Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.0
Van Dijk Kenang Panasnya Sepak Bola RI: Bak Agama Kedua hingga Bus Dilempar Batu
27 Februari 2025 13:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Van Dijk membela Persib di Indonesia Super League 2013. Ia masih ingat betul bagaimana Bobotoh mencintai 'Maung Bandung' setengah mati dan melihat juga bagaimana suporter tim lain totalitas dalam mendukung tim kesayangan mereka masing-masing.
"Itu pengalaman yang sangat gila. Tentu saja saya ingin bermain untuk PSV, Barcelona, Ajax atau klub mana pun. Namun, jika dipikir-pikir lagi, saya sangat senang dengan apa yang telah saya capai. Di Indonesia, semua orang mengikuti sepak bola," kata Van Dijk kepada media Belanda, Voetbalzone.
"Persib adalah klub besar di Provinsi Jawa Barat, yang berpenduduk lebih dari 35 juta jiwa. Sepak bola menjadi tren besar di sana dalam arti positif. Agama adalah prioritas utama semua orang, lalu sepak bola adalah agama berikutnya [ibarat agama kedua],” tambah pria 42 tahun itu.
ADVERTISEMENT
"Saya pikir sangat menyenangkan bisa merasakan bahwa Anda bisa menyentuh banyak orang dengan kemenangan. Dulu, orang-orang di kota itu berkata, 'Jika Anda [Persib] menang, seluruh Jawa Barat bisa tidur nyenyak sepanjang akhir pekan. Standar hidup di sana jauh lebih rendah dan hidup sulit bagi banyak orang. Sepak bola adalah pelampiasan yang nyata bagi orang-orang itu," sambungnya.
Salah satu momen tak terlupakan bagi Van Dijk adalah laga Persija vs Persib yang harusnya digelar di GBK pada Juni 2013. Namun, sejumlah oknum melempari bus Persib yang hendak berangkat ke stadion. Bus kaca pecah, laga harus dijadwalkan ulang pada Agustus tahun yang sama. Van Dijk mencetak satu gol dalam laga yang berakhir 1-1.
ADVERTISEMENT
"Ada satu momen yang tidak akan pernah saya lupakan. Kami memainkan El Clasico saat bertandang melawan Persija Jakarta. Kami sedang dalam perjalanan dengan bus pemain dan batu-batu dilempar ke arah jendela bus. Untungnya, tidak ada yang terluka, tetapi hal-hal seperti itu jarang terjadi di Eropa, kecuali mungkin di Turki,” ucap eks bomber Brisbane Roar itu.
"Tentu saja ada tekanan ekstra. Tetapi saya menikmati bermain di stadion yang penuh sesak dan untungnya saya selalu bisa tampil dalam pertandingan-pertandingan itu. Itu tentu saja juga membuat pengalaman itu lebih menyenangkan,” tandasnya.