Yoo Hyun-koo Tak Mau Utang Kalteng Putra Lunas dengan Cara Dicicil
PerbesarADVERTISEMENT
Yoo Hyun-koo tak habis pikir hingga kini mantan klubnya, Kalteng Putra , belum membayar tunggakan gajinya. Padahal, dalam perjanjian antara dirinya dengan Laskar Isen Mulang disebutkan bahwa utang lunas sebulan setelah Yoo hengkang atau sekitar September.
ADVERTISEMENT
Pemain 37 tahun itu menaruh kecewa lantaran tak ada niat baik dari Kalteng Putra. Ia mengaku pihak klub tak ada yang menggubris teleponnya dan sama sekali tak menghubungi dirinya.
Makanya, Yoo langsung vokal di sosial media. Ia sudah kehabisan akal bagaiamana menagih ke 'Laskar Isen Mulang '.
“Ini hak pemain. Saya kerja di lapangan untuk keluarga. Kalau Kalteng Putra baik, mereka pasti hubungi saya. Namun, mereka tidak pernah mengangkat telepon saya,” ujar Yoo.
Tak cuma Yoo yang haknya saat bermain di Liga 1 2019 belum dibayar. Ada 25 pemain lain yang nasibnya serupa.
ADVERTISEMENT
“Banyak. Semua pemain sepertinya. Kalau saya dulu kasusnya sama seperti Bobby (Satria). Kami keluar saat tengah musim. Sebenarnya, kami bisa tagih kepada klub bayar lima bulan sekaligus. Namun, kami meminta baik-baik gaji dua bulan lalu mencari tim lain. Ada yang main satu musim, seperti Patrich (Wanggai) dan (Gede) Sukadana, mereka juga belum bayar. Saya tahu itu,” kata Yoo.
Kabar baik sempat mengemuka saat Kalteng Putra berniat melunasi tunggakan gaji pemain. 'Laskar Isen Mulang' ingin mengambil subsidi Liga 2 2020 sebesar Rp1,150 miliar untuk membayar utangnya.
Hanya saja, cara tersebut ditentang Yoo. Selain jumlah subsidi yang tak sebesar total utang Kalteng Putra (Rp1,6 miliar), Yoo tak ingin pembayaran secara dicicil.
Seperti diketahui, jika Kalteng Putra memakai dana subsidi maka akan cair dalam tujuh termin.
ADVERTISEMENT
“Saya dengar mereka mau bayar dengan mencicil. Bukan dari Kalteng Putra, tapi dari PT Liga Indonesia Baru (LIB) dengan memotong subsidi. Dan, tidak cicilan dua kali, tapi tujuh sampai delapan kali. Saya kerja, tapi mereka membayar dengan cicilan. Buat apa saya kerja. Sama saja seperti saya pinjam uang dari orang dan bayar mencicil. Saya tidak mau seperti itu,” tutur Yoo saat dihubungi pada Rabu (18/3/2020).
Yoo menegaskan seharusnya Laskar Isen Mulang bertindak seperti Semen Padang dan Sriwijaya FC—dua klub yang pernah dibelanya. Meski sama-sama punya tunggakan gaji, Semen Padang dan Sriwijaya bisa langsung melunasi secara tunai.
“Belum lama manajemen Semen Padang panggil saya karena ada tunggakan gaji. Mereka takut (tidak bisa main di Liga 2 ). Makanya mereka bayar semua. Pemain asing dari jauh juga sudah dibayar semua. Kalau begini terus, tahun depan pasti terjadi lagi. Contoh lain waktu saya di Sriwijaya. Klub takut dan harus membayar tunggakan,” kata Yoo.
ADVERTISEMENT
Kasus tunggakan gaji Kalteng Putra sudah dibawa APPI (Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia) ke NDRC (National Dispute Resolution Chamber). Bila NDRC sudah membuat putusan, bisa saja Laskar Isen Mulang dihukum seperti PSPS Riau, tidak boleh mendaftar pemain. Bahasa halus agar klub tak bisa ikut kompetisi.
Berikut detail kewajiban Kalteng Putra kepada pemain yang dihimpun APPI.