Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Timnas Indonesia di Piala AFF: Serangan Tumpul, Pertahanan Mudah Ditembus
22 Desember 2024 12:56 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ini kali pertama sejak edisi 2018 Indonesia gagal ke semifinal. Pada edisi tersebut, Indonesia juga cuma mengemas empat poin dari empat pertandingan.
Piala AFF kali ini, Indonesia memang tidak menurunkan pemain-pemain seniornya. Shin Tae-yong selaku pelatih menurunkan mayoritas pemain U-22. Keputusan ini bertujuan untuk beri pengalaman jelang SEA Games dan Kualifikasi Piala Asia U-23 tahun depan.
Kendati begitu, banyak pelajaran yang bisa dipetik Shin Tae-yong dari turnamen ini. Salah satunya adalah kurang klinisnya lini depan Timnas Indonesia.
Shin memanggil empat penyerang yang dua di antaranya pengalaman di level senior. Mereka adalah Arkhan Kaka, Ronaldo Kwateh, Hokky Caraka, dan Rafael Struick.
Namun, keempatnya tak ada yang bisa mendulang gol dari empat pertandingan. Padahal, Indonesia cukup aktif menekan dengan mencatat 62 shots dari empat laga. Artinya ada rata-rata 15,5 per laga yang dibuatnya.
ADVERTISEMENT
Dari 62 percobaan, cuma 20 yang mengarah ke gawang. Gol yang diciptakan cuma empat. Sialnya, semua gol bermula dari situasi set-piece, bukan open play.
Rafael Struick paling banyak yang lepaskan tendangan tepat sasaran dengan jumlah empat. Namun, striker asal Brisbane Roar itu tak bikin gol sepanjang turnamen.
Masalah lain Timnas di Piala AFF adalah sulitnya mengantisipasi transisi lawan. Tak punya gelandang bertahan murni bisa jadi alasannya.
Arkhan Fikri yang selalu jadi starter tak punya pendamping yang ajeg. Zanadin Faris, Rivaldo Pakpahan, hingga Achmad Maulana terus dicoba oleh Shin. Namun, Shin tampak belum menemukan pasangan yang ideal.
Sepanjang turnamen, Indonesia kebobolan lima kali dan cuma sekali catatkan clean sheet. Skuad Garuda juga terima 51 percobaan dari lawan atau rata-rata 12,75 per pertandingannya.
ADVERTISEMENT
Shin masih punya banyak waktu untuk memperbaiki penampilan Timnas. Dengan pelajaran yang banyak didapat, Shin tentu bisa belajar kekurangan apa yang harus dibenahinya.