Viking Tuntut Banyak Perbaikan di GBLA: Sistem Tiket, Parkir, hingga Toilet
ADVERTISEMENT
Dua orang Bobotoh meninggal saat menyaksikan Piala Presiden 2022 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA ) pada Jumat (17/6). Kelompok suporter Viking Persib Club menuntut manajemen klub dan panitia pelaksana (panpel) berbenah agar kejadian nahas tak terulang. Mereka juga ingin GBLA melakukan banyak perbaikan.
ADVERTISEMENT
Korban jiwa adalah Asep Ahmad Solihin asal Cibaduyut dan Sopiana Yusup asal Bogor. Menurut polisi, dua Bobotoh itu meninggal akibat kehabisan oksigen, sedangkan keluarga Asep meyakini bahwa korban terinjak dan tertimpa pagar di Stadion GBLA.
Namun, terlepas dari apa penyebab pasti keduanya meninggal, Viking menuntut panpel berbenah. Sebab, tidak kondusifnya suasana di area GBLA memicu kejadian berujung duka ini.
Pengurus Bidang Organisasi dan Keanggotaan Viking Persib Club, Panca Octavian, menjabarkan beberapa tuntutan kepada manajemen Persib dan panpel. Ia mengeluhkan soal kepadatan massa yang semestinya bisa diatasi.
"Pertama, sterilisasi penonton yang sudah punya tiket, jadi yang berkeliaran di area stadion atau gate (gerbang) masuk adalah yang memiliki tiket," terang Panca saat dihubungi kumparan pada Minggu (19/6).
ADVERTISEMENT
"Kemudian, kami ingin perbaikan traffic di stadion, alur keluar-masuk penonton, agar tidak terjadi penumpukan massa. Mulai dari jalan raya menuju GBLA, memasuki parkiran, masuk area stadion sampai masuk ke dalam stadion."
"Perbaikan sistem ticketing juga diperlukan. Sistem dan hardware ticketing 100 persen online belum sinkron dan belum mendukung. Lebih baik sistem online pembelian tetapi ada tiket berbentuk fisik, jadi agar tidak ada penyebaran tiket melalui screenshot," tambahnya.
Lebih lanjut, Panca menekankan soal krusialnya manajemen parkir. Sebab, jika semrawut, itu bisa juga memicu kerusuhan. Juga, ia menyoroti fasilitas toilet GBLA.
"Masalah parkir juga harus dibenahi. Siapa yang mengelola dan bagaimana sistem perparkiran? Ini sering jadi masalah, parkir ditagih sampai 3 kali yang pada akhirnya memicu keributan," tegas Panca.
ADVERTISEMENT
"Kepada pengelola, tolong fasilitas WC juga diperhatikan supaya dapat digunakan dan tidak ada yang buang air sembarangan, supaya stadion juga bersih," imbuhnya.
Terkait kepadatan massa di area GBLA juga sempat disinggung oleh Sekretaris Umum (Sekum) Viking Persib Club, Tobias Ginanjar. Ia menggambarkan bagaimana situasi di luar stadion jelang laga Persib vs Persebaya.
"Jadi, tidak ada kesiapan untuk menyaring penonton. Karena ini kan animonya tinggi, hanya 15.000 tetapi tak ada upaya menyaring penonton dari sejak luar ring stadion. Jadi, mereka dibiarkan masuk, semua yang bertiket dan tak bertiket, sampai di pintu gerbang menuju stadion, pintu terakhir," kata Tobias kepada kumparan, Sabtu (18/6).
"Itu kan sebenarnya rawan sekali. Yang punya tiket dan tidak punya tiket bercampur, mungkin ada ketidaksiapan dari petugas, sehingga ada kericuhan karena saling berdesakan dan akhirnya yang kami sayangkan ada yang meninggal," tambahnya.
Viking Persib Club memutuskan tak akan hadir ke GBLA untuk laga Persib vs Bhayangkara FC, Selasa (21/6). Ini sebagai bentuk solidaritas untuk kedua Bobotoh yang meninggal.
ADVERTISEMENT
''Kami Viking tidak tidak akan masuk atau datang ke stadion saat laga Persib vs Bhayangkara di Piala Presiden Selasa besok. Aksi ini sebagai bentuk solidaritas dan menghormati keluarga almarhum Sopiana Yusup dan Ahmad Solihin,'' jelas Panca.