih Bayern Muenchen, Niko Kovac. Foto: Reuters/Carl Recine
Dalam wawancaranya, Kovac tidak ragu untuk menyebut diri sebagai pelatih yang tergila-gila pada permainan melebar. Katanya, jantungnya bekerja lebih cepat dan emosinya meluap setiap kali menyaksikan Arjen Robben dan Franck Ribery berlaga.
ADVERTISEMENT
Kovac lantas memainkan Mueller sebagai second striker di belakang Robert Lewandowski. Sederhananya, posisi Mueller dipindahkan dari kanan ke tengah. Yang menjadi masalah bukan posisi Mueller, melainkan kebebasannya yang tergerus di masa kepelatihan Kovac.
Sebagai pelatih, Flick memiliki jiwa petualang yang lebih kental. Watak itu terlihat dari caranya membangun serangan. Ia tidak hanya mengembalikan Mueller ke flank kanan, tetapi juga memberikan kebebasan kepada Mueller untuk ‘bersenang-senang’ di lapangan tengah.
Caranya macam-macam. Mueller bisa melewati pemain bertahan terakhir lawan tanpa membuat Flick melengos kesal di pinggir lapangan akibat jebakan offside. Mueller juga oke-oke saja untuk mengubah umpan cut-back menjadi assist dalam sekali sentuh.
Thomas Mueller merayakan gol bersama pemain Bayern Muenchen. Foto: Christof STACHE / AFP
Catatan assist-nya tadi tidak hanya penegas bahwa Mueller bermain dengan kesadaran sebagai penghubung aliran bola dari lini tengah yang dikomandoi Joshua Kimmich menuju Robert Lewandowski sebagai juru gedor murni, tetapi juga memperlihatkan kejelian Mueller memanfaatkan ruang demi menciptakan peluang bagi kawan-kawannya.
ADVERTISEMENT
Ruang tidak pernah menghilang dalam sepak bola. Ia selalu ada. Persoalannya, tidak seluruh pesepak bola menyadari ruang sehingga bisa memanfaatkannya untuk mencetak gol.
Ruang dalam sepak bola memang sempit. Namun, ruang yang sempit itu menjadi penanda samar bahwa selalu ada ruang dalam setiap laga.
Kemampuan Mueller berpikir cepat sehingga dapat mengambil keputusan tepat di ruang sempit adalah kualitas yang membuat Flick tidak bisa mengabaikannya. Kualitas itu membentuk Mueller sebagai pemain yang susah dibaca lawan.
Pemain berusia 30 tahun ini juga bukan pemain liar yang bertindak semaunya. Saat tidak memegang bola, Mueller mengambil posisi di antara gelandang tengah dan penyerang tengah.
Thomas Mueller di laga Bayern Muenchen vs Tottenham Hotspur. Foto: Odd ANDERSEN / AFP
Kalau serangan Bayern sudah memasuki pertahanan lawan, ia bisa dengan cerdik merangsek ke kotak penalti dan tak jarang pula bertukar posisi dengan Lewandowski. Dalam situasi ini, ia akan berada di depan Lewandowski.
ADVERTISEMENT
Silakan melihat Joshua Zirkzee yang terbebas dari kawalan tiga pemain Wolfsburg sebelum mencetak gol di laga yang berlangsung pada 21 Desember 2019.
Pun pada Ivan Perisic yang mencetak gol sundulan yang diawali dengan keberhasilan Mueller memanfaatkan ruang saat ia dikepung oleh dua pemain Hertha Berlin. Atau bisa juga pada Lewandowski yang sudah lima kali mencetak gol Bundesliga dengan memanfaatkan assist Thomas Mueller.