Wahai Milla, Berilah Egy Maulana Vikri Menit Bermain Lebih Banyak

19 Maret 2018 15:11 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Egy Maulana Vikri (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Egy Maulana Vikri (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
ADVERTISEMENT
Di usianya yang baru menginjak 17 tahun, Egy Maulana Vikri telah dipercaya menjadi penggawa Tim Nasional (Timnas) Indonesia U-23 asuhan Luis Milla Aspas. Tentu saja, dengan kemampuan dan atribut komplet sebagai pemain muda bertalenta, kehadiran Egy tak perlu diragukan.
ADVERTISEMENT
Bersama 23 pemain lainnya, Egy kembali menjalani pemusatan latihan tahap ketiga dan bakal memainkan uji tanding melawan Singapura, Rabu (21/3/2018), di Stadion Nasional Singapura.
Masuknya nama Egy di skuat Timnas U-23 merupakan buah keberanian Milla memanggil pemain muda untuk bersaing dengan pemain yang lebih berpengalaman. Debut Egy bersama Timnas U-23 terjadi ketika bertanding dengan Suriah U-23.
Pada pertandingan yang berakhir untuk kemenangan Suriah U-23 dengan skor 3-2, Egy mendapat kesempatan bermain selama 7 menit saja. Lalu, saat mengarungi kompetisi Aceh World Solidarity Cup 2017, Egy kembali mendapatkan menit bermain bersama Timnas U-23. Akan tetapi, Egy hanya diberi jatah bermain selama 21 menit dari tiga laga. Meski minim menit bermain, Egy mampu membelalakkan mata penonton berkat aksi ciamik mengolongi (nutmeg) pemain Kirgistan.
ADVERTISEMENT
Keberanian Milla tak berhenti sampai situ. Egy dipercaya menjadi skuat Timnas Indonesia (senior) yang saat itu bakal melakoni uji tanding melawan Suriah U-23 dan Guyana. Akan tetapi, debut Egy bersama tim senior baru terjadi ketika melawan Islandia. Saat itu, Egy mendapatkan jatah bermain 10 menit.
***
Jelang Asian Games 2018, nama Egy tetap dimasukkan oleh Milla ke dalam skuat Timnas U-23 di setiap pemusatan latihan yang digelar, yang kini telah memasuki tehap ketiga. Dan selama itu pula, Egy tak pernah absen dipanggil oleh eks pelatih Real Zaragoza ini.
Karena, bagi Milla, pemusatan latihan dianggap waktu yang tepat untuk mencari komposisi skuat Timnas U-23 yang akan mentas di Asian Games 2018. Tak heran apabila selalu ada pemain baru yang dibawa Milla dalam pemusatan latihan, sebut saja pemain macam Andhika Wijaya dan Syahrian Abimanyu.
ADVERTISEMENT
Selain Egy, pelatih berusia 51 tahun ini tak pernah absen membawa pemain naturalisasi asal Montenegro, Ilija Spasojevic. Kehadiran Spaso -demikian Spasojevic disapa- tak lepas dari kegemaran Milla menempatkan penyerang yang berpostur jangkung dalam skema dasar 4-2-3-1.
Pelatih Timnas Indonesia, Luis Milla (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih Timnas Indonesia, Luis Milla (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Dengan postur yang ideal sebagai penyerang, tinggi dan kekar, Spaso selalu berperan sebagai pengubah arah bola yang dikirim dari lini belakang. Kehadiran Spaso, tentu saja, sesuai dengan regulasi yang memperbolehkan setiap tim diperkuat oleh tiga pemain senior saat berlaga di Asian Games.
Namun, pada pemusatan latihan tahap ketiga dan uji tanding melawan Singapura tak ada nama Spaso. Sebagai penggantinya, Milla memanggil tiga penyerang lainnya, Ahmad Nur Hadianto, Ezra Wallian, dan Ilham Udin Armayin.
ADVERTISEMENT
Absennya Spaso dan keberadaan sosok Egy, bisa membuat Milla untuk mulai menerapkan pendekatan yang berbeda saat melawan Singapura nanti: penguasaan bola dan umpan-umpan pendek. Hal tersebut dapat juga mengurangi ketergantungan Timnas U-23 pada sosok Spaso di lini depan.
Tiga atribut yang dimiliki Egy dapat dimanfaatkan Milla menjadi penghubung antara lini tengah dan depan. Jika tetap menerapkan formasi 4-2-3-1, Egy dapat ditaruh diantara penyerang dan dua gelandang. Dengan ketenangan ketika menggiring bola, Egy dapat menarik garis pertahanan lawan menjadi tinggi.
Inilah yang kemudian bisa dimanfaatkan oleh Ezra Walian atau Nur Hadianto untuk bergerak melebar, dan membiarkan dua pemain sayap merangsek ke dalam kotak penalti. Skema tersebut dapat membuat serangan Timnas U-23 lebih hidup dan bervariasi. Dan, jangan dilupa, keberadaan Hargianto atau Zulfiandi dapat membantu Egy menjalankan tugasnya sebagai gelandang serang yang juga menjadi distributor bola ke lini depan.
ADVERTISEMENT
Egy diperkenalkan dan jajal lapangan Gdansk (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Egy diperkenalkan dan jajal lapangan Gdansk (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
Lalu, dengan kecepatan dan akurasi umpan yang baik, Egy sewaktu-waktu dapat bergerak melebar dan mengirimkan umpan silang atau umpan tarik ke lini kedua. Tentu saja, ditaruhnya Egy dapat membuat lini tengah Timnas U-23 menjadi cair, terutama dalam merotasi posisi pemain.
Tak hanya menyoal pergerakan lincahnya serta umpan yang mematikan, Egy juga andal dalam mencetak gol. Pada ajang Piala AFF U-19 2017, Egy mengemas 8 gol yang menjadikannya sebagai top skor. Raihan itu menjadi bukti sahih bila Egy mempunyai insting yang baik dalam mencetak angka.
Milla harus memikirkan skema tersebut. Pasalnya, dalam ajang Asian Games, Timnas U-23 kemungkinan bakal berhadapan dengan tim yang berisikan pemain jangkung macam Iran, Irak, dan Arab Saudi, yang dipastikan bakal menyulitkan bila hanya mengandalkan skema dan gaya bermain yang sama: umpan jauh ke striker atau umpan silang lambung di depan gawang.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, uji tanding melawan Singapura menjadi waktu yang tepat bagi Milla untuk mencoba skema baru dan memberi menit bermain yang lebih banyak bagi Egy. Toh, dengan hadirnya Egy, Milla juga mempunyai opsi yang banyak perihal menyerang dan distribusi bola ke lini depan. Sepakat?