Wawancara Igor Kryushenko: Kenangan di Persikabo & Gairah Sepak Bola Indonesia

25 November 2021 15:52 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Igor Kryushenko. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Igor Kryushenko. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Usai sudah kisah yang diukir Igor Kryushenko bersama Persikabo. Kedua belah pihak telah resmi berpisah pada Selasa (23/11) lalu.
ADVERTISEMENT
Perjalanan kariernya di dunia 'si kulit bundar' memang tak terduga. Dari Benua Eropa, Kryushenko lalu menginjakkan kaki di Indonesia.
Ya, pelatih kelahiran 10 Februari 1964 ini sebelumnya malang-melintang di 'Benua Biru'. Tiga klub Belarus pernah ditanganinya: Bate Borisov, Dinamo Minsk, dan Torpedo-BelAZ Zhodino. Kryushenko juga pernah melatih klub Rusia, Sibir Novosibirsk; dan klub Uzbekistan, Shurtan Guzar.
Kryushenko bahkan pernah membesut Timnas Belarus sepanjang 2017–2019. Ia bersanding dan bersaing dengan pelatih-pelatih kawakan Eropa macam Ronald Koeman maupun Joachim Loew di Kualifikasi Euro 2020.
Igor Kryushenko (kanan) bersama Joachin Loew (tengah). Foto: Dok. Istimewa
Igor Kryushenko (kanan). Foto: Dok. Istimewa
Lantas, Persikabo menjadi 'cinta pertama' Igor Kryushenko di Indonesia. Ia mulai melatih di 'Laskar Padjajaran' sejak Desember 2019.
Meski kini kerja sama di antara kedua pihak sudah berakhir, Igor Kryushenko tetap berucap terima kasih. Sebab, Persikabo adalah pintu bagi pelatih berlisensi UEFA 'PRO' Diploma ini untuk merasakan langsung atmosfer sepak bola penuh gairah di Indonesia.
ADVERTISEMENT
kumparan berkesempatan melakukan wawancara khusus pada Kryushenko ihwal kesan-kesannya soal Persikabo dan sepak bola Indonesia. Silakan simak di bawah ini.

Sebenarnya, apa target yang dipatok manajemen Persikabo kepada Anda?

Saat perpanjangan kontrak [Maret 2021], kami berdiskusi, keputusannya adalah sepakat bahwa Persikabo bisa berada masuk dalam 5 besar atau 10 besar. Masuk 5 besar sangat bagus, 10 besar tidak buruk, di bawah 10 besar selama tidak terdegradasi oke saja, saling memahami.
(Laga terakhir Kryushenko sebagai pelatih Persikabo adalah saat timnya kalah 1-2 di pekan ke-13 Liga 1 2021/22. Kini, Persikabo tertahan di peringkat 13--Red).
Pertandingan Liga 1 Persipura vs Persikabo, Senin (22/11). Foto: https://www.instagram.com/liga1match/

Apakah materi pemain Persikabo sudah sesuai keinginan Anda?

Sebelum musim dimulai, kami kehilangan beberapa pemain penting, seperti Wawan Febrianto, Abduh Lestaluhu, dan Rifad Marasabessy. Kami juga kehilangan Dava Ramadhan karena dia cedera lutut yang lama.
ADVERTISEMENT
Kami lalu mendapat pemain baru di posisi mereka, pemain dengan kualitas bagus. Namun, butuh waktu karena saya coba mengajarkan mereka cara bermain sepak bola yang berbeda dengan pressing tinggi dan lain-lain.
Saya enggak bilang pemain Persikabo jelek. Mereka adalah pemain bagus yang normal. Setiap pelatih ingin pemain yang lebih kuat dan berkualitas, sehingga itu normal. Namun, saya melihat dan berharap bahwa Persikabo bisa mendapat hasil yang bagus di musim ini.
Wawan Febrianto kini membela Borneo FC. Foto: Wikimedia
Rifad Marasabessy kini membela Borneo FC. Foto: Instagram/@mrifadmarssy12
Abduh Lestaluhu kini membela Persis Solo. Foto: Instagram @AbduhLestaluhu_3

Apa memori indah Anda bersama Persikabo?

Di klub, saya bertemu dengan orang baik. Mulai dari Bimo Del Piero Wirjasoekarta (Presiden Klub Persikabo) dan para manajemen tim, seperti Rini Chandra (Sekretaris Tim Persikabo). Mereka baik, amat sangat membantu. Para pemain juga coba mendengar saya dan melakukan apa yang saya jelaskan di lapangan.
ADVERTISEMENT
Semua orang coba membantu saya. Dokter, fisioterapi, kitman, semua anggota tim menjadi seperti keluarga. Begitulah kenangan indah saya.
Ketika kita sudah jauh, tetapi kami masih berteman baik. Tidak masalah. Silakan tanya pemain mana saja atau siapa pun di tim tentang saya, saya yakin mereka akan mengatakan hal yang sama seperti saya.
Satu lagi, klub ini memberi saya kesempatan di Indonesia, membuat saya mengenal negara indah ini dan kompetisinya. Sekarang, saya mendapat pengalaman bekerja di Asia. Sebelumnya, saya cuma bisa membacanya di internet, sekarang melihatnya dengan mata saya langsung.

Apa rencana Anda ke depan? Masih mau melatih di Indonesia?

Prioritas saya adalah kerja di sini (Indonesia). Kalau tidak dapat klub di Indonesia lagi, saya akan mencari di negara lain. Seorang pelatih tak bisa lama berdiam diri tanpa bekerja, butuh latihan terus setiap waktu.
Igor Kryushenko. Foto: Angga Septiawan Putra/kumparan

Sudah ada klub Indonesia yang coba merekrut Anda?

Belum ada kontak dengan klub lain. Saya di sini dan terbuka untuk tawaran.
ADVERTISEMENT

Apa opini Anda soal atmosfer sepak bola Indonesia?

Jadi, ketika saya ke sini, dua tahun lalu, saya merasakan emosi yang sangat bagus dan semangat yang hebat karena setiap pertandingan dipenuhi suporter, itu sangat bagus buat tim. Jadi, suporter memberi energi untuk tim dan pelatih, menciptakan atmosfer di stadion, sehingga bagus buat tim sepak bola.
Sekarang kami bermain tanpa suporter, itu sulit, rasanya seperti laga uji coba. Namun, ini adalah masa yang sulit, Indonesia sudah lama tak menggelar kompetisi, situasi yang sangat buruk, para pemain enggak latihan, enggak bagus juga buat suporter dan pemain karena laga uji coba tak bisa dibandingkan dengan pertandingan resmi.
Namun, sepak bola Indonesia mencoba terus berkembang, itu bagus dalam situasi pandemi COVID-19. Saya harap, nantinya kompetisi bisa ada suporter, itu sangat penting. Namun, sekarang tahap demi tahap. Tim-tim harus mengatasi atmosfer laga uji coba dan laga resmi yang sangat berbeda.
ADVERTISEMENT
Saya pikir, itu menjadi hasil yang kurang bagus buat Timnas Indonesia karena para pemain tak banyak berlatih selama tak ada kompetisi. Banyak klub mengatakan tak ada yang tahu jeda panjang seberapa bisa memengaruhi fisiologi pemain.
Padahal, Indonesia punya potensi besar, banyak pemain muda bertalenta, dan para suporter menyukai sepak bola, sehingga bisa mendorong perkembangan sepak bola di sini. Sepak bola Indonesia punya masa depan cerah.
Suporter Persikabo. Foto: Instagram/ @officialpersikabo

Apa beda suporter Indonesia dan Belarus?

ADVERTISEMENT
Saya pikir di Indonesia lebih emosional. Di Indonesia, para suporter selalu memberi semangat di setiap laga. Para suporter seperti pemain ke-12.
Sangat sulit melawan tim yang didukung oleh suporter di kandang, seperti melawan 12 pemain. Suporter memahami dan tetap mendukung di saat timnya menang atau kalah, sangat penting suporter untuk mendukung timnya selalu di setiap situasi.
ADVERTISEMENT
Di Belarus, sekarang tidak banyak suporter ke stadion. Entah karena pandemi COVID-19 atau apa. Namun, sebelumnya, mungkin dalam laga-laga besar, banyak suporter datang.
Tidak seperti di sini, kalau di Indonesia, semua laga banyak suporter, tidak tergantung pada tempat, baik timnya sedang naik atau turun. Para pemain juga mendapat energi yang bagus.
Suporter Persikabo di Stadion Pakansari. Foto: Angga Putra/kumparan

Boleh ceritakan passion Anda sebagai pelatih?

Setiap orang di hidupnya ingin coba pengalaman baru. Saya ingin tantangan baru. Saya berbicara dengan Bimo dan begitu cepat mencapai sepakat. Jadi, oke saya ke sini. Jarak bukan masalah buat saya karena jiwa saya muda. Saya tua, tetapi jiwa saya muda.

Apa makanan Indonesia favorit Anda?

Ya, saya mencoba banyak makanan. Saya suka sup buntut, sup iga, soto daging, sate kambing, pecel lele, gurame. Namun, saya enggak banyak makan nasi, sedikit saja, karena saya menjaga badan.
ADVERTISEMENT