Liverpool vs Chelsea

Wawancara Luis Garcia: Yakin Xabi Alonso dan Steven Gerrard Jadi Pelatih Hebat

11 Juni 2020 16:54 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Luis Garcia. Foto: PAUL ELLIS / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Luis Garcia. Foto: PAUL ELLIS / AFP
ADVERTISEMENT
Perjalanan karier Luis Garcia tak biasa. Dia salah satu dari sedikit pemain Spanyol yang berjaya di luar ketimbang di negeri sendiri.
ADVERTISEMENT
Ia lahir di Catalunya dan menimba ilmu di Barcelona. Kemudian mencuat bersama Atletico Madrid dan meraih berbagai gelar bersama Liverpool. Ya, bersama The Reds, Garcia menggondol empat titel. Trofi Liga Champions 2004/05 salah satunya.
Garcia sempat pulang ke Atletico tiga musim berselang. Namun, itu tak lama. Sempat berseragam Racing Santander, Garcia kemudian berkelana ke berbagai belahan dunia.
Mulai dari Panathinaikos (Yunani), kemudian Puebla dan Pumas UNAM (Meksiko), Atletico Kolkata (India), dan Central Coast Mariners (Australia).
Kini Garcia sudah pensiun. Dia jadi salah satu pemain representatif La Liga. Tak heran, sih. Selain qualified dari kemampuan dan pengalaman, pria 41 tahun itu juga ramah alias cukup menyenangkan buat diajak berbicara.
ADVERTISEMENT
Luis Garcia merayakan 'gol hantu' ke gawang Chelsea pada 2005. Foto: ADRIAN DENNIS / AFP
Rabu (10/6/2020), kumparanBOLA mendapatkan kesempatan dari La Liga untuk melakukan wawancara singkat bersama pria bernama lengkap Luis Javier Garcia Sanz ini via Zoom.
Ada yang mencuri perhatian kami di sana. Terbentang dua jersi yang familier di belakang Luis. Atletico di sebelah kanan dan Barcelona di sisi sebaliknya. Plus, beberapa bola Liga Champions dan sepasang botol bir Carlsberg --sponsor Liverpool saat menggamit 'Si Kuping Besar'.
Di sini kami menanyakan beberapa pertanyaan kepada Luis. Mulai dari klub yang paling membekas, arti di balik selebrasi ikoniknya, hingga komentarnya soal potensi Xabi Alonso sebagai pelatih hebat.
Anda sudah bermain di lebih dari 10 klub berbeda. Klub mana yang paling membekas buat Anda?
ADVERTISEMENT
Dua ini contohnya (sambil menunjuk dua jersi yang terpampang di belakangnya). Ya, Atletico Madrid dan Barcelona adalah klub yang sudah saya ikuti sejak kecil. Dan saya selalu bermimpi untuk bermain bersama mereka. Atletico memberi saya kesempatan bermain di level tertinggi dan membuat saya dikenal.
Liverpool juga klub penting buat saya. Karena saya mendapatkan beberapa gelar selama tiga tahun di sana. Mereka membuat saya menjadi bagian dari sejarah klub. Saya sangat bangga akan itu.
Sebelumnya Anda menjagokan Barcelona untuk menjuarai La Liga musim ini. Bagaimana dengan Atletico? Sad but true, mereka sekarang terseok di papan tengah klasemen La Liga.
Atletico agak kesulitan di musim ini. Saya pikir itu karena transisi setelah ditinggal pergi beberapa pemain kunci. Meski demikian, saya pikir mereka bisa bersaing dengan Valencia, Getafe, Real Sociedad, dan Sevilla di zona Liga Champions.
ADVERTISEMENT
Luis Garcia saat membela Atletico Madrid. Foto: PIERRE-PHILIPPE MARCOU / AFP
Balik ke Liverpool. Salah satu yang ikonik dari Anda adalah aksi perayaan gol dengan menghisap jempol. Ada cerita di balik itu?
Itu terjadi ketika saya di Liverpool. Anak saya yang lahir pada Oktober suka menghisap jempolnya. Saya mencoba menirukannya. Eh, orang-orang menyukainya. Sejak saat itu saya memutuskan untuk terus melakukan selebrasi itu.
Beberapa mantan rekan setim Anda telah mulai meniti karier sebagai pelatih. Steven Gerrard, misalnya, dia cukup impresif bersama Glasgow Rangers. Kemudian ada Xabi Alonso yang kini membesut Real Sociedad B. So, bisa enggak, sih, Alonso menyusul Gerrard?
Tentu saja. Stevie melakukan manuver bagus dari akademi Liverpool ke Rangers. Dia melewati dua musim yang bagus di sana.
ADVERTISEMENT
Xabi Alonso melakukan hal yang sama. Walaupun dia tahu dia punya peluang melatih di tim divisi utama negara manapun, dia memutuskan untuk memulai karier kepelatihannya secara perlahan.
Dia pernah melatih di akademi Real Madrid dan sekarang dia membesut Real Sociedad di division dua. Jadi, dia melakukan langkah itu semua dan makin mengerti sepak bola dari sudut pandang yang berbeda.
Sekarang dia tahu bagaimana mengatur permainan dari pinggir lapangan Dia belajar secara perlahan dan hasilnya fantastis. Pelan tapi pasti dia melakukan tugas dengan baik di Sociedad. Saya percaya Xabi Alonso bakal jadi pelatih hebat.
Xabi Alonso, Luis Garcia, dan John Arne Riise merayakan gol untuk Liverpool. Foto: AFP/Paul Barker
Kita tahu, bagaimana cara dia bermain. Dia adalah seorang gelandang dia tahu bagaimana mengoordinasi pemain dan dia memahami permainan serta tanggap bila ada sesuatu yang salah. Itu akan menjadi suatu hal yang mudah untuknya.
ADVERTISEMENT
====
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona. Yuk, bantu donasi atasi dampak corona!
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten