Usai Juarai AIA Women's League, Drupadi Berlatih bersama Spurs' Ladies

18 Mei 2019 15:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Drupadi, wakil Indonesia di AIA Championship 2019, jadi juara di kategori AIA's Women's League. Foto: Dok. AIA
zoom-in-whitePerbesar
Drupadi, wakil Indonesia di AIA Championship 2019, jadi juara di kategori AIA's Women's League. Foto: Dok. AIA
ADVERTISEMENT
Di balik pesta kemenangan di pengujung laga melawan Ajax Amsterdam, jauh sebelum gegap-gempita Tottenham Hotspur Stadium, dan di dalam keberhasilan menjejak ke Women's Super League 2019/20, ada Enfield yang berdiri kokoh menopang.
ADVERTISEMENT
Orang-orang menyebutnya Enfield Training Centre. Ini adalah pusat latihan Tottenham Hotspur. Tak cuma tim utama, tim wanita dan akademi pun berlatih di sini.
Segala hal yang terjadi di lapangan utama sana, semuanya berasal dari sini. Hitung-hitungan taktik, pemahaman posisi, hingga gelontoran gol dan aksi penyelamatan yang mengantarkan tim pada kemenangan--semuanya dimulai sejak para penggawa turun berlatih.
Drupadi, wakil Indonesia di AIA Championship 2019 untuk kategori AIA’s Women’s League, menjejak juga ke Enfield. Mereka merasakan sendiri berlatih dengan topangan metode dan infrastruktur modern--berbagi pengalaman, meresap nilai yang dijunjung, melebur dalam gim mini, hingga bersenang-senang di tribune menyaksikan laga Everton melawan Spurs.
Tim Drupadi dan Spurs' Ladies di Enfield Training Centre. Foto: Dok. AIA
Hak istimewa? Bukan, itu adalah ganjaran yang pantas bagi Drupadi karena berhasil menutup AIA Championship 2019 dengan gelar juara di kategori AIA’s Women’s League.
ADVERTISEMENT
Laga final AIA's Women League mempertemukan Drupadi dengan wakil China, The Strikers, pada 10 Mei 2019, di Tottenham Hotspur Training Ground, London. Sewajarnya partai pemungkas, laga ini berjalan alot.
Jual-beli serangan menjadi warna, aksi penyelamatan menjadi tembok yang harus dirubuhkan oleh siapa pun yang turun arena. Kedudukan imbang 0-0 bertahan hingga waktu normal tuntas. Apa boleh buat, babak adu penalti mesti ditempuh.
Tapi, Drupadi belum padam. Sepak bola mereka belum selesai. Berkali-kali menolak tunduk di hadapan kekalahan, kini mereka mesti berhadapan dengan ancaman yang tak kalah hebat: kekalahan di babak adu penalti laga puncak.
Zahra Muzdalifah di final AIA Championship 2019. Foto: Dokumentasi AIA
Zahra Muzdalifah dan Nur Fajriah pada akhirnya menjadi pencetak keunggulan lewat sepakan yang tak mampu ditepis penjaga gawang lawan. Yolanda Krismonica Wijayanto berhasil merawat keunggulan Drupadi lewat aksi penyelamatannya hingga kemenangan 2-1 berhasil direngkuh. Gelar juara jadi semakin manis karena Yolanda dinobatkan sebagai Pemain Terbaik dalam kategori AIA Women’s League.
ADVERTISEMENT
Kathryn Monika Parapak, Head of Brand and Communication AIA, menjelaskan bahwa gelar ini merupakan pencapaian penting. Perjalanan Drupadi yang ditutup dengan trofi tak sekadar menutup laga demi laga dengan kemenangan.
Yolanda Krismonica Wijayanto dinobatkan sebagai MVP di kategori AIA's Women's League. Foto: Dok. AIA
Ini adalah perjalanan yang dibangun dari kegigihan melawan stigma, keuletan merebut ruang bagi sepak bola wanita di jagat sepak bola Indonesia.
"Selamat kepada Tim Drupadi. Saya sangat bangga dengan prestasi dan usaha keras yang mereka kerahkan. Mereka memiliki performa tim yang kuat dan bermain dengan sangat baik. Mereka menunjukkan tekad dan antusiasme tinggi sepanjang permainan," ucap Kathryn, dikutip dari rilis resmi yang diterima kumparanBOLA.
"Kami harap kemenangan ini akan menginspirasi masyarakat, terutama perempuan, untuk meraih potensi terbaik mereka dan memotivasi mereka untuk berpartisipasi aktif dalam olahraga, seperti sepak bola, sebagai bagian dari gaya hidup sehat," jelas Kathryn.
ADVERTISEMENT
Tim Drupadi berlatih bersama Spurs' Ladies Foto: Dok. AIA
Karen Hills, manajer tim wanita Spurs yang juga memimpin langsung sesi latihan ini, tidak meragukan kemampuan taktik dan teknis para penggawa Drupadi. Namun, jika ada hal yang begitu mengesankannya, itu adalah hasrat akan sepak bola.
“Kami sangat senang dapat mengundang delapan pemain perempuan Indonesia untuk berlatih dan berinteraksi bersama para pemain kami. Mereka menunjukkan kemampuan teknis luar biasa, namun hal yang paling mengesankan adalah hasrat dan cinta mereka terhadap sepak bola," ucap Hills.
Memiliki hasrat akan sepak bola adalah satu hal. Namun, merawat hasrat akan sepak bola untuk tetap menyala di tengah situasi yang jauh dari ideal adalah hal lain.
Sepak bola Indonesia tidak sama dengan sepak bola Inggris yang memberi ruang layak bagi tim-tim wanita. Itulah sebabnya perjalanan Drupadi menjadi begitu spesial. Gelar juara ini bukan cuma rangkaian kemenangan, tapi upaya menancapkan tiang pancang yang menandakan bahwa sepak bola wanita Indonesia masih berdaya.
ADVERTISEMENT
Sesi kelas di latihan bersama Spurs' Ladies. Foto: Dok. AIA
"Para pemain dan staf kami sangat senang bertemu dan bekerja bersama mereka dan kami harap mereka merasakan hal yang sama. Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada AIA atas dukungan mereka terhadap para pemain ini. Kami berharap pengalaman Drupadi akan semakin meningkatkan minat sepak bola perempuan di Indonesia," jelas Hills.
Perjalanan Drupadi di London sana memang sudah selesai. Segela cerita di Enfield akan tinggal tetap dalam ingatan mereka. Tapi, di negeri sendiri, masih ada stigma yang mesti dilawan. Masih ada ruang yang mesti direbut dan pendakian yang harus dituntaskan.
Tidak ada yang tahu sulitnya seperti apa selain para pelakonnya sendiri. Tapi, satu yang pasti: Sepak bola perempuan-perempuan Indonesia itu belum pupus.
ADVERTISEMENT