Titik Puncak dan Titik Nadir Unai Emery

28 April 2018 7:53 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Unai Emery di laga PSG vs Caen. (Foto: Reuters/Stephane Mahe)
zoom-in-whitePerbesar
Unai Emery di laga PSG vs Caen. (Foto: Reuters/Stephane Mahe)
ADVERTISEMENT
Masa kepelatihan Unai Emery di Paris Saint-Germain (PSG) akan segera berakhir. Pada akhir musim 2017/18 nanti, pelatih asal Spanyol tersebut akan angkat kaki dari Parc des Princes.
ADVERTISEMENT
Rumor kepergian Emery memang sudah beredar cukup lama, tepatnya sejak PSG disingkirkan Real Madrid pada babak 16 besar Liga Champions. Akan tetapi, kepastian kabar ini baru disampaikan Emery pada Jumat (27/4/2018) lewat konferensi pers di Paris.
"Saya telah menyampaikan keputusan saya ini kepada para pemain. Saya berterima kasih kepada Presiden Nasser Al-Khelaifi, Direktur Olahraga Antero Henrique, para pendukung, dan semua pemain untuk dua musim terakhir ini," ujar Emery dilansir Reuters.
Di PSG, Emery dianggap gagal. Meski musim ini tampil begitu dominan di Prancis, PSG tak mampu berbicara banyak di Eropa. Padahal, target PSG sejak awal musim adalah untuk menjadi juara di ajang Liga Champions.
Meski demikian, bukan berarti Emery tidak punya catatan positif. Ada beberapa hal yang membuatnya sebetulnya pantas dimasukkan dalam jajaran pelatih terbaik PSG. Di sini, kumparan (kumparan.com) sudah merangkum sejumlah catatan penting eks pelatih Sevilla tersebut bersama Les Parisiens.
ADVERTISEMENT
1) Pelatih dengan Persentase Kemenangan Terbaik
Ini adalah catatan terbaik Emery. Total, sejak direkrut pada awal musim 2016/17, dia sudah menangani PSG dalam 109 pertandingan. Dari sana, dia berhasil mencatatkan 86 kemenangan, 12 hasil imbang, dan hanya kalah 11 kali. Dengan kata lain, rasio kemenangan Emery di Paris mencapai angka 77,78%.
Khusus di Ligue 1, dengan rasio kemenangan sekian membuat rata-rata poin per gim Emery ada di angka 2,46. Emery sukses mengungguli nama-nama macam Laurent Blanc (2,35) dan Carlo Ancelotti (2,14). Dari segi rasio kemenangan dan poin per gim, Emery adalah yang terbaik sepanjang masa di PSG.
2) Titik Puncak dan Titik Nadir
Di Prancis, PSG berjaya dan di Eropa, mereka tidak bisa apa-apa. Ini tercermin dari rekor kemenangan dan kekalahan PSG selama dibesut Emery. Rekor kemenangan Emery terjadi pada laga Ligue 1 musim 2017/18 ketika menggunduli Dijon pada Januari 2018 lalu. Sementara, rekor kekalahan tercipta di Liga Champions, tepatnya ketika dihajar Barcelona 1-6 pada musim 2016/17 lalu.
ADVERTISEMENT
3) Bukti Sulitnya PSG Berbicara Banyak di Eropa
Meski secara total rasio kemenangan Emery adalah yang terbaik dalam sejarah PSG, rasio kemenangan pelatih 46 tahun ini di Eropa terhitung medioker. Opta mencatat bahwa dia hanya mampu memenangi 52,65% laga ketika berlaga di Liga Champions. Selain itu, 4 dari 11 kekalahan yang diderita Emery itu terjadi di Liga Champions (1 kali dari Barcelona, 1 kali dari Bayern Muenchen, dan 2 kali dari Real Madrid).
Gol kontroversial Sergi Roberto. (Foto: REUTERS/Albert Gea)
zoom-in-whitePerbesar
Gol kontroversial Sergi Roberto. (Foto: REUTERS/Albert Gea)
4) Peraih Trofi Terbanyak Kedua
Terlepas dari buruknya performa PSG di Eropa, trofi domestik hampir tak pernah jadi masalah bagi Emery. Selama dua musim menangani PSG, Emery sukses menyumbangkan enam trofi dengan rincian 1 gelar Ligue 1, 1 Coupe de France, 2 Coupe de la Ligue, dan 2 Trophee des Champions.
ADVERTISEMENT
Raihan Emery itu merupakan yang terbaik kedua sepanjang sejarah. Di atasnya ada Blanc yang mampu menyumbangkan 11 trofi dalam tiga musim.
5) Pertahanan Terbaik adalah Menyerang?
Sebanyak 109 laga dilalui Emery bersama PSG dan dari sana, Edinson Cavani cs. berhasil menciptakan 306 gol. Artinya, dalam satu laga mereka bisa mencatatkan 2,8 gol. Namun, lagi-lagi, di sini terlihat betapa PSG merupakan tim jago kandang. Pasalnya, 187 dari 306 gol PSG itu tercipta di 72 pertandingan Ligue 1. Dengan kata lain, di tiap satu pertandingan liga, setidaknya PSG bisa menghasilkan 2,59 gol.
Nah, selain soal gol yang melimpah, PSG di bawah Emery juga memiliki pertahanan yang cukup solid. Dari 109 laga tadi mereka hanya kemasukan 86 kali atau 0,78 kali per laga. Sayangnya, pertahanan solid ini justru tidak tampak ketika mereka sedang berada dalam fase-fase krusial Liga Champions. Kekalahan dari Barcelona dan Real Madrid adalah buktinya. Dalam tiga laga, PSG kemasukan 11 gol (3,7 gol per laga).
ADVERTISEMENT