Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Timnas Indonesia saat Lawan China: Lubang di Pertahanan, Buntu di Depan
16 Oktober 2024 13:00 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Beberapa kelemahan Timnas Indonesia terlihat di laga kali ini. Salah satunya adalah lubang yang besar pada sektor pertahanan.
Eks Pelatih Timnas Indonesia, Aji Santoso, menyebut bahwa koordinasi pertahanan yang jelek jadi penyebab terciptanya gol ke gawang Indonesia. Adapun gawang Indonesia dijebol Behram Abduweli dan Zhang Yuning.
“Kalau melihat dua gol yang terjadi, ada permasalahan di antisipasi pertahanan,” ucap Aji saat berbincang dengan kumparan, Rabu (16/10).
Gol pertama tercipta karena buruknya komunikasi di lini belakang. Shayne Pattynama terlalu gegabah dengan biarkan bola bebas di kotak penalti.
Alhasil, pemain China bisa mengirim umpan yang kemudian diselesaikan oleh Abduweli. Pada momen ini, Abduweli yang ada di mulut gawang juga bebas tak terkawal.
Kemudian, gol kedua terjadi karena buruknya koordinasi lini belakang. Sepanjang ada di lapangan, Mees Hilgers memang ditugaskan melebar saat membangun serangan.
ADVERTISEMENT
Posisi Hilgers yang melebar ini membuat jaraknya dengan Jay Idzes yang bertindak sebagai bek tengah terlalu lebar. Celah ini yang bisa dimanfaatkan China untuk membobol Indonesia kedua kalinya.
Sebenarnya, Shin coba mengubah pendekatan permainan di babak kedua. Beberapa perubahan dilakukan seperti masuknya Rizky Ridho, Thom Haye, dan Marselino Ferdinan.
Aliran bola Indonesia lebih cair di babak kedua. Rizky Ridho lebih nyaman dan disiplin posisi. Haye bisa dengan apik membagi-bagi bola.
Haye mencatatkan 40 passing dengan tingkat akurasi mencapai 91 persen. Pemain berusia 29 tahun itu juga melepaskan 11 passing di sepertiga akhir pertahanan China.
“Babak kedua Indonesia main bagus Indonesia banyak menyerang dan tim lawan cukup kewalahan dalam menghadapi gempuran Timnas kita tetapi juga harus diakui pertahanan lawan sangat rapi dan kompak sehingga cukup susah untuk di tembus,” tutur Aji.
ADVERTISEMENT
Masalah kreativitas membongkar pertahanan yang rapat juga jadi sorotan. Timnas coba melakukan serangan di kedua sisi. Menurut laman AFC, Indonesia menekan via sisi kanan sebanyak 41 persen dan kiri 40 persen.
Namun, variasinya cukup minim. Kombinasi satu dua dan segitiga minim dilakukan. Pasukan Shin Tae-yong coba menggunakan umpan silang.
Apes, Indonesia kalah jumlah di kotak penalti. Ragnar Oratmangoen atau Marselino juga kerap keluar kotak penalti. Sehingga tak banyak opsi untuk memanfaatkan umpan silang.