Warisan Cruyff: Rumah Sewa untuk Orang-orang Berpenghasilan Rendah

17 Mei 2018 1:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Johan Cruyff bersama Timnas Belanda. (Foto: AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Johan Cruyff bersama Timnas Belanda. (Foto: AFP)
ADVERTISEMENT
Bila gajah mati meninggalkan gading dan harimau mati meninggalkan belang, maka Johan Cruyff mati meninggalkan tempat berlindung.
ADVERTISEMENT
Sepak bola mengenal Cruyff sebagai bapak yang baik. Yang ia tinggalkan kepada anak-anaknya, generasi pesepak bola di bawahnya, itu bukan gelimangan harta dan gegap gempita nama besar semata.
Orang-orang mengenal warisan Cruyff sebagai total football. Semacam mazab yang mengutamakan pemahaman ruang dan kontribusi setiap anggota tim, baik dalam menyerang maupun bertahan.
Sepanjang hidupnya, Cruyff tak hanya dikenal sebagai pemain hebat dan pelatih genius, tapi seorang filsuf lapangan hijau. Apa-apa yang ia tampilkan di atas lapangan bola lahir dari pikirannya.
Sepintas, ia tampak seperti pribadi yang membosankan. Bukan sosok dengan kehidupan riang dan menyenangkan. Segala sesuatunya harus dipikirkan dengan seserius dan sedetail mungkin. Tak ada spontanitas dalam cerita kehidupan Cruyff.
ADVERTISEMENT
Peraih tiga Ballon d'Or ini tutup usia sekitar dua tahun lalu, tepatnya 24 Maret 2016. Penyakit kanker paru-paru menjadi penyebabnya. Dunia tahu Cruyff dan rokok pernah bersahabat karib sejak lama.
Warisan Cruyff pada kenyataannya tidak hanya berkutat soal sepak bola dan pemikirannya. Cruyff menghabiskan masa kecil dan remajanya di sudut Tuinbouwstraat dan Akkerstraat di distrik Betondorp, Amsterdam, Belanda.
Lantas, rumah yang ada di Akkerstraat (semacam nama jalan -red) dibangun menjadi semacam apartemen kecil yang terbuka untuk disewakan. Kini, pengelolaannya diserahkan kepada asosiasi perumahan sosial setempat.
Berbeda dengan kebanyakan rumah sewa, ada syarat ketat yang harus dipenuhi calon penyewa. Bila ingin tinggal di sana, penghasilan per tahun satu keluarga tidak boleh lebih dari 41.125 euro per tahun.
Kata-kata Cruyff diabadikan di depan rumahnya. (Foto: FRANCK FIFE / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Kata-kata Cruyff diabadikan di depan rumahnya. (Foto: FRANCK FIFE / AFP)
Cruyff mendedikasikan rumahnya ini untuk orang-orang dengan penghasilan kecil. Pada tahun 2017, rataan pendapatan tahunan di Amsterdam adalah sebesar 47.950 euro. Rumah itu disewakan dengan harga sekitar 605,45 euro (hingga 709 euro) per bulannya.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan Daniel Boffey untuk The Observer dan The Guardian, per unitnya layak untuk ditinggali dua sampai tiga orang. Letaknya dekat dengan bekas stadion Ajax Amsterdam, Der Meer. Tempat itu punya nilai sejarah. Di stadion itulah untuk pertama kalinya, Cruyff belajar menendang bola dengan serius, sebagai seorang profesional.
Walaupun sudah menjadi pemain bintang, Cruyff rutin mengunjungi area itu. Lewat Johan Cruyff Institute yang digagasnya, ia membangun beberapa fasilitas olahraga di wilayah tersebut.
Konon, sempat ada usulan untuk mengubah rumah masa kecilnya ini menjadi museum sebagai bentuk penghormatan kepadanya. Namun, Cruyff adalah Cruyff, ia menolak usulan sarat prestise tadi.
Karena Cruyff adalah seorang pemikir, kata-kata Cruyff diabadikan di dinding bagian depan rumah.
ADVERTISEMENT
"Ketika saya muda, bermain di luar adalah tindakan yang benar-benar normal. Kami tidak akan memikirkannya. Sekarang, anak-anak lebih banyak bermain dengan ponsel mereka dan duduk menghadap komputer. Karena itu, jumlah anak-anak yang menderita obesitas jadi lebih banyak."
"Solusinya sebenarnya sangat sederhana. Di sekolah, kami harus mengajarkan cara supaya anak-anak bisa bergerak lebih banyak. Beberapa perubahan yang dapat kami ciptakan untuk sekolah-sekolah Belanda akan membuat anak-anak memiliki kesempatan untuk bermain di luar. Ini hanya bisa terjadi jika kita mengerjakannya bersama-sama."
Tribute di hari kematian Cruyff. (Foto: FRANCK FIFE / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Tribute di hari kematian Cruyff. (Foto: FRANCK FIFE / AFP)
Dalam lima tahun terakhir, apartemen itu juga ditinggali oleh sejumlah pelajar secara gratis. Cruyff dan keluarganya memang mengizinkan, asalkan para pelajar tersebut bersedia melakukan pekerjaan sosial di lingkungan itu.
Karena segala sesuatu selalu punya dua sisi, maka begitu pula dengan nama besar Cryuff. Apa-apa yang dilakukan Cruyff di lapangan bola pada akhirnya melahirkan penghormatan, bahkan setelah ia mengembuskan napas terakhir.
ADVERTISEMENT
Imbasnya, kawasan tempat tinggal Cruyff ini menjadi salah satu tujuan wisata di Amsterdam. Pemandu-pemandu wisata begitu sering mengunjungi wilayah tersebut dengan membawa rombongan turis. Itu belum ditambah dengan liputan-liputan yang tak jarang melibatkan warga.
Bahkan, hari ulang tahun Cruyff (sampai sekarang) selalu dimeriahkan dengan acara maraton. Karena rutenya dimulai dari Olympic Stadium hingga Ajax Stadium, maka pelari-pelari tersebut pasti akan melewati rumah Cruyff.
Masifnya publikasi, baik dalam skala nasional maupun internasional, pada kenyataannya juga berpengaruh pada kenyamanan mereka yang tinggal di apartemen tersebut. Hasil wawancara The Guardian kepada salah seorang warga yang sudah 15 tahun tinggal di seberang apartemen tersebut, Martin Schill, menyimpulkan, kawasan ini semakin terkenal dari tahun ke tahun.
ADVERTISEMENT
Sekitar awal Mei 2018 ini, kata Schill, sejumlah pelajar yang tinggal di apartemen itu memilih untuk pindah. Bahkan sebelumnya, pasangan berusia 60 tahunan yang konon sudah bertahun-tahun tinggal di sana memutuskan untuk angkat kaki. Penyebabnya, mereka tak tahan dengan sorotan dan publikasi.
"Di hari kematian Cruyff, setidaknya ada 1.000 orang yang datang ke sini untuk memberikan penghormatan. Jalan-jalan dipenuhi dengan karangan bunga. Saya bangga bisa tinggal di sini. Saya menyukai atensi yang diberikan orang-orang kepada Cruyff."
"Ia memang pantas mendapatkannya, saya bahkan berpikir bahwa rumah itu selayaknya dijadikan museum saja. Namun, istri Cruyff tidak menyukai atensi semacam itu. Makanya, ia memutuskan untuk menyewakan rumah itu," jelas Schill.