Tim Gabungan Aremania Imbau Aparat Tak Keras ke Keluarga Korban Kanjuruhan

25 Juli 2023 17:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Puluhan keluarga korban Tragedi Kanjuruhan datang dengan membawa bunga dan poster wajah para korban untuk dipasang di Gate 13 Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Minggu (4/6/2023). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Puluhan keluarga korban Tragedi Kanjuruhan datang dengan membawa bunga dan poster wajah para korban untuk dipasang di Gate 13 Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Minggu (4/6/2023). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Video sejumlah emak-emak berseteru dengan aparat keamanan saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkunjung ke Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Senin (24/7), menjadi viral. Koordinator Tim Gabungan Aremania (TGA), Dyan Berdinandri, menanggapi hal ini.
ADVERTISEMENT
Mereka adalah keluarga korban Tragedi Kanjuruhan. Menurut Dyan, kejadian itu terjadi tepat di depan Pasar Bululawang, lokasi yang hendak dikunjungi rombongan Jokowi.
Ada seorang ibu yang membentangkan spanduk di pinggir jalan. Ada pula keluarga korban yang ingin menunjukkan foto anaknya yang meninggal di Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022. Intinya, mereka ingin menagih janji Jokowi dan Ketum PSSI, Erick Thohir, yang juga dalam rombongan itu terkait penyelesaian kasus.
Namun, mereka mendapat pengadangan dari aparat dan sempat adu mulut. Dyan menyayangkan hal ini dan berharap aparat bisa lebih persuasif.
Keluarga korban Tragedi Kanjuruhan diadang aparat saat hendak sampaikan tuntutan ke Presiden Jokowi yang berkunjung ke Kabupaten Malang pada 24 Juli 2023. Foto: Pribadi/Devi Athok
"Imbauan sajalah, kepada bapak-bapak aparat mungkin kalau menangani masalah ini tidak harus keras, keras itu dalam arti ucapan dan sikap keras, ini yang bisa memantik, yang seharusnya landai dan enak penyampaiannya malah jadi seperti itu," terangnya kepada kumparan, Selasa (25/7).
ADVERTISEMENT
"Apalagi dalam 'menghadapi' korban-korban atau keluarga korban Kanjuruhan yang kehilangan anak dan keluarga mereka, mereka masih dalam keadaan sakit, mereka pun siap apa pun, mati pun siap mencari keadilan, seharusnya aparat persuasif saja, cukup dibilangi saja," lanjut Dyan.
Dyan menerangkan bahwa beberapa emak-emak dalam video itu juga bagian dari TGA. Adapun, aksi yang dilakukan keluarga korban tersebut adalah bentuk spontanitas, tidak ada arahan tertentu.
"Tidak ada niatan apa-apa, TGA juga sebenarnya tidak mengondisikan mereka untuk berdemo saat itu. Ada yang membawa foto anaknya, ada satu lagi yang spontanitas menulis di kertas manila yang dibeli di sekitar situ, jadi spontanitas saja," jelasnya.
"Mereka juga memberikan keterangan ke kami bahwa keluhannya cuma menulis 'Mana Janjimu Pak Presiden'. Sebelum mereka membentangkan itu, ada aparat langsung merampas dan mungkin bersikap kasar mereka dan terjadi keributan," tambah Dyan.
Presiden Joko Widodo bersama Menhan Prabowo Subianto dan Menteri BUMN Erick Thohir meninjau Pasar Bululawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (24/7/2023). Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
Sebenarnya, tidak biasanya keluarga korban Kanjuruhan diadang untuk beraspirasi. Biasanya mereka diperbolehkan menyuarakan tuntutan keadilan.
ADVERTISEMENT
"Baru kemarin ini terjadi, mungkin karena yang datang RI 1, mereka punya protokoler dan protap sendiri, mungkin itu, banyak faktor. Kalau sebelum-sebelumnya gak ada kejadian seperti ini," tutupnya.
Kepada kumparan secara salah satu keluarga korban, Devi Athok, yang juga ikut dalam rombongan emak-emak itu, mengatakan bahwa dirinya hanya ingin menyampaikan tuntutannya kepada presiden.
Ada tiga tuntutan yang ingin mereka sampaikan. Yakni penanganan kasus Tragedi Kanjuruhan hingga tuntas, pengusutan Laporan model B di Polres Malang, dan menolak renovasi Stadion Kanjuruhan.