Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Untuk Pertama Kalinya Philipp Lahm Jadi Pemain Terbaik Jerman
23 Juli 2017 22:23 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Meski sudah resmi gantung sepatu, bukan berarti penghargaan berhenti begitu saja bagi Philipp Lahm. Baru saja, mantan kapten Tim Nasional Jerman dan Bayern Muenchen ini dinobatkan sebagai pesepak bola terbaik Jerman.
ADVERTISEMENT
Untuk memenangi penghargaan tersebut, Lahm mengalahkan dua kandidat kuat lain, yakni Pierre-Emerick Aubameyang (Borussia Dortmund) dan Toni Kroos (Real Madrid). Lho, kalau penghargaan ini bertajuk Pesepak Bola Terbaik Jerman, bagaimana bisa ada nama Aubameyang di sana?
Begini... Penghargaan ini memang bisa diperebutkan oleh semua pesepak bola, baik lokal maupun asing, yang berlaga di Jerman, seperti Aubameyang, serta para pemain Jerman yang berlaga di luar negeri, seperti Kroos. Penghargaan ini sendiri diadakan oleh tabloid olahraga Kicker dan penentuan pemenangnya dilakukan oleh 855 jurnalis yang tergabung dalam Asosiasi Jurnalis Olahraga Jerman.
Keberhasilan Lahm ini adalah keberhasilan Bayern Muenchen untuk kedua kalinya secara beruntun dalam menempatkan wakilnya di penghargaan ini. Musim lalu, Jerome Boateng-lah yang berhak menggondol penghargaan ini ke rumahnya.
ADVERTISEMENT
Usia Lahm sebenarnya baru 33 tahun. Sebagai pesepak bola, setidaknya Lahm masih bisa bermain dua atau tiga musim lagi. Akan tetapi, keputusan pensiun sang bek kanan rupanya sudah bulat.
Mentas dari akademi Bayern pada 2001, Lahm menghabiskan hampir seluruh karier profesionalnya bersama klub Bavaria itu. Satu-satunya klub lain yang pernah dibela Lahm adalah Stuttgart ketika dia dipinjamkan ke sana selama dua musim pada 2003-2005.
Bersama Bayern, Lahm mengumpulkan 21 trofi termasuk delapan trofi Bundesliga, enam DFB Pokal, dan satu gelar Liga Champions. Sementara itu, bersama Tim Nasional Jerman, dalam kurun waktu 2004-2014, Lahm bermain 113 kali, mencetak lima gol, dan sanggup mempersembahkan satu gelar Piala Dunia pada 2014.
ADVERTISEMENT
Sebagai seorang pemimpin, Lahm tidak dikenal sebagai sosok vokal layaknya Michael Ballack atau Steffan Effenberg. Justru, suami Claudia Lahm ini dikenal sebagai sosok pendiam.
Meski begitu, kecerdasan serta profesionalitasnya sebagai pemainlah yang membuat dirinya dipercaya sebagai kapten di klub dan timnas. Pep Guardiola pada 2013 lalu pernah secara terang-terangan menyebut Lahm sebagai pemain tercerdas yang pernah dia latih. Kecerdasan itulah yang membuat Lahm kemudian juga menjadi pemain serbabisa.
Selain Lahm, sosok cerdas lain yang mendapat penghargaan kali ini adalah Julian Nagelsmann. Ya, di usianya yang bahkan lebih muda dari Lahm -- baru 30 tahun --, pria kelahiran Landsberg am Lech ini sudah mampu membawa tim asuhannya, Hoffenheim, ke Liga Champions.
ADVERTISEMENT
Dengan capaian fenomenalnya itu, Nagelsmann pun dinobatkan sebagai Pelatih Terbaik Jerman. Dia mengalahkan dua kandidat kuat lain, Ralph Hassenhuetl (RasenBallsport Leipzig) dan Christian Streich (Freiburg).