Tuntasnya Dahaga Flamengo

26 November 2019 8:00 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Flamengo juara Copa Libertadores untuk kedua kalinya dalam sejarah. Foto: Reuters/Henry Romero
zoom-in-whitePerbesar
Flamengo juara Copa Libertadores untuk kedua kalinya dalam sejarah. Foto: Reuters/Henry Romero
ADVERTISEMENT
Mulanya, Flamengo didirikan sebagai sebuah klub olahraga dayung. Sampai sekarang pun nama itu masih bertahan. Secara resmi, nama Flamengo adalah Clube de Regatas do Flamengo; Klub Dayung Flamengo.
ADVERTISEMENT
Sama halnya dengan Genoa Cricket and Football Club yang, rupanya, belum menghilangkan kriket dari aktivitas klub, Flamengo pun belum menghilangkan dayung dari daftar kegiatan mereka.
Tak hanya dayung, malah. Flamengo juga menjadi wadah bagi berbagai olahraga lain, mulai dari renang, bola voli, judo, bola basket, sampai American football dan senam. Namun, tentu saja, sepak bola adalah magnet utama dari klub ini.
Flamengo adalah klub terpopuler di Brasil. Pada 2018 lalu, tercatat ada 40 juta penduduk Brasil yang menggemarinya. Flamengo juga merupakan klub terkaya dengan pendapatan mencapai 163 juta euro dan valuasi 452 juta euro.
Para pemain Flamengo mengangkat trofi Copa Libertadores 2019. Foto: Reuters/Henry Romero
Popularitas Flamengo tentu tak bisa dipisahkan dari sejarah panjang yang sudah mereka catatkan. Klub yang berdiri 124 tahun lalu ini adalah satu dari empat klub Brasil yang tak pernah terdegradasi dari Serie A.
ADVERTISEMENT
Selain itu, mereka juga begitu sukses di kancah domestik. Sejak mulai memainkan sepak bola pada 1912, Flamengo telah sukses mengumpulkan 35 gelar juara regional, Campeonato Carioca.
Di level nasional, Flamengo sampai sejauh ini sudah mengumpulkan 6 trofi Serie A, 3 gelar Copa do Brasil, dan berbagai piala dari kejuaraan lain. Artinya, ada alasan kuat mengapa mereka jadi klub paling populer.
Walau demikian, di level kontinental, prestasi Flamengo belum terlalu menterang. Di saat klub-klub seperti Sao Paulo, Gremio, dan Santos sudah mengoleksi tiga gelar Copa Libertadores, Flamengo cukup tertinggal.
Sampai dengan Minggu (24/11/2019) WIB, Flamengo baru mengumpulkan satu gelar juara Copa Libertadores yang merupakan turnamen antarklub paling bergengsi se-Amerika Selatan.
Gelar juara itu diraih Flamengo pada 1981, ketika mereka masih diperkuat nama-nama legendaris macam Zico dan Junior. Di tahun yang sama, Flamengo juga berhasil menumbangkan Liverpool untuk jadi juara Piala Interkontinental.
ADVERTISEMENT
Setelah menunggu selama hampir empat dasawarsa, Flamengo akhirnya berhasil memutus dahaganya. Bertanding di Lima, Peru, menghadapi juara bertahan River Plate, Flamengo menang tipis dengan skor 2-1.
Flamengo sendiri tertinggal lebih dulu dalam pertandingan tersebut. Striker Kolombia, Rafael Santos Borre, membawa River unggul saat pertandingan berusia 14 menit.
Tak sedikit yang menyalahkan Gabriel 'Gabigol' Barbosa atas terciptanya gol tersebut. Pemain pinjaman dari Internazionale itu dianggap telah melakukan sesuatu yang mendatangkan kutukan bagi Flamengo.
Sebelum memasuki lapangan, Gabigol menyentuh piala yang dipajang di pinggirnya. Dalam sepak bola, menyentuh piala sebelum bertanding dianggap bakal mendatangkan kesialan dan itu terlihat ketika Santos Borre mencetak gol.
Meski begitu, Gabigol kemudian mampu mematahkan kutukan tersebut. Di pengujung pertandingan, tepatnya pada menit ke-89 dan 92, pemain 23 tahun itu sukses mencetak gol yang memenangkan Flamengo.
ADVERTISEMENT
Walau akhirnya dikartu merah wasit pada menit ke-95 karena berkelahi dengan gelandang River, Exequiel Palacios, Gabigol tetap dianggap sebagai pahlawan oleh para penyokong Flamengo.
Pahlawan Flamengo di Copa Libertadores 2019, Gabriel Barbosa alias Gabigol. Foto: Reuters/Pilar Olivares
Adapun, dengan keberhasilan ini, Flamengo pun berhak mewakili konfederasi CONMEBOL di ajang Piala Dunia Antarklub tahun ini. Istimewanya, mereka berpeluang untuk kembali berhadapan dengan Liverpool.
Selain itu, sehari setelah menyegel gelar juara Copa Libertadores, Flamengo juga dipastikan menjadi juara Serie A Brasil. Kekalahan 1-2 yang diterima Palmeiras dari Gremio membuat poin Flamengo secara matematis tak lagi bisa terkejar.
Bagi Flamengo, ini adalah sebuah pencapaian luar biasa. Mereka memang klub besar dan punya banyak penggemar, tetapi tidak pernah sedominan ini dalam sejarahnya.
Maka dari itu, sekembalinya ke Rio de Janeiro, Flamengo disambut oleh ratusan ribu manusia yang tumpah ruah ke jalanan. Bus yang ditumpangi para pemain dan ofisial pun tampak kesulitan membelah kerumunan.
Parade perayaan gelar juara Copa Libertadores dan Serie A Brasil untuk Flamengo. Foto: Reuters/Ricardo Moraes
Tentu saja, keberhasilan seperti ini tidak datang begitu saja. Ada persiapan matang yang dilakukan dengan cara merekrut pemain-pemain serta pelatih berkualitas.
ADVERTISEMENT
Gabigol adalah bagian dari proyek ini, begitu pula dengan Gerson, Rafinha, serta Filipe Luis Kasmirski. Mereka adalah pemain-pemain dengan pengalaman Eropa yang diharapkan bisa mengangkat prestasi klub.
Pengalaman Eropa juga dibawa oleh sosok Jorge Jesus. Pelatih asal Portugal ini sebelumnya pernah sukses di Benfica dan akhirnya berhasil meramu tim sedemikian rupa untuk meraih keberhasilan bersama Flamengo.
Salah satu keberhasilan terbesar Jesus adalah bagaimana dirinya mengubah etos kerja Gerson. Didatangkan dengan harga 12 juta euro dari Roma yang membuatnya jadi pemain termahal Liga Brasil, Gerson awalnya punya reputasi jelek.
Pemain Flamengo, Gerson, berebut bola dengan pemain River Plate, Nicolas de la Cruz. Foto: Reuters/Pilar Olivares
Gerson dipandang sebagai sosok yang malas. Jika kehilangan bola, dia tidak akan berbuat apa-apa. Namun, itu semua berubah di bawah asuhan Jesus. Pemain 22 tahun itu pun kini menjadi pemain paling krusial dalam tim Flamengo.
ADVERTISEMENT
Selain membawa pemain-pemain dengan pengalaman Eropa, Flamengo juga mampu mencuatkan pemain-pemain lokal binaan sendiri. Saat ini, ada remaja 17 tahun bernama Reinier yang dipandang bisa jadi sehebat Ricardo Kaka pada masa mendatang.
Ini belum termasuk pemain-pemain yang sudah mampu membangun reputasi besar di Amerika Selatan dalam beberapa tahun terakhir seperti Rodrigo Caio serta Giorgian De Arrascaeta.
Dengan kombinasi skuat seperti itu yang diasuh oleh pelatih sekaliber Jesus, Flamengo pun akhirnya mampu melepas dahaga gelar juara Copa Libertadores yang telah berlangsung sangat lama.
Jorge Jesus memeluk pemain Flamengo, Diego, di final Copa Libertadores 2019. Foto: Reuters/Pilar Olivares
Amerika Selatan sudah berhasil mereka taklukkan dan kini tugas Flamengo adalah berbicara di pentas dunia. Piala Dunia Antarklub boleh saja telah kehilangan gengsi, tetapi kompetisi ini tetap merupakan ajang pembuktian.
ADVERTISEMENT
Flamengo akan mulai berlaga di Piala Dunia Antarklub pada 17 Desember mendatang menghadapi pemenang laga antara Al-Hilal (Arab Saudi) dan Esperance (Tunisia).
Jika berhasil lolos, Flamengo akan lolos ke final, di mana kemungkinan besar lawan yang bakal dihadapi adalah Liverpool. Inilah ajang pembuktian itu. Pembuktian bahwa sepak bola Amerika Selatan tak layak dipandang sebelah mata.
Tugas Flamengo memang berat karena Liverpool saat ini sedang sulit sekali dihentikan. Akan tetapi, jika memutus dahaga 38 tahun saja bisa mereka lakukan, mengalahkan Liverpool tentunya bukan sesuatu yang mustahil.